Budayawan Sujiwo Tejo dukung Polri Lebih Sering Patroli tanpa Lelah

Jakarta, RBO – Budayawan Sujiwo Tejo mendukung Polri terus menciptakan rasa aman di masyarakat. Dia mendukung agar seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan perlindungan keamanan.

“Saya setuju bahwasanya intinya Pak Agus (Wakapolri Komjen Agus Andrianto), Pak Listyo (Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo), tadi tentang pentingnya polisi dan keamanan, saya setuju banget,” kata Sujiwo dalam rilis akhir tahun Polri 2023 di gedung Rupatama Polri, Jakarta, Rabu (27/12/2023).

“Karena bagi saya negara ini boleh nggak ngasih makan boleh nggak ngasih kesehatan, kalau nggak ada duit, tapi kalau rasa aman saja nggak bisa dikasih negara, mending negara dibubarkan saja,” tambahnya.

Sujiwo juga menyarankan Polri untuk rutin melaksanakan patroli yang berdampak pada munculnya rasa aman di masyarakat. Patroli dinilai dapat meredam potensi tindak kriminal.

“Nah, rasa aman itu, saya setuju, (dilakukan dengan) keliling, sering patroli. Tapi rasa aman jangan sampai mengancam, Pak,” ujarnya.

Dia juga meminta agar ujian pembuatan surat izin mengemudi (SIM) diperketat demi keamanan bersama pengguna jalan. Dia mengungkap ada sejumlah pelanggaran yang dilakukan para pengguna jalan.

“Tolong diperketat, Pak. Karena ini menyangkut keselamatan kita bersama,” ucapnya.

Dalam kesempatan ini, Sujiwo juga mengusulkan agar lampu strobo tidak sampai mengganggu penglihatan di jalan. Menurutnya, cahaya biru dari strobo mengganggu penglihatan.

“Bisa nggak lampu polisi yang biru diganti ijo, bukan karena PKB, karena ke mata sakit banget, Pak, kalau di tol, begitu disalip, wah coba deh dicek ke ahli mata, saya nggak tahu kalau itu peraturan internasional. Tapi mestinya aman,” katanya.

Budayawan Sujiwo Tejo mendukung Polri terus menciptakan rasa aman di masyarakat. (YouTube Divhumas Polri)

Lebih lanjut, Sujiwo juga meminta agar penggunaan sirene oleh polisi dikurangi. Menurutnya, pemakaian itu hanya pantas digunakan ketika presiden, wakil presiden, atau kendaraan prioritas lain melintas di jalan.

“Pak Listyo waktu pertama dilantik akan mengurangi ‘nguing-nguing’, kecuali untuk presiden dan wakil presiden, itu sering banget bukan 7 orang itu, bisa nggak itu tegurannya? Itu mengurangi kenikmatan kita sebagai rakyat, sorry ya aku misuh di sini, tapi ini bukan misuhan ya, tapi Jawa Timur kan keakraban, kita bayar pajak, bisa nggak, Pak, itu dikurangi?” katanya.

Sujiwo juga memuji humanisme anggota Polri. Dia menceritakan saat pertunjukan wayang pernah dijaga polisi sepanjang malam hingga pagi.

“Saya salut, mari tepuk tangan untuk Polri. Seminggu lalu saya mendalang di Sigli Aceh, kolaborasi dengan Saman, Tari Sedati. Tapi tetua adat mengatakan di sini hanya bisa sampai jam 12 karena nggak pernah ada wayangan semalam suntuk,” ujarnya.

“Waduh kami padahal dengan rombongan Solo biasanya semalam suntuk karena doanya jam 3. Polisi setempat membolehkan, kita yang jadi tahu diri sekarang, akhirnya jam 12 itu lampu saya matikan, kita hanya wayangan sendiri tapi tetap dijaga polisi sampai pagi. Artinya, bisa nggak yang kayak gini nih, tegas tapi humanis,” imbuh dia. (Humas Polri/Nbbn)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *