Diduga Hindari Pertanyaan Puluhan Jurnalis, Ketua KPUD Kab Bogor Hilang Bak Ditelan Bumi

0 0
Read Time:3 Minute, 11 Second
https://www.profitablecpmrate.com/ki4sf672yj?key=11d19e0ce7111b57c69b1b76cd2593c6

BOGOR, RBO – Prilaku aneh sekaligus sangat tak terpuji seorang pejabat publik, nampaknya sedang jadi trend di negeri ini. Hal tersebut pun terjadi di wilayah Kabupaten Bogor kemarin, Rabu (4/1/2023) di lokasi Aula Rapat Hotel Lor Inn Sentul.

Hal aneh dan tidak terpuji yang dilakukan Ketua KPUD Kab. Bogor kemarin adalah salah satunya. Yang diduga sengaja melarikan diri, guna hindari pertanyaan puluhan pemburu berita, di beberapa jam pasca memimpin rapat jajarannya.

Ialah Ummi Wahyuni, MM yang diduga telah melarikan diri saat akan diwawancarai para wartawan, yang sudah menungguinya lama hingga berjam jam, kini jadi populer alias ngetop karena perilaku anehnya yang tak terpuji itu.

Menyikapi hiruk pikuk hal tersebut, Wakil Koordinator dari FPII Bogor Raya (Forum PERS Independen Indonesia Bogor Raya), Aa Asep, turut angkat bicara. Menurutnya, hal tersebut merupakan ciri perilaku aneh dan tak terpuji bagi Public Figur. Apalagi itu dilakukan seorang pejabat, itu lebih aneh dan tak terpuji lagi.

“Waduh, kok segitunya ya, pertanyakan dong biar jelas alasannya kenapa atau ada apa dia dengan profesi kita. Ada masalah apa menjauhi para jurnalis gitu, kan sudah selayaknya si pejabat publik itu wellcome pada jurnalis,” ucap salah satu jurnalis Aa Asep.

Menurutnya, dia itu telah disumpah, atas nama Tuhannya, sebagai abdi Negara juga sekaligus pelayan masyarakat. Padahal, tugas dan tanggungjawab jabatan yang diembannya, melayani kepentingan masyarakatnya dengan sepenuh hati.

“Nah para wartawan itu juga kan bagian dari masyarakat di negeri ini,” tutur Aa Asep (sapaan akrabnya) pada tim pewarta.

Dia juga menambahkan, menurutnya seharusnya tak boleh ada lagi figur pejabat berkarakter negatif seperti itu di negara ini, khususnya di Pemda Kabupaten dan di Kota Bogor yang BERIMAN.

“Kalau menurut Saya, harus nya pejabat pemerintah itu, bersikap supel dan humanis dalam menjalani tupoksinya apa pun jabatannya. Jalanin dengan baik dan benar, juga sungguh sungguh serta full dedikasi, untuk kepentingan segenap warga masyarakat, termasuk para jurnalis,” cetusnya.

“Tak boleh seenak perutnya kaya gitu, itu preseden buruk kan namanya, setidaknya untuk instansinya secara internal, itu jelas preseden buruk,” pungkas Asep.

Adapun hal tersebut jadi hiruk pikuk, pasalnya ketika sejumlah wartawan tengah meliput kegiatan pelantikan pengurus Panitia Pemilihan tingkat Kecamatan (PPK) se Kab Bogor, untuk pelaksana an pemilu 2024 nanti.

Salah seorang staf diSekretatariat KPUD Kab Bogor, Seftian, itu mengarahkan para pewarta untuk keluar, dengan alasan akan digelar rapat orientasi internal KPUD, yang bersifat tertutup.

Dirinya pun menyarankan, apabila para wartawan mau mewawancarai Ketua KPUD (Ummi wahyuni : red), nanti akan difasilitasi waktunya, yakni setelah rapat orientasi tersebut tadi selesai, begitu kronologi awalnya.

Demi tegaknya hukum di Negara hukum ini, mengacu pada UU No.14 tahun 2008, tentang KIP (Keterbukaan Informasi Publik), serta UU PERS No. 40 tahun 1999, tentang Kebebasan PERS dan Perlindungan PERS di Indonesia ini.

Dari kronologi diatas tadi sebenarnya para wartawan, bisa mengabai kan himbauan si staf KPUD itu, sebab kegiatan tersebut bukan kegiatan rahasia.

Namun demi menjunjung tinggi etika profesinya, hal itu tidak mereka lakukan. Disana lah konteks saling menghargai diperlihatkan oleh para wartawan Bogor masih menghormati pihak KPUD yang mengaku akan memfasilitasi wawancarai ketua KPUD.

Meskipun yang bersangkutan (Seftian : red) ternyata sudah tidak ada di lokasi, seolah dia setali tiga uang dengan Ketua KPUD.

Baru setelah dihubungi oleh beberapa wartawan ke telepon selulernya, didapat jawaban melalui pesan text What’s App nya. Seraya dia menjelaskan dan memohon maaf pada para wartawan.

“Saya mohon maaf pada rekan-rekan media yang ikut hadir, perut saya sakit (BAB) terus, sekarang saja sedang di jalan menuju klinik ni, tadi saya udah sampaikan sama Bu Ketua, bahwa ditungguin rekan-rekan, udah nungguin lama dan mohon untuk bisa dilayani,” ujar Seftian.

Para wartawan mencoba menghubungi Ketua KPUD saat itu, guna meminta tang gapan melalui pesan What’s App pribadinya, tapi kontak yang bersangkutan nampak sudah tak aktif lagi.

Hingga berita di Reformasi Bangsa Online ini diturunkan, masih belum mendapat tanggapan dari pihak bersangkutan. (Asep Didi/Tim AIPBR/Tim FPII Korwil Bogor Raya)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *