Tolonglah Saudaramu Yang Musyrik !

0 0
Read Time:7 Minute, 2 Second

Penulis: Abd.Mukti (Pemerhati Kehidupan beragama)

Orang musyrik adalah setiap orang yang dalam beribadah menyekutukan Allah swt dengan makhluk-Nya.

Bisa jadi mereka menyembah Allah shalat,puasa, tilawah Al-Quran, berkorban dan ibadah lainnya tapi juga berdoa memohon pertolongan atau isti’anah kepada selain Allah swt; bisa jin, dukun dan makhluk lainnya.

Kalau mereka itu syiriknya akbar, maka mereka murtad alias keluar dari Islam. Tapi jika syiriknya itu syirik ‘ashghor’ , pelakunya masih tetap orang Islam, imannya masih lengket, tapi dosa besar baginya. Untuk hal ini hanya Allahlah Yang Maha Mengetahuinya, apakah syirik besar atau syirik kecil.

Mereka yang masuk kategori syirik besar dalam Al-Quran disebut orang-orang kafir dan musyrik yang tempatnya kelak di neraka jahannam kekal abadi. Dan mereka itu Allah berikan label sebagai ‘syarrul-bariyyah (seburuk-buruk makhluk).(QS.Al-Al-Bayyinah : 6). Na’udzubillahi mindzalik.

Allah swt menciptakan jin dan manusia adalah untuk beribadah hanya kepada-Nya. (QS.dz-dzariyat 77); dan untuk berbuat baik sesamanya(QS.Al-mulk :2). Tapi, faktanya tidak sedikit mereka yang kufur dan musyrik dalam ibadahnya.

Kebanyakan dari mereka berdalih mengikuti adat atau budaya nenek moyang mereka. Mayoritas dari mereka adalah orang Islam keturunan tapi lemah atau belum pernah belajar aqidah atau keimanan yang benar Bisa jadi mereka sudah tekun melakukan shalat,shaum tapi secara bersamaan paham aqidahnya masih syirik.

Bahkan ada dari mereka yang sarjana yang pengetahuan umumnya cukup banyak tapi keropos ilmu syar’inya, lemah aqidahnya.

Bahkan ada yang menjadi pejabat publik justru melakukan ritual kemusyrikan. Beberapa bulan yang lalu viral beritanya pejabat tersebut yang sedang ‘sungkem’ alias menyembah kereta kencana nyi roro kidul.

Nyi Roro Kidul (atau Nyai Roro Kidul) adalah sosok supranatural dari cerita rakyat Indonesia. Ia dipercaya menguasai Laut Selatan dalam mitos Sunda dan Jawa. Na’udzubillahi mindzalik.

Sungguh perbuatan syirik dan pelanggaran tauhid sering terjadi dan banyak tersebar di masyarakat kita!”, mungkin orang-orang akan keheranan dan bertanya-tanya: “Benarkah itu sering terjadi? Mana buktinya?”.

Beritanya langsung bersumber dari firman Allah Ta’ala dalam al-Qur’an, masihkah ada yang meragukan kebenarannya? Allah Ta’ala berfirman,

{وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ}

“Dan sebagian besar manusia tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan-Nya (dengan sembahan-sembahan lain)” (QS Yusuf:106)

Jadi tak dapat disangkal bahwa kebanyakan manusia masih melakukan kesyirikan. Perilakunya ‘nyerempet-nyerempet’ dan bahkan nabrak aqidah Islam.

Di antara tradisi-tradisi yang sering dilakukan sebagian masyarakat yang dapat merusak tauhid atau bahkan bisa musyrik antara lain :

– tathayyur, yaitu menjadikan sesuatu sebagai sebab kesialan atau keberhasilan suatu urusan, padahal Allâh Subhanahu wa Ta’ala tidak menjadikannya sebagai sebab yang berpengaruh.

Perbuatan ini juga dilarang keras oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabda beliau :

اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، وَمَا مِنَّا إِلاَّ، وَلَكِنَّ اللهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ.

“Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik dan setiap orang pasti (pernah terlintas dalam hatinya sesuatu dari hal ini). Hanya saja Allah menghilangkannya dengan tawakkal kepada-Nya. (HR.Albukhari, Abu Daud, dan lainnya).

Di sebagian daerah, penduduk membangun rumah menghadap arah tertentu. Mereka juga memulai membangun dan menempatinya di hari tertentu, dengan keyakinan akan mendatangkan keberuntungan dan menjauhkan kesialan.

Ada pula yang tidak mau berdagang di hari tertentu dan melarang pernikahan di bulan tertentu. Semua ini adalah bentuk Tathayyur Syirik yang harus dijauhi oleh seorang Muslim.

-Tamimah

Tamimah adalah sesuatu yang digantungkan pada seorang anak untuk menolak ‘ain atau musibah. Sering kita melihat benda-benda yang digantungkan di rumah, mobil, toko, atau dipakaikan pada anak dengan niat menolak bala.

Semua ini termasuk jenis tamimah yang syirik. Orang yang melakukannya terjatuh dalam kesyirikan. (Lihat al-Qaulul Mufid)

-Tiwalah

Ia adalah sesuatu yang dibuat untuk membuat suami/ seorang lelaki mencintai istrinya/ seorang wanita atau sebaliknya.

Adapun dublah (cincin yang dipakai oleh seseorang setelah menikah) dengan keyakinan, bahwa selama cincin emas tersebut dipakai, maka pernikahannya akan tetap langgeng, ini adalah keyakinan yang syirik, karena tidak ada yang bisa membolak-balikkan hati manusia selain Allah SWT.

Memakai cincin seperti ini minimal tasyabbuh (menyerupai) orang kafir, haram hukumnya. Bisa juga terjatuh dalam kesyirikan, jika dia berkeyakinan bahwa cincin itu bisa menjadi sebab langgengnya pernikahan. (Lihat al-Qaulul Mufid Syarah Kitabut Tauhid).

Ancaman Untuk Orang Musyrik

Yang lebih menjadi perhatian kita bahwa ritual atau perbuatan syirik-akbar itu ancamannya sangat besar yaitu diharamkan masuk surga dan tempat tinggalnya adalah neraka.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّهُ ُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” (QS. Al Maidah: 72).

Dan dosa kesyirikan itu tidak akan Allah ampuni apabila pelakunya meninggal dan belum bertaubat.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمً

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa’: 48).

Wajib Kita Tolong

Jika kita tau bahwa di sekitar kita ada orang yang musyrik, maka kita wajib untuk menolongnya !

Dalam hadits disebutkan: Dari Anas ra, ia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda,

انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا

“Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim dan yang dizalimi.”

فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْصُرُهُ إِذَا كَانَ مَظْلُومًا ، أَفَرَأَيْتَ إِذَا كَانَ ظَالِمًا كَيْفَ أَنْصُرُهُ قَالَ « تَحْجُزُهُ أَوْ تَمْنَعُهُ مِنَ الظُّلْمِ ، فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ »

Kemudian ada seseorang bertanya tentang bagaimana cara menolong orang yang berbuat zalim? Beliau menjawab, “Kamu cegah dia dari berbuat zalim, maka sesungguhnya engkau telah menolongnya.” (HR. Bukhari & Muslim).

Betapa indahnya makna sabda Baginda Rasul itu. Sebagai muslim kita diwajibkan untuk menolong kepada saudara-saudara kita yang zalim, bukan membencinya.

Maksudnya kita boleh bahkan wajib membenci kezalimannya tapi tidak boleh membenci pelakunya. Karena, walau dia pelaku zalim, oleh Rasulullah masih tetap dipanggil dengan sebutan ‘saudaramu’.

Pemandangan kita kepada orang zalim bukan dengan pandangan kebencian tapi dengan rasa iba dan kasihan atas terjerumusnya mereka dalam lembah kezaliman.

Kalau tidak ditolong, dikhawatirkan mereka tak sadar atas apa yang mereka kerjakan itu. Caranya kata Nabi: ‘cegah atau stop perbuatan zalimnya itu!

Apalagi pelaku syirik itu seorang pejabat publik, maka ulama atau para asatidz wajib menolongnya dengan cara memberikan pencerahan atau dakwah agar dia bertobat meninggalkan tradisi syirik yang selama ini dia lakukan.

Kasihan kalau tidak ditolong, karena efeknya bukan hanya pribadinya tapi rakyat yang mengikutinya.

Begitu juga tradisi-tradisi yang banyak dilakukan sebagian masyarakat kita perlu diberikan pencetahan, ta’lim aqidah, dakwah dan amar makruf nahi munkar.

Yuk kita intensifkan tugas dan kewajiban kita sebagai muslim untuk berdakwah dan beramar makruf nahi munkar dimanapun kita berada. Baik dengan kekuasaan bagi yang punya otoritas, dengan lisannya pengajian, khuthbah jumat dan ceramah-ceramah lainnya,atau dengan posting materi dakwah di medsos. Jangan sampai kita menjadi ‘syaithan akhras’ -setan bisu saat terjadi banyak kemunkaran dan kezaliman.

Dari paparan di atas dapat diketahui bahwa Islam adalah ‘rahmatan lil’alamiin’, rahmat untuk semesta alam. Untuk itulah Islam sangat menganjurkan ukhuwah Islamiyah di antara kita. Tidaklah boleh di antara kita untuk saling menzalimi antara yang satu dengan yang lain.

Dan juga tidaklah tepat jika ada pihak-pihak tertentu yang menuduh atau ‘menstigma negatif’ terhadap Islam sebagai agama intoleran, radikal, teroris dan stigma negatif lainnnya. Wallahu a’lam.

Kuala Tungkal, 17 Juli 2025

About Post Author

redi setiawan

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *