Proyek Milyaran Rupiah Irigasi Tetes Penangkar Bibit Jagung di Desa Bontomanai Disoal Warga

Takalar, RB.co.id – Proyek Irigasi tetes penangkar bibit jagung di desa Bontomanai kecamatan Mangarabombang kabupaten Takalar Bersoal.

Proyek tersebut dikerjakan dua pelaksanaan yaitu pembangunan Sumur Dangkal Drip Irigasi dikerjakan oleh pemenang tender CV. tiga Putra dengan anggaran senilai Rp.1.481.166.666.20.

Sedangkan pengadaan intilasi perpipaan Drip Irrigation yang dikerjakan oleh pemenang tender PT.Daya Santosa Rekayasa dengan anggaran senilai Rp.17.550.079.745.70 dari Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Propensi Sulawesi Selatan.

Proyek tersebut akan dijadikan program irigasi Tetes Penangkar Bibit jagung didesa Bontomanai kecamatan Mangarabombang, namun sungguh ironi pekerjaan tersebut diduga tidak sesuai Bestek.

Proyek Milyaran Rupiah Irigasi Tetes Penangkar Bibit Jagung di Desa Bontomanai Disoal Warga

Hal ini dibuktikan saat media ini terjun ke lapangan bahwa galian perpipaan hanya kedalaman kurang lebih 30 cm dan pemasangan pipa kecilnya tidak merata. Seperti yang diungkapkan salah satu warga Bontomanai.

“Galian pipanya berkisaran 30 cm, dan pipa kecilnya yang kelihatan tidak merata dan cara pemasangannya dan tidak kuat, kalau tidak percaya kita cabut mi pak,” kata warga berinisial M belum lama ini yang sempat lahannya kenah galian perpipaan.

Selain itu, salah satu warga Bontomanai berinisial S juga keberatan atas lahan miliknya dijadikan irigasi tetes penangkar bibit jagung. Saat dikonfirmasi S mengatakan bahwa, ia selaku pemilik lahan menolak irigasi tetes penangkar bibit jagung yang ada di desa Bontomanai lantaran tidak pernah di undang rapat.

“Saya tidak pernah diundang dalam rapat, hanya ketua kelompok tani yang lain bersama pemerintah desa saja yang diundang,” kesal warga berinisial S.

Pemilik lahan kecewa, tidak pernah diundang rapat

Selain itu S menyebut, ada beberapa ketua kelompok tani yang tidak memiliki lahan, namun mendukung program irigasi tetes penangkar bibit jagun tanpa persetujuan pemilik lahan.

Sehingga S sebagai pemilik lahan bertanya-tanya, ada apa sebenarnya ini karena dirinya tdak pernah di undang rapat, padahal S juga ketua kelompok tani.

“Saya sebagai warga desa Bontomanai kecewa dan menolak irigasi tetes penangkar bibit jagung dan menolak lahan saya termasuk kawasan penangkar bibit jagung,” pungkasnya.

Sementara, pelaksana proyek belum berhasil dikonfirmasi sampai berita tayang. (Arsyad Sijaya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *