Telat Bayar Uang Seragam, Pelajar Diancam Dikeluarkan dari Sekolah SMPN 3 Pangkalan Kerinci

0 1
Read Time:2 Minute, 2 Second

PELALAWAN, RBO – Dunia pendidikan kembali tercoreng oleh ulah seorang oknum guru di SMP Negeri 3 Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan.

Seorang siswa baru dilaporkan mengalami tekanan psikologis serius setelah mendapatkan perlakuan tidak pantas dan bernada intimidatif dari salah satu guru, hanya karena terlambat membayar biaya seragam dan transportasi sekolah.

Insiden ini bermula saat guru bernama Refi menghubungi orang tua siswa melalui WhatsApp, menagih pembayaran uang seragam sekolah sebesar Rp. 1.670.000 dan transportasi sebesar Rp. 200.000. Total keseluruhan yang harus dibayar yakni Rp1.870.000.

Namun karena kondisi ekonomi keluarga yang sedang sulit, ibunda siswa menyampaikan bahwa ia belum dapat melunasi biaya tersebut karena masih menunggu gaji sang suami cair.

Alih-alih menerima penjelasan dengan empati, sang guru justru mengeluarkan pernyataan bernada kasar dan menyinggung perasaan orangtua.

“Kalau gak sanggup, keluarkan aja anak itu. Masih banyak anak-anak lain yang mau sekolah di sini,” ujar Bu Refi, sebagaimana disampaikan oleh orang tua siswa kepada media, Selasa (22/7/2025).

Ucapan tersebut sontak membuat keluarga terpukul. Tak hanya berhenti di percakapan pribadi, bentuk pelecehan verbal juga terjadi di hadapan siswa lain. Saat siswa dipanggil menggunakan pengeras suara, guru tersebut kembali mempermalukan anak dengan ucapan.

“Kamu ini masih menumpang di 7A. Mana ibumu, kenapa belum juga datang?” tekan guru tersebut kepada anak didiknya.

Sang anak yang dalam kondisi tertekan mencoba menjawab bahwa ibunya tidak bisa hadir karena kendala transportasi. Namun jawabannya dibalas dengan kalimat yang lebih tajam, “Gak bisa seperti itu. Kamu itu di sini masih menumpang.”

Ironisnya, ucapan itu bahkan diulang kembali oleh sang guru saat masuk ke kelas, di hadapan seluruh siswa, tanpa sedikit pun mempertimbangkan dampak psikologis terhadap si anak.

Tindakan ini jelas mencerminkan sikap yang sangat tidak layak dari seorang pendidik. Alih-alih membimbing dan melindungi, guru justru menjadi sumber tekanan dan rasa malu yang mendalam bagi anak didiknya.

Ayah siswa yang mendengar langsung rekaman percakapan dan melihat dampak psikologis terhadap anaknya segera mendatangi sekolah untuk meminta klarifikasi.

“Kami sangat kecewa dan marah. Seorang guru seharusnya punya akhlak mendidik, bukan merendahkan anak kami hanya karena belum bisa bayar uang seragam. Pendidikan bukan milik orang mampu saja!” tegas sang ayah.

Saat ini, anak tersebut mengalami trauma mendalam dan takut kembali ke sekolah. Padahal ia baru satu minggu menjalani masa awal sebagai siswa baru. Rasa terasing, malu, dan tidak diterima telah meruntuhkan semangat belajarnya.

“Kamu tidak bisa lagi Sekolah disini, karena orangtua kamu tidak sopan,” tutup sang guru kepada anak sebelum pergi meninggalkan ruang guru,” Cetusnya. (Sur)

About Post Author

redi setiawan

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *