Wujudkan Zero Kematian Ibu dan Bayi, Pemda Sumedang Ajak Semua Pihak Bersinergi
Sumedang, RBO -Sebagai upaya serius menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sumedang menggelar Diseminasi dan Evaluasi Hasil Audit Kasus Kematian Ibu dan Bayi di Aula Tampomas, Pusat Pemerintahan Sumedang (PPS), Kamis (12/12/2024).
Diseminasi tersebut menjadi momentum penting untuk menyelaraskan langkah lintas sektor dalam menangani tantangan besar kesehatan masyarakat.
Dibuka oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda, Asep Uus Ruspandi, diseminasi melibatkan unsur UPTD Puskesmas, Bappppeda, Dinas Sosial, Disdukcapil, DMPTSP, PMI, organisasi profesi, RSU swasta, hingga perwakilan dari tiap kecamatan.
Asisten Pemerintahan dan Kesra Asep Uus Ruspandi menegaskan bahwa penurunan AKI dan AKB tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan, melainkan semua elemen, mulai dari perencana hingga pelaksana kebijakan.
“Masalah kematian ibu dan bayi itu kompleks. Hulunya melibatkan banyak faktor. Mulai dari layanan kesehatan hingga aspek sosial dan ekonomi. Kami berharap rekomendasi dari audit ini bisa dijadikan bahan kebijakan oleh Bapppeda, terutama penganggaran,” ungkapnya.
Dikatakan Asep Uus, acara tersebut diharapkan menjadi titik balik bagi Pemda Sumedang untuk memperkuat layanan kesehatan, sekaligus menata ulang strategi lintas sektor.
Sinergi, komitmen, dan perencanaan yang matang, kata dia, diharapkan mampu menciptakan perubahan signifikan pelayanan kesehatan ibu dan bayi.
“Melalui langkah ini, Kabupaten Sumedang menunjukkan bahwa menekan angka kematian ibu dan bayi bukan sekadar tugas pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama demi masa depan generasi penerus yang lebih baik,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan, Aceng Solahudin menyampaikan, meski berhasil menurunkan AKI dari 22 kasus pada 2023 menjadi 20 kasus di 2024, serta AKB dari 221 kasus menjadi 160 kasus, tantangan besar masih membayangi.
Ia mengatakan, secara nasional Indonesia masih berada di posisi kedua terbawah di ASEAN dengan AKI 198 per 100 ribu kelahiran hidup.
“Jika angka ini tidak ditekan, kita sulit untuk mencapai status Indonesia Maju. Target kami tahun 2025 adalah menurunkan AKI hingga satu digit dan AKB hingga dua digit, dengan prospek Zero KIBAS (Kematian Ibu dan Bayi serta Stunting). Kalau pun tidak bisa nol, minimal kita mendekati nol,” tambah Aceng. (Nbbn)