Carut Marut Ditubuh Disdik Kab Bogor, Diduga Jual Beli Proyek Kian Marak

BOGOR, RB.Online – Berbagai macam adanya dugaan temuan di lapangan terkait seputar proyek pembangunan  pada Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor  tahun 2021.

Berdasarkan hasil investigasi RB.Online di lapangan disinyalir selain kian marak jual beli paket pada proyek fisik di tubuh Disdik kabupaten Bogor, juga lemahnya  pengawasan serta adanya pembiaran oleh pihak terkait sehingga terkadang di lapang dalam plaksanaanya terkesan asal – asalan.

Salah satunya diduga kuat terjadi pada proyek rehabilitasi ruang kelas SDN Sarongge Kec. Cileungsi yang di kerjakan oleh CV. Lalindo Jaya Abadi selaku penyedia jasa dan CV. Catha Agun Karya sebagai konsultan pengawas.

Berdasarkan temuan di lapangan, diduga kuat paket dimaksud sudah beberapa kali pindah tangan (sub-kontrak) dari pememenang lelang, sehingga dapat berdampak buruk akan mutu dan kwalitas bangunan kedepan.

Berbagai macam problema ditemukan seputar carut – marut di tubuh Disdik kab Bogor, mulai dari menjamurnya perusahaan tertentu menjadi pelaksana pekerjaan di lapangan, padahal peserta tersebut bukan pemenang lelang.

Ada apa dengan Sisdik kab. Bogor hingga menimbulkan kecurigaan, tidak menututup kemungkinan ada pengondisian pada perusahan tertentu yang sudah memiliki ciri khusus dalam proses lelang (calon pengantin) demi meraih bintang.

Diduga kuat ada skandal terselubung, terorganisir, sistematis dan masif terkait proses lelang, yang disinyalir melibatkan korporasi dan kroni – kroni mereka.

Belum lagi ditambah lemahnya pengawasan dan terkesan pembiaran oleh konsultan di lapangan, sehingga pihak pelaksana dengan leluasa bisa berbuat lari dari spek-teknis, yang bermuara pada kerugian negara akibat mutu dan kwalitas tidak sesuai standar.

Dan secara otomatis bau MARK UP tidak terhindarkan, artinya terindikasi ada kelebihan pembayaran oleh Pemkab pada penyedia jasa tertentu.

Salah satunya terjadi pada proyek rehabilitasi berat SMPN 1 Citeureup, dimana berdasarkan hasil pantauan media di lapangan, selain menggunakan bahan yang tidak sesuai standar pada pembesianya juga pihak pelaksana tidak menjalankan pekerjaan mengacu sesuai pada gambar (Shoof Drawing).

Anehnya dalam pelaksanaanya terkesan dibiarkan oleh konsultan pengawas. Sampai berita ini dilansir, sejumlah pihak belum bisa dimintai klarifikasinya. (Tono)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *