Warga Bogor Bertanya, Kapan Jalan Alternatif Trans Kota Bogor-Leuwi Liang akan Dibangun?

0 0
Read Time:3 Minute, 45 Second

BOGOR, RB.Online – Ruas jalan lintas Kota Kabupaten Bogor, status otoritas ruas jalan Metro Nasional, selama hampir dua dasa warsa dari dua rezim berbeda (era SBY- era Jokowi saat ini : red) belum bisa terlepas dari polemik kemacetan.

Hal itu telah menjadi rahasia umum, yakni diruas raya Bogor-Leuwi Liang, yang kurang lebih berjarak 20 km, warisan dari kolonial Belanda di era Daendels dahulu kala.

Yang mana setiap hari nya dapat dipastikan, terjadi kemacetan di kedua arah berlawanannya. Itu seolah sudah dianggap makanan sehari harinya para pengguna jalan, tak terkecuali bagi keluarga besar Bupati Bogor. Dari wilayah Dramaga hingga warga pengguna jalan di wilayah Leuwi Liang dan sekitarnya, ke arah Barat Kabupaten Bogor.

Hal tersebut sebenarnya sudah sangat sering dikritisi berbagai pihak. Mulai dari kritikan pegiat media sosial, diberbagai link berita media massa, hingga via penyampaian langsung pada pihak ber wenang serta terkaitnya. Namun, seakan bertemu terus jalan buntu, tanpa ada solusi effektif untuk penyelesaiannya.

Sebagaimana dikatakan Ade, Wawan, Kakai, Arief dkk, para driver ojol asal Bogor yang tengah stay. Sambil menunggu order masuk disekitaran SPBU Dramaga, kemarin siang disaat terjadi kemacetan lumayan padat di tengah guyuran derasnya hujan. Ketika diajak mengobrol dan minum kopi bareng, mereka tampak senang begitu mereka tau akan diwawancarai wartawan.

“Oh, Bapak wartawan, dari televisi bukan Pak ? Siap lah Pak, biar ngetop kita, mau ngebahas apa dulu tapi ni, asal jangan bahas Corona saja lah ya, sudah bosen Pak, capek juga ngebahasnya, Pak,” tutur Ade, mewakili para teman driver lainnya.

Begitu dijelaskan dari media Online dan Cetak Reformasi Bangsa, para driver tersebut jadi agak sedikit terdiam, sejenak. Ternyata beberapa dari mereka, diam diam buka link website media Reformasi Bangsa. Baru sekitar sepuluh menitan kemudian, Arief kembali membuka pembicaraan.

“Oh iya, Pak, Bapak yang kemarin liput kejadian di Bah Bengket itu ya, Pak.” tanya Arief sumringah.

Singkat cerita, mereka siap diajak bahas terkait kemacetan, yang terjadi hampir setiap hari disitu, hingga menjalar panjang di kedua arahnya. Tidak dinyana, ada suatu yang menarik terlontar tanpa tedeng aling aling. Yakni dua hal yang memang diakui harus diangkat buat diketahui publik.

Pertama tentang pentingnya para petugas berwenang ada di lapangan (gatur lalin), serta harapan dibangun kannya jalan alternatif di sepanjang ruas jalan itu.

Menurut para ojol, itu dipandang penting guna bisa mengimbangi volume kendaraan, yang disebut terus bertambah dari waktu ke waktu dan bisa mengurangi tingkat kemacetan juga. Karena mereka, setiap pengguna jalan itu baru mau patuh serta disiplin di jalan, jika melihat para petugas panutannya itu, terlihat siaga dijalan dan mengatur arus lalulintas di wilayah tugasnya. Ini jelas warning keras, bagi petugas berwenangnya.

“Dalam hal itu, tentunya pihak unit lantas masing masing wilayah Polsek, juga pihak LLAJ/Dishub kedua wilayah terkait. Di harapkan, untuk kembali meningkatkan intensitas dan kualitas dedikasinya mengemban tugas serta tanggungjawabnya, agar warga masyarakat patuh juga tertib berkendara di jalan raya, sekaligus tak akan merasa kehilangan kepercayaannya, kepada sosok petugas panutan mereka tersebut,’ ucap para driver ojol.

Sedangkan yang tidak kalah pentingnya, suatu harapan yang layak jadi bahan usulan pada para pemangku kebijakan, di Pemda Kabupaten/Kota juga PemProv, bahkan di PemPus Kita, yakni agar dibangun jalan alternatif yang efektif mengurangi volume kemacetan arus lalin, di ruas jalan Bogor- Leuwi Liang tersebut.

Disinggung eksistensi ruas jalan lingkar, antara Laladon-Dramaga, yang sudah dibangun di 2018 lalu, mereka sebut tidak terlalu efektif mengurai tingkat kemacetan pada ruas jalan metro.

“Semua kendaraan akan kembali bertemu di titik titik ruas jalan utama (jalan metro Bogor-Leuwi Liang : red) juga,” tandas para driver ojol.

Untuk diketahui publik pengguna jalan, simpul- simpul kemacetan arus lalin sepanjang jalannya, itu ada di beberapa titik berbeda. Namun saling berhubungan satu sama lainnya, karena integrasi ruas jalannya bermuara ke ruas jalan utama tadi.

Antara lain, simpang LM (lampu merah) Komplek IPB-2/JP Appartment, di simpang tiga Gardu arah Terminal Bubulak-Cifor, skitar simpang Caringin Dramaga, (yang masuk wilayah hukum 2 Polsek, Bogor Barat Kota Bogor dan Mapolsek Dramaga) Kab. Bogor. Lalu, sekitar simpangan Duta Berlian Hotel, Jln Babakan Raya hingga Pintu II Kampus IPB Dramaga.

Kemudian di simpang Bah Bengket, disimpang Warung Borong, hingga simpang Cikampak dan ruas Komplek Dramaga Pratama Cibadak, (yang masuk wilayah hukum Polsek Ciampea). Lanjut simpang Cibatok hingga simpang Cemplang juga simpang Galuga-Lingkar Utara Leuwi Liang, (yang masuk di wilayah hukum Polsek Cibungbulang).

Dipenghujungnya ada simpul kemacetan juga, masuk di wilayah hukum Polsek Leuwi Liang. Dari skitar pasar lama Leuwi Liang, simpang Karacak, simpang pasar baru dan simpang Karehkel-Setu, hingga sekitar Komplek Arrafah (disekitar Kantor Pos Leuwi Liang) hingga sekitar simpang masuk RSUD Leuwi Liang. (Asep Didi)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *