Kementerian KUKM RI Kembangkan Kacang Koro Pedang Seluas 866 Ha di Sumedang

https://www.profitablecpmrate.com/ki4sf672yj?key=11d19e0ce7111b57c69b1b76cd2593c6

SUMEDANG, RB.Online – Kementerian Koperasi dan UKM RI sudah menargetkan 866 hektar lahan untuk pembudidayaan Kacang Koro Pedang di wilayah Sumedang.

Tahun 2022 ini sudah disiapkan penumbuhan areal/demplot seluas 17 hektar di 5 desa. Sedangkan untuk tahun 2023 akan dilakukan perluasan penanaman diatas lahan seluas 849 hektar di 7 desa.

Sebagai langkah awal, budidaya kacang koro dimulai dengan kick off penanaman Kacang Koro Pedang diatas areal lahan 5 hektar yang dilaksanakan di Desa Linggajaya Kecamatan Cisitu, Senin, (24/1/2021).

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan setelah pilot project ini berlangsung, tahun depan akan dilakukan scalling up terhadap penanaman kacang koro pedang ini karena Sumedang memiliki potensi lahan hampir 1.000 ha yang dapat dipergunakan

“Jadi nanti setelah ini ditanami, akan diserap oleh koperasi yang menjadi offtaker. Jadi ada kepastian bagi para petani bahwa yang mereka tanam akan terserap,” ujar Menteri

Peran koperasi sebagai offtaker, kata Teten, dari para petani kacang koro juga dapat menjadi jawaban untuk pembiayaan KUR (Kredit Usaha Rakyat) Tani yang dapat diakses para petani.

Saat ini, Bank BNI Cabang Sumedang juga telah melakukan MoU dengan pengurus koperasi. Teten berharap BNI cabang-cabang di Kabupaten/Kota lainnya juga dapat melakukan dukungan serupa.

“Pengurus koperasi juga harus dapat menyusun model binis budidaya kacang koro dari hulu ke hilir, sehingga industrialisasi kacang koro yang dilakukan oleh koperasi dapat juga didukung pembiayaan dari LPDB-KUMKM,” tuturnya.

Dirinya mengjarapkan, kolaborasi yang sudah dilaksanakan ini, baik dari pihak Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Perbankan dan koperasi beserta para petani anggota koperasi menjadi momentum penting untuk membangun ketahanan dan kedaulatan pangan.

“Semoga melalui koperasi dan ragam program, pengembangan usaha, peningkatan kesejahteraan petani dapat diwujudkan,” kata Menteri Teten.

Ketua Koperasi Paramasera Agus Soma mengatakan, bahwa kacang koro merupakan tanaman lokal yang dulu ada dan sempat hilang. Kini ternyata potensinya sangat besar untuk menstubtitusi kedelai impor sebagai bahan baku tahu, tempe dan aneka olahan lain.

Dirinya menyebutkan, pengembangan kacang koro pedang ini setidaknya dapat memenuhi 50% kebutuhan kedelai dalam negeri. Hal ini, kata Agus, akan membuat Indonesia bisa hemat sampai dengan Rp 8 triliun dalam satu tahun.

“Kacang koro punya kandungan karbohidrat 50% dan protein sampai dengan 27%. Olahannya juga bisa jadi tepung, susu dan aneka olahan lainnya. Ini juga bisa menjadi jawaban solusi permasalahan kedelai di Indonesia,” katanya.

Dikatakan Agus, pihaknya selaku offtaker komoditi pertanian, menjadi penjamin bagi para petani kecil untuk membangun corporate farming dari hulu hingga hilir agar hasil komoditas yang mereka tanam terserap dan bisa memberikan nilai tambah ekonomi bagi para petani.

“Kita tanam agar para petani kita punya pekerjaan, kemudian nanti hasilnya akan dibeli dan diolah oleh industri pangan kita sehingga para petani mendapat penghasilan dan desa juga bisa berkembang ekonominya,” tuturnya.

Dirinya mengharapkan, dengan dipilihnya Sumedang sebagai role model, kedepannya Sumedang dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Jawa Barat dan Indonesia sebagai daerah yang memiliki ketahanan pangan denhan basis budidaya kacang koro.

“Kekurangannya kita perbaiki, kelebihannya kita pertahankan, ini akan diterapkan bukan hanya di Sumedang tetapi juga Jawa Barat dan Indonesia. Kita ingin program ketahanan pangan nasional ini betul betul sukses,” tukasnya (Riks)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *