Pemkab OKI Hadapi Defisit Rp560 Miliar, Salim Kosim: Harus Ada Strategi Fiskal yang Jelas
Ogan Komering Ilir, RBO – Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) menghadapi defisit anggaran sebesar Rp560 miliar pada awal kepemimpinan Bupati Muchendi – Supriyanto tahun 2025. Defisit ini berpotensi menghambat pembangunan dan pelayanan publik jika tidak segera ditangani dengan strategi yang efektif.
Direktur Prisma Institute Sumsel, Salim Kosim, menilai bahwa kebijakan fiskal yang jelas dan terukur sangat dibutuhkan untuk menekan defisit ini. Menurutnya, pemerintah daerah harus mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta melakukan efisiensi belanja agar kondisi fiskal tetap stabil.
“Pemkab OKI harus serius dalam meningkatkan PAD. Sumber-sumber pendapatan daerah yang potensial harus dieksplorasi lebih jauh, terutama dari sektor pajak dan retribusi daerah,” ujar Salim Kosim saat diwawancarai, Senin (3/2).
Berdasarkan data dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) OKI, total belanja daerah pada tahun 2025 diproyeksikan mencapai Rp2,58 triliun.
Rincian anggaran tersebut terdiri dari belanja operasional sebesar Rp1,05 triliun, belanja modal Rp290,22 miliar, belanja tak terduga Rp10 miliar, serta belanja transfer Rp447,95 miliar. Sementara itu, pendapatan daerah bersumber dari PAD sebesar Rp288,81 miliar, pendapatan transfer Rp2,25 triliun, dan pembiayaan Rp49,16 miliar.
Langkah Strategis dalam Menekan Defisit
Melihat kondisi ini, Salim Kosim yang juga alumni Universitas Terbuka, menyarankan beberapa langkah strategis jangka pendek untuk mengatasi defisit, di antaranya:
1. Efisiensi Belanja – Mengurangi program-program yang kurang prioritas dan memastikan setiap pengeluaran memiliki dampak nyata bagi masyarakat.
2. Peningkatan PAD – Mengoptimalkan sektor pajak dan retribusi daerah serta memanfaatkan sumber pendapatan yang belum tergarap secara maksimal.
3. Optimalisasi Dana Transfer – Mengupayakan peningkatan dana insentif daerah dan alokasi transfer pusat melalui perencanaan anggaran yang lebih efektif.
Selain langkah jangka pendek, ia juga menekankan pentingnya strategi jangka menengah dan panjang, seperti reformasi sistem pajak dan retribusi serta diversifikasi ekonomi lokal agar tidak terlalu bergantung pada dana transfer dari pemerintah pusat.
“Pemerintah harus memastikan belanja daerah berjalan efektif. Program yang tidak berdampak langsung pada masyarakat perlu dievaluasi. Selain itu, Pemkab OKI bisa menggandeng sektor swasta dalam investasi daerah untuk meningkatkan pendapatan,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa kebijakan fiskal yang lebih berkelanjutan dengan perencanaan anggaran berbasis data harus menjadi prioritas pemerintah daerah.
“Pemkab OKI harus berani melakukan inovasi kebijakan dalam pengelolaan anggaran. Tanpa strategi yang jelas, defisit ini bisa menjadi masalah yang berkepanjangan,” tutupnya.
Pemerintah Kabupaten OKI sendiri hingga saat ini masih mengkaji berbagai strategi dalam menekan defisit anggaran.
Bupati Muchendi – Supriyanto diharapkan dapat mengambil langkah konkret guna menjaga stabilitas fiskal daerah dan memastikan pembangunan tetap berjalan tanpa mengorbankan pelayanan publik. (Nov)
Average Rating