Dana BOS SDN 1 Liangjulang: Kepala Sekolah Mengaku Transparan, Tapi Bukti Nol

0 0
Read Time:1 Minute, 53 Second

Majalengka, RBO – Dugaan ketidaktransparanan dalam pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SDN 1 Liangjulang semakin menguat.

Meskipun Kepala Sekolah, Hendrayati, S.Pd., berkeras telah menggunakan anggaran sesuai aturan, pihak sekolah tidak menunjukkan bukti pertanggungjawaban publik yang wajib, sementara kondisi fisik sekolah—terutama sanitasi—justru berbicara sebaliknya.

Pada Kamis, 16 Oktober 2025, awak media melakukan investigasi untuk memverifikasi informasi yang beredar di masyarakat sekitar sekolah.

Saat dikonfirmasi, Hendrayati membantah keras tudingan ketidaktransparanan dan mengklaim penggunaan Dana BOS sudah sesuai prosedur.

Namun, ketika ditanya mengenai papan informasi realisasi penggunaan Dana BOS—yang merupakan kewajiban sesuai Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) dan petunjuk teknis BOS—pihak sekolah tidak mampu menunjukkannya.

“Sudah saya pampangkan di depan (papan) rencana penggunaannya,” kilah Hendrayati.

Jawaban ini dinilai ironis, sebab yang dibutuhkan publik dan warga sekolah adalah laporan realisasi (pertanggungjawaban dana yang sudah dipakai), bukan sekadar rencana anggaran.

Dugaan ketidaksesuaian penggunaan anggaran semakin mencuat terkait alokasi 20% Dana BOS untuk biaya pemeliharaan gedung sekolah.

Angka 20% dari total anggaran yang diterima SDN 1 Liangjulang bukanlah jumlah yang kecil, menurut keterangan warga lingkungan sekolah.

Hendrayati mengklaim dana tersebut telah digunakan untuk rehabilitasi ruang kelas 1 dan 2, penggantian plafon, dan perbaikan MCK (toilet).

Namun, hasil investigasi di lapangan menunjukkan temuan yang sangat kontras: tidak ada tanda-tanda rehabilitasi signifikan pada ruang kelas 1 dan 2, bahkan kondisi MCK sangat memprihatinkan.

Awak media bahkan harus menutup hidung karena tidak tahan dengan bau pesing yang menyengat saat mencoba memeriksa kondisi MCK.

Padahal, anggaran operasional sekolah seharusnya mencakup biaya pemeliharaan dan kebersihan, termasuk untuk pembelian pengharum ruangan, yang jelas tidak dilaksanakan.

Di tengah desakan transparansi ini, Hendrayati justru melontarkan pernyataan yang menyiratkan harapan untuk menghindari pemeriksaan lebih lanjut.

“Saya ini sudah tua, pensiun tinggal 4 bulan lagi, dan ingin hidup tenang, Mas,” pintanya kepada awak media.

Pernyataan ini dinilai sebagai upaya meloloskan diri dari pertanggungjawaban publik. Alih-alih memberikan kejelasan, kepala sekolah justru berlindung di balik masa pensiunnya yang sebentar lagi tiba.

Meninggalkan tanda tanya besar mengenai ke mana sesungguhnya mengalir dana miliaran rupiah yang seharusnya digunakan untuk memajukan kualitas pendidikan dan fasilitas di SDN 1 Liangjulang.

Kondisi ini mendesak peran serta Dinas Pendidikan setempat untuk segera melakukan audit forensik dan menindak tegas dugaan penyimpangan Dana BOS yang berdampak langsung pada kualitas belajar mengajar siswa. (M.Yahya)

About Post Author

redi setiawan

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *