Penyerahan Bantuan Stimulan Menko PMK dan Kepala BNPB RI, Kepada Korban Rumah Rusak Akibat Bencana Gempa Sumedang

SUMEDANG, RBO – Kapolres Sumedang AKBP Joko Dwi Harsono, S.I.K., didampingi Wakapolres Sumedang Kompol Meilawaty, S.H., S.I.K., M.M., memimpin pelaksanaan Apel Kesiapan pengamanan kunjungan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. dan Menteri BNPB Republik Indonesia Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, S.Sos., M.M.. yang bertempat di Alun-Alun Kabupaten Sumedang, dengan kekuatan pengamanan kegiatan tersebut sebanyak 133 personil Polres Sumedang, Kodim 0610 Sumedang, Brimob Polda Jabar, BNPB Sumedang, Dinkes Sumedang.

Kunjungan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. dan Menteri BNPB Republik Indonesia Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, S.Sos., M.M. dalam rangka penyerahan bantuan Stimulan kepada korban rumah rusak akibat bencana gempa Sumedang.

Kegiatan dihadiri oleh Kapolres Sumedang AKBP Joko Dwi Harsono, S.H., Pj. Bupati Sumedang Herman Suryatman, unsur Forkopimda Sumedang, perwakilan para korban bencana gempa Sumedang.

Pj Bupati Sumedang Herman Suryatman menyampaikan, Kesiapan unsur Forkopimda Sumedang dalam tanggap darurat bencana dalam kejadian gempa Sumedang dengan sangat cepat penanganan langsung di RSUD Sumedang, Babakan Hurip Kel. Kota Kaler, Lingkungan Cipameungpeuk Kec. Sumedang Selatan dan lokasi-lokasi lainnya di wilayah Kab. Sumedang, kerusakan yang muncul di mitigasi dan penanganan korban dapat optimal” ujar Herman.

Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Republik Indonesia Letjen TNI Suharyanto, S.Sos., M.M. menyampaikan, Gempa awal 4,1 Magnitudo, selanjutnya ada 4,8 magnitudo yang menyebabkan beberapa kerusakan, untuk korban jiwa tidak ada, 81 rumah, 187 rusak ringan, dan lainnya data akan dinamis.

Berlanjut terus, BNPB kerjasama dengan PERKIM untuk pendataan kerusakan rumah, masyarakat yang sudah hadir disini dapat bantuan paling cepat, hari ketiga sudah mendapatkan bantuan, uang tersebut benar adalah hak korban, namun ada batasan-batasan penggunaan bantuan uang tersebut untuk pembangunan rumah tidak dipergunakan kepentingan lain,” ujar Suharyanto.

“Untuk rumah yang rusak berat boleh dibangun sendiri, ada kriteria yaitu kaidah rumah tahan gempa, ada sejarah tahun 1955, 1972, sekarang kejadian di Sumedang, mudah-mudahan tidak ada gempa susulan. Selanjutnya ada pihak ketiga yang ditunjuk untuk membangun rumah tahan gempa dari PUPR, itu dapat dipergunakan,” ungkapnya.

Kemudian yang menjadi permasalahan adalah rumah rusak ringan akan dibantu oleh Pemerintahan Daerah Kabupaten Sumedang, dukungan lain ada sembako, tenda, matras, air minum dan lainnya, termasuk dukungan untuk TNI Polri yang ada di lapangan” ujar Suharyanto.

“1.325 bangunan yang dilaporkan rusak terdampak gempa akan cek satu persatu dan nanti akan diputuskan apakah kerusakan ringan, sedang, berat, atau di luar kriteria, dengan jumlah bantuan uang sebesar 30 juta untuk rumah yang rusak berat, 15 juta untuk rumah rusak sedang, dengan jumlah bantuan sebesar kurang lebih 4 milyar lebih, bantuan pemerintah termasuk cepat agar masyarakat tidak banyak menunggu bantuan pemerintah” ungkap Suharyanto.

Sambutan anggota Komisi VIII DPR RI Hj. Itje Siti Dewi Kuraesin, S.Sos., M.M menyampaikan sambutannya “Dengan adanya gempa ini turut prihatin, semoga korban bencana diberikan ketabahan dan kesabaran, kami dari Komisi VIII mengucapkan terima kasih atas bantuan kemanusiaan dari BNPB RI dan Menko PMK RI” ujar Itje.

Selanjutnya acara dilanjutkan dengan pemberian bantuan secara simbolis oleh Menko PMK Republik Indonesia perwakilan keluarga para korban bencana gempa Sumedang.

Sambutan Menteri PMK RI Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. menyampaikan “Bahwasannya Bapak Presiden RI sedianya akan hadir dikarenakan ada urusan mendadak sehingga tidak jadi agar tidak mengurangi empati terhadap para korban bencana.

“Pemerintah Sumedang dan jajaran sudah sangat sigap dalam menangani bencana sehingga dapat diminimalisir dampak bencana tersebut, pelajaran yang berharga yang harus dilakukan ke depannya, Sumedang merupakan cincin api artinya dikelilingi gunung berapi di lagian Pasifik sebanyak 170 gunung yang ada di Indonesia,” ujar Muhadjir.

“Kita ditakdirkan Allah Swt bahwa Indonesia berada di kondisi ini, kita masih bersyukur diberikan keselamatan dan musibah yang tidak terlalu parah, ini cobaan ujian bukan sebuah azab dari Allah Swt agar kita semakin meningkat kesiapan, waspada untuk kemudian hari” ujar Muhadjir.

“Pendidikan untuk selanjutnya bagi sekolah yang aman tidak terdampak, agar melanjutkan kegiatan belajar mengajar, ibu yang punya bayi, anak kecil agar dapat perhatian terutama dalam penanganan stunting yang bagus di Sumedang dengan pemberdayaan teknologi digital” ujar Muhadjir.

“Bagi korban yang cedera agar dicek diperiksa seluruh kondisi nya dapat ditangani dengan baik, selanjutnya dana bantuan rumah dipergunakan sesuai ketentuan. Dana Stimulan adalah dana perangsang membangun rumah yang rusak dengan dana swadaya korban jangan dipergunakan untuk kepentingan lainnya” ujar Muhadjir.

Kegiatan Menko PMK Republik Indonesia Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. dan Menteri BNPB Republik Indonesia Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, S.Sos., M.M. beserta rombongan melakukan kunjungan ke lokasi bencana di Cipameungpeuk Kec. Sumedang Selatan Kab. Sumedang. (Humas/Nbbn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *