Penulis: Abd.Mukti
Pemerhati Kehidupan Beragama
Kalau ada orang cerita syirik atau kesyirikan, janganlah kita selalu terbayang zaman jahiliyah dulu saat Abu Jahal dan kaum kafir Quraisy menyembah berhala.
Sebab kalau kita perhatikan zaman now pun tidak sedikit orang-orang yang perilakunya ‘nyerempet-nyerempet’ atau bahkan terjebak dalam lembah hitam kesyirikan.
Sebagaimana yang Allah swt telah informasikan kepada hambaNya yang termaktub dalam Al-Quran :
وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُم بِاللَّهِ إِلَّا وَهُم مُّشْرِكُونَ“
“Dan sebagian besar manusia tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan-Nya (dengan sembahan-sembahan lain)”. [Yûsuf/12:106]
Karena informasinya dari Allah swt, tak ada yang bisa membantahnya bahwa syirik itu memang ada dan bahkan ada disekitar kita. Tidak sedikit manusia yang karena mengikuti tradisi atau adat istisdat nenek moyang mereka terjebak dalam kesyirikan.
Tradisi Nenek Moyang
Terkait dengan tradisi atau adat istiadat nenek moyang dalam Islam sebenarnya tidak ada larangan karena sebagai kearipan lokal. Tentu selama tradisi itu tidak ‘nyerempet-nyerempet’ atau bahkan secara nyata bertabrakan dengan aqidah Islam.
Tradisi-tradisi yang masih mereka lakukan antara lain membuat ‘sesaji’ atau sajen yang digunakan sebagai ‘tumbal’ seperti saat bangun rumah pakai sesajen. Saat akan panen padi buat sesajen. Bersyukur buat sesajen dalam ritual ‘sedekah bumi’ yang dipersembahkan untuk ‘danyang-danyang’ penunggu bumi.Na’udzubillah mindzalik
Sesajen yang mereka sajikan itu biasannya berupa makanan tertentu dan atau kepala kerbau yang dipersembahkan untuk laut, gunung atau untuk pohon yang dianggap kramat.
Ritual sesajen itu jelas tidak dikenal dalam Islam, tidak ada perintah atau anjuran dalam Al-Quran maupun Hadits. Kalaulah dalam sesajian itu diniati makanannya untuk Allah juga salah,alias bid’ah. Karena Allah tidak pernah minta rizqi dan makan kepada makhlukNya, justru Allahlah Yang Memberi rizqi dan makan kepada makhlukNya.firman Allah swt :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُون
“Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepadaku. Tidaklah Aku menginginkan rezeki dari mereka dan Aku tidak mengharapkan mereka memberi makan kepada-Ku” (Adz-Dzaariyaat 56-57)
Kalau ritual sesajen itu dipersembahkan untuk danyang-danyang, jin, setan atau penunggu laut, gunung atau penunggu pohon jelas hal ini perbuatan syirik. Karena beribadah dalam Islam itu hanya kepada Allah swt. Kita umat Islam setiap shalat baca ‘iyyaka na’budu waiyyaka nasta’iin’- hanya kepadMu kami menyembah dan hanya kepadaMulah kami mohon pertolongan.
Dalam salah satu hadits diriwayatkan, ada dua orang lelaki yang satu masuk neraka dan satunya lagi masuk surga. Orang yang masuk neraka hanya karena mempersembahkan sesaji untuk berhala , sementara yang menolak memberi sesaji masuk surga. Ini haditsnya :
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallambersabda,
ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﺭَﺟُﻞٌ ﻓِﻲْ ﺫُﺑَﺎﺏٍ , ﻭَﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭَ ﺭَﺟُﻞٌ ﻓِﻲْ ﺫُﺑَﺎﺏٍ، ﻗَﺎﻟُﻮْﺍ : ﻭَﻛَﻴْﻒَ ﺫَﻟِﻚَ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻣَﺮَّ ﺭَﺟُﻼَﻥِ ﻋَﻠَﻰ ﻗَﻮْﻡٍ ﻟَﻬُﻢْ ﺻَﻨَﻢٌ ﻻَ ﻳَﺠُﻮْﺯُﻩُ ﺃَﺣَﺪٌ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﻘَﺮِّﺏَ ﻟَﻪُ ﺷَﻴْﺌًﺎ، ﻓَﻘَﺎﻟُﻮْﺍ ﻷَﺣَﺪِﻫِﻤَﺎ : ﻗَﺮِّﺏْ، ﻗَﺎﻝَ : ﻟَﻴْﺲَ ﻋِﻨْﺪِﻱْ ﺷَﻲْﺀٌ ﺃُﻗَﺮِّﺏُ، ﻗَﺎﻟُﻮْﺍ ﻟَﻪُ : ﻗَﺮِّﺏْ ﻭَﻟَﻮْ ﺫُﺑَﺎﺑًﺎ، ﻓَﻘَﺮَّﺏَ ﺫُﺑَﺎﺑًﺎ ﻓَﺨَﻠُّﻮْﺍ ﺳَﺒِﻴْﻠَﻪُ ﻓَﺪَﺧَﻞَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭَ، ﻭَﻗَﺎﻟُﻮْﺍ ﻟِﻶﺧَﺮِ : ﻗَﺮِّﺏْ، ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﻣَﺎ ﻛُﻨْﺖُ ﻷُﻗَﺮِّﺏَ ﻷﺣَﺪٍ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﺩُﻭْﻥَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻓَﻀَﺮَﺑُﻮْﺍ ﻋُﻨُﻘَﻪُ ﻓَﺪَﺧَﻞَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ
“Ada seseorang yang masuk surga karena seekor lalat dan ada yang masuk neraka karena seekor lalat pula.”Para sahabat bertanya: “Bagaimana itu bisa terjadi ya Rasulullah?Rasul menjawab: “Ada dua orang berjalan melewati sebuah kaum yang memiliki berhala, yang mana tidak boleh seorangpun melewatinya kecuali dengan mempersembahkan sesuatu untuknya terlebih dahulu, maka mereka berkata kepada salah satu di antara kedua orang tadi: “Persembahkanlah sesuatu untuknya!” Ia menjawab: “Saya tidak mempunyai apapun yang akan saya persembahkan”, mereka berkata lagi: “Persembahkan untuknya walaupun seekor lalat!” Maka iapun mempersembahkan untuknya seekor lalat, maka mereka membiarkan ia untuk meneruskan perjalanannya, dan iapun masuk ke dalam neraka. Kemudian mereka berkata lagi kepada seseorang yang lain: “Persembahkalah untuknya sesuatu!” Ia menjawab: “Aku tidak akan mempersembahkan sesuatu apapun untuk selain Allah, maka merekapun memenggal lehernya, dan iapun masuk ke dalam surga” (HR. Ahmad).
Subhanallah, seekor lalat itu binatang yang sangat hina menjijikan yang selalu hinggap ditempat yang kotor. Hanya karena membuat tumbal binatang yang remeh, orang bisa terjatuh ke jurang neraka yang mengerikan kekal abadi.
Apalagi kalau membuat sesajian untuk tumbal atau dipersembahkan untuk jin setan yg katanya penunggu bumi ini tentu akan lebih fatal, syirik akbar .Na’udzubillah mindzalik.
Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid menjelaskan,
تدل ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﻟﻢ ﻳﺴﺘﻌﻈﻢ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺸﺮﻙ، ﻭﻟﻢ ﻳﻨﻜﺮﻩ ﺑﻘﻠﺒﻪ، ﺑﻞ ﻓﻌﻠﻪ ﻭﻫﻮ ﺭﺍﺽ ﺑﻪ، ﻭﻣﺜﻞ ﻫﺬﺍ ﻻ ﺷﻚ ﺃﻧﻪ ﻳﻜﻔﺮ
“Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak menganggap besar perkara kesyirikan dan tidak mengingkari dalam hatinya, bahkan ia lakukan dengan ridha. Semisal ini tidak diragukan lagi telah kafir” (Fatwa Sual Wal Jawab no. 280192).
Kondisi musyrikin
Terkait kondisi musyrikin Allah SWT telah memberikan informasi dalam firmanNya :
Apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan oleh Allah,” mereka menjawab,: “(Tidak), kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami.” (Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui sesuatu pun dan tidak mendapat petunjuk? (Al-Baqarah: 170).
Itulah nampaknya kesyirikan atau membuat tandingan kepada Allah swt, sebagian masyarakat dalam perilaku syiriknya sering berargumentasi bahwa mereka mengikuti tradisi leluhur tanpa mempertimbangkan apakah bertabrakan dengan syariat Islam apakah tidak.
Seharusnya seorang Muslim harus mendahulukan syariat Allah SWT di atas segala hal. Dia harus mengutamakan syariat daripada hawa nafsu, adat-istiadat, dan pendapat akalnya.
Ancaman Untuk Orang Musyrik
Yang lebih menjadi perhatian kita bahwa ritual sesajen ini merupakan syirik akbar yang ancamanya sangat besar yaitu diharamkan surga dan tempat kembalinya adalah neraka.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّهُ ُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” (QS. Al Maidah: 72).
Dan dosa kesyirikan itu tidak akan Allah ampuni apabila pelakunya meninggal dan belum bertaubat.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa’: 48).
Untuk itu jika ada para sahabat muslim yang dari dulu melakukan tradisi sesajen, bertobatlah dan tinggalkanlah dengan rasa penyesalan dan banyak-banyak ‘istighfar’ mohon ampun kepada Allah swt. Bersyahadatlah dan laksanakan shalat tobat. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Penerima tobat hambaNya yang bertobat dengan sungguh-sungguh.
Nashrun Minallah Wafathun Qariib.
Kuala Tungkal, 21 Agustus 2024