Sumedang, RBO – Babinsa Koramil 1007/Conggeang Serma dia Rohdia, bersama Kepala Desa Padaasih, Ketua PKK beserta Bidan Desa memberikan sembako berupa telor terhadap anak yang kena Stunting berjumlah 9 orang anak yang ada di Desa Padaasih kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.
Hal tersebut disampaikan oleh Danramil 1007/Conggeang Kapten Inf. Lilo Witjaksono di Makoramil 1007/Conggeang, Senin(24/07/2023)
Danramil mengatakan, bahwa pemberian bantuan sembako oleh Babinsa Serma Dia Rohdia bersama kepala desa, ketua ppk dan Bidan Desa kepada 9 orang anak yang kena Stunting diwilayah desa Padaasih Kecamatan Conggeang.
“Ini dilakukan sebagai bentuk rasa kepedulian Babinsa dan aparatur desa terhadap warga diwilayah binaan teritorialnya,” ucapnya.
“Danramil menambahkan, bantuan sembako yang diberikan kepada 9 orang anak yang terkena stunting ini diharapkan dapat menambah asupan gizi dan ikut serta mendukung program pemerintah.
“Bagi mereka juga sebagai upaya mempererat tali silaturahmi antara Babinsa / warga masyarakat di wilayah binaan teritorialnya,” tegas Danramil.
Danramil menegaskan, kegiatan pemberian dan penyaluran bantuan ini dilakukan sebagai bentuk perhatian agar permasalahan stunting khususnya di wilayah Koramil 1007/Conggeang bisa segera teratasi dengan cepat dan tepat.
Bahwa bantuan tambahan makanan dan gizi ini juga merupakan salah satu bentuk upaya dalam mendukung program pemerintah dalam menuntaskan kasus anak yang beresiko stunting.
“Bantuan diberikan kepada keluarga yang mempunyai anak yang beresiko stunting, diharapkan dapat berguna bagi anak balita untuk mendukung kebutuhan asupan gizi dan vitamin,” ungkapnya.
Selain itu juga Danramil menyampaikan, bahwa pemerintah saat ini tengah gencar melaksanakan program pencegahan stunting dan kurang gizi bagi anak balita.
“Perlunya pencegahan dan perhatian khusus terhadap balita yang beresiko stunting harus menjadi perhatian bersama, baik pemerintah, swasta dan juga perhatian orang tua dalam memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan anak-anak,” pungkasnya. (Nababan)