JENEPONTO, RB.Online – Membangun wisata berbasis kearifan lokal, Kepala Dinas Pariwisata Kab Jeneponto Elly Isriani Arief SH., M.Si rangkul pelaku usaha destinasi dan stakeholder dalam kegiatan betajuk pelatihan pengelolaan desa wisata di Same Resort hotel Bira Bulukumba, Selasa (15/06/2021).
Ketua panitia acara Julianto S.Sos dalam laporan menyebut, desa wisata merupakan komunitas masyarakat yang terdiri dari penduduk suatu wilayah dengan jumlah terbatas yang bisa saling berinteraksi secara langsung dibawah pengelolaan bertandar Cleanliness, Health and Safety (CHS).
Dijelaskan Julianto, pada umumnya desa wisata dibentuk dengan tujuan pemberdayaan masyarakat dalam peran sebagai pelaku usaha destinasi.
“Pembentukan desa wisata ini bertujuan meningkatkan posisi peran masyarakat sebagai pelaku pembangunan sektor pariwisata, sekaligus dapat bersinergi dan bermitra dengan pemangku kepentingan,” jelasnya.
Dalam laporan yang sama, Julianto menjelaskan target kabupaten Jeneponto untuk dapat masuk dan bersaing sebagai nominasi peraih anugrah desa wisata yang digelar Kementrian Pariwisata setiap tahunnya.
“Ada 40 orang peserta terlibat dalam pelatihan ini yang berasal dari beberapa desa, target kami Jeneponto mampu masuk sebagai nominasi peraih anugrah desa wisata tahun depan,” harap Julianto.
Sementara itu, Kepala dinas pariwisata Elly Isriani Arief SH., M.Si dalam sambutan menyampaikan kegiatan pelatihan Pengelolaan Desa Wisata merupakan upaya meningkatkan kecakapan manegerial pelaku destinasi wisata di desa masing-masing.
“Yang kita lakukan hari ini adalah upaya membangun komitmen dan kepedulian bersama untuk pengelolaan wisata di Kabupaten Jeneponto,” ujar Elly.
Kadis menyebut, panitia sengaja memilih pantai Tanjung Bira sebagai tempat pelaksanaan kegiatan dengan harapan lahir ide, konsep dan gagasan dari masing-masing peserta dalam mengembangkan potensi wisata yang ada di setiap Desanya.
“Kami berharap setelah pelatihan lahir inovasi serta kreasi wisata, yang nantinya pihak kami akan melakukan evaluasi dan pembinaan secara berkelanjutan, terukur dan sistemik,” jelas Kadis.
Elly Isriani juga menjelaskan, ada tiga komponen yang perlu diperhatikan sebelum mambangun desa wisata yaitu
1. Apa potensi wisata yang dimiliki desa? adakah basis data yang jelas mengenai lahan, lokasi, daerah serta bagaimana ekosistem yang dapat membantu lokasi wisata nantinya.
“Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa kegiatan, seperti pengumpulan data dan Kerjasama dengan berbagai pihak ketiga,” paparnya.
2. Keadaan Masyarakat dan Struktur Organisasi akan sangat berpengaruh jika dikelolah oleh desa sendiri, keberadaan organisasi yang khusus mengurusi desa wisata dibutuhkan menjadi pihak yang menentukan arah desa wisata.
3. Konsep desa wisata yang anti mainstream.
“Konsep atau ide desa wisata menjadi ujung tombak pembeda dengan wisata yang dimiliki daerah lain, Pembentukan konsep desa wisata semakin tajam jika dipadukan melalui pemetaan berbasis data,” tutup Elly
Turut hadir Anggota Komisi IV DPRD Jeneponto, Kepala Dinas kominfo, Camat, Danramil, Kapolsek, para Kepala Desa/Kelurahan. (Mahmud Sewang)