Baru Menjabat, Kepala SDN Situdam 1 Diduga Bohongi Wartawan
Karawang, RBO – Awal masa jabatan kepala sekolah baru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Situdam 1, Kecamatan jatisari, diwarnai oleh insiden yang mencederai prinsip transparansi dan keterbukaan informasi publik.
Kepala Sekolah yang baru, bernama Tita S. Pd., diduga telah berbohong kepada sejumlah awak media yang hendak melakukan wawancara dengan menyatakan bahwa kepala sekolah sedang tidak ada di tempat,” padahal sosok yang memberikan pernyataan tersebut adalah dirinya sendiri.
Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu (24/9/2025) pagi, ketika dua orang wartawan dari media lokal mendatangi SDN Situdam 1 untuk meminta konfirmasi dan klarifikasi terkait rencana program “Sekolah Baru” yang baru-baru ini dicanangkan oleh dinas pendidikan setempat. Para wartawan tersebut berniat untuk kontrol sosial
Menurut penuturan salah seorang wartawan, Hadni, mereka tiba di sekolah sekitar pukul 10.00 WIB dan disambut oleh seorang staf di ruang lobi.
“Kami sudah memperkenalkan diri secara resmi, menunjukkan identitas pers, dan menyampaikan maksud kedatangan kami dengan baik, yaitu untuk bertemu dengan Bapak Kepala Sekolah,” ujar Danu saat dihubungi pada Kamis (25/9/2025).
Tak lama kemudian, seorang yang berpenampilan rapi keluar dari salah satu ruangan menanyakan keperluan para wartawan. Setelah mendengar maksud dan tujuan mereka, pria itu dengan tenang menjawab,
“Mohon maaf, Bapak Kepala Sekolah sedang tidak ada di tempat. Beliau sedang ada rapat di dinas pendidikan,” ucapnya.
Merasa informasi tersebut sudah cukup, para wartawan pun berpamitan dan meninggalkan area sekolah. Namun, kebohongan tersebut terbongkar secara tidak sengaja.
Saat hendak keluar dari gerbang sekolah, mereka berpapasan dengan salah seorang guru senior yang kebetulan mengenali salah satu wartawan.
Dalam obrolan singkat, wartawan menanyakan kapan biasanya kepala sekolah ada di tempat agar insan pers bisa kembali lagi. Guru tersebut justru kaget dan berkata.
“Lho, bukannya Bapak tadi sudah bicara langsung dengan kepala sekolah yang baru? Pria yang tadi menemui Bapak itu ya Pak Budi, kepala sekolah kami’,” tutur Danu, menirukan ucapan guru tersebut.
Sontak, para wartawan merasa terkecoh dan sangat menyayangkan sikap tidak profesional yang ditunjukkan oleh seorang pemimpin institusi pendidikan.
Mereka kembali ke lobi untuk mencoba meminta klarifikasi ulang, namun yang mengaku bukan kepala sekolah itu sudah tidak terlihat dan staf yang ada di sana mengatakan “ibu sedang sibuk.”
”Ini adalah sebuah ironi. Sekolah adalah tempat kita mengajarkan anak-anak tentang kejujuran dan integritas. Lalu bagaimana kita bisa percaya pada program-programnya jika di awal kepemimpinannya saja, seorang pemimpin sudah tidak menunjukkan kejujuran?
Apapun alasan di baliknya, baik itu karena gugup, belum siap diwawancara, atau sengaja menghindar, tindakan berbohong dengan menyangkal identitas diri adalah sebuah kesalahan fatal bagi seorang pendidik sekaligus pejabat publik.
”Seharusnya jika memang beliau belum siap atau sedang sibuk, bisa disampaikan dengan baik-baik. Katakan saja, ‘Mohon maaf saya sedang banyak pekerjaan, mari kita atur jadwal lain’. Itu jauh lebih terhormat daripada harus berbohong seperti itu. Kepercayaan kami sebagai orang tua murid jadi goyah,” tambahnya.
Hingga berita ini diturunkan, Kepala Sekolah SDN Situdam 1, masih belum bisa dihubungi untuk memberikan klarifikasi resmi.
Pesan singkat dan panggilan telepon yang dilayangkan oleh tim redaksi belum mendapatkan respons. Insiden ini meninggalkan pertanyaan besar tentang komitmen kepala sekolah baru terhadap nilai-nilai keterbukaan dan kejujuran, yang seharusnya menjadi pilar utama dalam dunia pendidikan.
Publik kini menanti penjelasan resmi dan langkah selanjutnya dari pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan terkait. (Iyus)