MAJALENGKA, RBO – Program Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2023 telah disalurkan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Majalengka pada bulan Juli lalu.
Program bantuan tersebut dikerjakan secara swakelola oleh sekolah masing-masing dengan 90 hari kalender, untuk SMPN ada 13 sekolah dengan jumlah anggaran Rp 18 miliar.
SMPN yang dapat bantuan DAK itu nilainya variatif, karena ada untuk rehabilitasi ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang lab, ruang guru, gedung perpustakaan, dan untuk rehab Water Closet (WC), terang Kadisdik Kabupaten Majalengka, Dr. Hj. Lilis Yuliasih, M.MPD.
Sementara itu, menurut H. Memet Ahmad Selamet.Spd, Mpd. sebagai Kasi SMP Disdik Kabupaten Majalengka mengatakan, dengan adanya progam DAK yang disalurkan secara langsung ke setiap sekolah, mudah-mudahan sekolah SMP bisa lebih maju lagi dan nyaman untuk di gunakan kegiatan belajar mengajar.
Bantuan DAK di tahun 2023 setara SMPN sejumlah 13 sekolah, diantaranya SMPN 2 Jatiwangi, SMPN 1 Leuwimunding, SMPN 1 dan SMPN Dawuan, SMPN 1 Kasokandel, SMPN 1 Kertajadi, SMPN 1 Majalengka, SMPN 1 Malausma, SMPN 2 Kertajati, SMPN 2 Sumberjaya, SMPN 3 Ligung, SMPN 4 Jatiwangi, dan SMPN 7 Majalengka, dengan total anggaran 18 miliar, untuk sisanya dibangun melalui prgram DAU yang dikerjakan oleh pihak ke -3
Ironisnya di lapangan sungguh sangat memprihatinkan, pasalnya setiap kepala sekolah yang mendapat bantuan program DAK senantiasa alergi terhadap awak media.
Padahal banyak hal yang perlu disampaikan insan pers selaku kontrol sosial demi membangun komunikasi yang konstruktif dalam mengawal anggaran yang nilainya cukup fantastic guna meningkatkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan mendongkrak mutu pendidikan.
Salah satunya adalah Ragung, S.Pd Kepala SMPN 2 Jatiwangi baru-baru ini senantiasa selalu tidak ada di tempat kerja dengan alasan sakit, rapat ke Dinas Kabupaten dan lain sebagainya.
Begitu juga Kepala SMPN 1 Leuwimunding, Arta, S.Pd raib entah kemana hampir setiap hari tak pernah muncul di sekolah, termasuk Aon Nuralamiin,S.Pd Kepala SMPN 2 Kertajati modusnya idem alias ngumpet diduga alergi terhadap wartawan. Ini yang perlu digarisbawahi dalam arti tanda kutip, kenapa dan ada apa.
Sementara hasil investigasi media Reformasi Bangsa banyak temuan diduga pelaksanaan program DAK tahun anggaran 2023 sarat dengan penyimpangan terutama bahan matrial genteng disinyalir menggunakan kualitas (kw2) dan campuran adukan semen asal-asalan seakan-akan program ini dijadikan ajang bancakan pihak sekolah yang mendapat kucuran dana bantuan pemerintah.
Menyikapi anasir hal tersebut di atas seyogianya dinas terkait dan aparat yang berwajib segera turun ke lapangan agar program tersebut benar-benar sesuai dengan juklak dan juknis. (M.Yahya)