Warga Desa Kudap Hidup di Zaman Purba, Kemana Bupati Kepulauan Meranti?

0 0
Read Time:3 Minute, 9 Second

MERANTI, RBO – 9 keluarga di Kp Sereban Jalan Sekoyan desa Kudap kecamatan Tasik Putri Puyu kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau keluhkan belum menikmati penerangan energi listrik kekediaman mereka.

Ibarat zaman purba, demi untuk menerangi kediamannya diwaktu malam, mereka menggunakan obor bersumbu kain yang menggunakan minyak solar.

Sudah sekian lama, warga menunggu rumahnya terang seperti rumah warga tetangga yang lain, namun harapan tersebut kenyataanya ibarat mimpi di siang bolong.

Dari waktu kewaktu hingga bertahun tahun pagi siang dan malam, warga tersebut mengharapkan adanya KWH listrik ke rumahnya, demi untuk menerangi kediamannya dan anak anaknya yang sudah bersekolah agar bisa belajar dimalam hari.

Padahal, jiran dan tetangga yang lain saat ini sudah bisa menikmati penerangan energi listrik 24 jam, masak nasi menyetrika pakaian dan nonton TV menggunakan energi listrik dan sebagainya.

“Beda dengan sembilan kepala rumah tangga berada dengan kami yang bermukim di Jalan Sekoyan Pereban desa Kudap RT XV RW V1 kecamatan Tasik Putri Puyu, hingga kini kami belum menikmati penerangan sumber energi listrik,” tutur Pak Di yang didampingi warga lainnya belum lama ini.

Dikatakan Pak Di, pigaknya merasa didzolimi karena sampai saat ini untuk menerangi rumah masih menggunakan obor yang terbuat dari sumbu kain dan minyak solar.

Sementara iru, salah seorang ibu- lbu menceritakan rasa kekecewaannya, baik itu kepada pemerintah Desa maupun pemerintah kabupaten dan PLN.

“Kenapa di Pereban ini mau masang KWH tidak bisa, ada yang mengatakan, jika kami warga Pereban ini sudah di palang merah oleh pihak PLN tidak bisa nambah pelanggan lagi, alasan tak kuat daya,” beber seorang ibu yang tak disebutkan namanya ini.

Ibu ini juga meluapkan kemarahanya dengan menyebut, apakah masyarakat suruh beli mesin genset supaya kuat apinya, sedangkakan jiran sebelah nyala listriknya masuk KWH.

“Cobalah pikir sikit kalau mau pemilihan sebuk datang kesini, apakah itu pemilihan kepala desa sampai pemilihan Bupati, Gebernur, Legeslatif, pemilihan Presiden, pembengak semu,” kesal ibu-ibu tersebut.

Warga menyarankan, seharusnya pemerintah itu tinjau tempat ini bagaimana warga macam mane kampong nak maju, dah 20 tahun kami menunggu mau masuk meteran (KWH- red) tak bisa bisa nak sampai bile.

“Kami ingin juge macam yang lain anak nye bisa belajo malam bajunye, bisa di setrika, nonton tv. Ini jangan nak nonton, rumah kami aje itam semue kene asap obor minyak solar,” sambungnya lagi.

“Pernah warga 9 KK mau daftar meteran pasang KWh kumpul duit simpan sikit sikit, rupenye kene balikan lagi duit dengan alasannye pereban jalan sekoyan belum bisa daftar,” papar ibu rumah tangga tersebut.

Awak media juga menyempatkan menjumpai Kepala Desa Kudap Sutrisno di ruang kerjanya melakukan konfirmasi menindaklanjuti keluhan 9 KK warga dusun Pereban jalan Sekoyan.

Selaku orang no 1 di desa Sutrisno menjelaskan, memang benar warga Pereban 9 kepala rumah tangga hingga kini belum menikmati penerangan listrik.

Pihaknya kata Sutrisno, tidak tahu apa sebabnya, kenapa tidak diperhatikan, terutama oleh pihak PLN itu sendiri. Sedangkan semakin banyak pelanggan PLN kan semankin banyak income ke PLN.

“Tentunya saya berharap baik itu pemerintah kabupaten atau dari PLN, agar segera menyelesaikan untuk 9 kepala rumah tangga yang berada di Pereban jalan Sekoyan Desa kudap kecamatan Tasik Putri Puyu Kabupaten kepulauan Meranti,” tutup Kepala Desa Kudap Sutrisno.

Diwakaktu yang sama awak media juga mengkonfirmasi Kasub PLN kecamatan Merbau Zeran melalui via telepon selulernya. Dia menyatakan, akan segera cek di Pereban jalan Sekoyan tersebut.

“Kalau memang mampu ditambah pelanggan baru lagi, akan kita tambah, kalau kabel jaringannya tidak mampu, kita ganti tapi jaringan harus di cek terlebih dahulu,” jelas Zeran.

PLN bukan tidak mau menambah pelanggan, tapi takutnya nanti ketika ada penambahan pelanggan yang baru, pelanggan yang ada mengdrop tidak mampu dan akhirnya pelangan komplain dayanya tidak setabil.

Zeran menyarankan, segera pemerintah desa ngajukan proposal ke Bagian Ekonomi setda Kabupaten Kepulauan Meranti, sehingga mereka bisa menyediakan material sesuai kebutuhan.

“Jadi dari pihak kami tinggal mengerjakan, apabila matrialnya sudah tersedia,” tandas Zeran. (Tim DPC AWI Meranti)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *