Ngeri!! Ini Efek Menjamurnya Penjualan Rokok Ilegal di RI, Negara di Minta Harus Bertindak 

https://www.profitablecpmrate.com/ki4sf672yj?key=11d19e0ce7111b57c69b1b76cd2593c6

JAMBI, RBO – Industri Hasil Tembakau jadi salah satu sektor usaha yang memiliki pengaruh sangat terhadap perekonomian RI. Bahkan kontribusi sekotor ini terhadap (Produk Domestik Bruto) PDB nasional pada 2023 lalu mencapai 4,22%.

Sayang dalam beberapa waktu terakhir ini malah marak penjualan rokok ilegal di pasar Indonesia. Bahkan jumlah peredaran rokok ilegal saat ini diperkirakan mencapai 7% dari total penjualan produk tembakau nasional.

Pertemuan Tim Awak Media Reformasi Bangsa dengan salah “Seorang Ekonom Center of Industry, Trade and Investment INDEF Ahmad Heri Firdaus” (01/06/24)

Dia mengatakan, maraknya peredaran rokok ilegal ini dapat memberikan dampak buruk, baik terhadap negara maupun masyarakat.

“Misalkan saja menurunkan pendapatan negara dari sektor IHT mengingat rokok-rokok ilegal ini tidak menggunakan pita cukai maupun membayar pajak dengan semestinya,” kata dia.

Namun lanjut Ahmad, yang menjadi persoalan adalah, peredaran rokok ilegal ini diperkirakan juga bisa menjadi salah satu penyebab banyak pelajar atau masyarakat di bawah umur yang menjadi konsumen rokok.

“Konsekuensi dari peredaran rokok ilegal ini kan selain merugikan negara (mengurangi pendapatan), ini juga mudah diakses oleh masyarakat yang daya belinya relatif rendah apalagi misalnya anak-anak yang cuma mengandalkan uang jajan,” kata Ahmad dalam acara Leaders Forum : Arah Industri Tembakau dan Pengaturan Akses Anak di Seluruh Kabupaten yang ada di Provinsi Jambi.

Ahmad menjelaskan kalangan pelajar atau masyarakat di bawah umur rata-rata tidak memiliki daya beli yang tinggi terhadap produk-produk industri hasil tembakau. Sebab mayoritas di antara mereka masih mengandalkan uang jajan untuk membeli produk tembakau seperti rokok.

Di sisi lain, rokok-rokok ilegal yang berada di pasaran dijual dengan harga yang sangat murah. Sehingga terjangkau oleh kelompok masyarakat dengan daya beli rendah, termasuk para pelajar tadi.

“Kemampuan si anak ini kan kalau membeli rokok yang harganya relatif murah. Sementara rokok murah itu ya identik dengan rokok-rokok yang tadi, ilegal. Harganya jauh di bawah harga yang resmi,” ucap Ahmad.

“Mengingat kalau harga rokok legal atau rokok yang resmi itu kan setiap tahun bisa di 10-20%. Kalau uang jajan anak naiknya kira-kira segitu nggak ya? nggak kan ya (karena itu banyak pelajar yang akhirnya membeli rokok ilegal),” jelasnya lagi. (H45)

Related posts

Leave a Comment