Teka-Teki Pengadaan Thermo Gun ‘Hantam’ BPBD Kab Bandung
SOREANG, RB.Online – Dalam menanggulangi pandemi Covid-19 tidak hanya dilakukan oleh pemerintah. Peran masyarakat untuk jaga jarak dan tinggal di rumah dilakukan demi mencapai keberhasilan dalam mengakhiri Covid-19 di Indonesia.
Pemerintah terus memperkuat upaya penanggulangan Covid-19 dengan melakukan penelusuran terhadap kontak dekat yang dilaksanakan oleh otoritas kesehatan setempat dan pengujian sampel secara masif.
Penekanan penyebaran virus corona dengan menggunakan alat bantu di setiap pusat perbelanjaan, kantor pemerintah/swasta serta tempat kerja pun dilakukan.
Thermal scanner alias alat pemindai suhu saat ini diandalkan sebagai pendeteksi dini terhadap seseorang apakah terjangkit virus corona atau tidak. Salah satu jenis thermal scanner yang kini banyak digunakan adalah thermo gun yang berbentuk seperti pistol dan ditembakkan ke dahi.
Untuk diketahui, salah satu tanda terjangkit virus corona adalah demam. Manusia bisa dikatakan demam ketika suhu tubuh sudah melewati rata-rata suhu tubuh normal, yakni 37,5 derajat. Nah, alat ini berfungsi untuk langsung mendeteksi gejala dan tanda awal terjangkit virus corona.
Guna menekan penyebaran virus corona, Pemerintah Kabupaten Bandung pun telah melakukan berbagai langkah penanganan, dalam bentuk pembagian paket sembako, penyemprotan disinfektan, bahkan pembagian masker dan thermo gun (pistol).
Informasi yang sempat beredar, sekitar November 2020 Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Badan Pengendalian Bencana Daerah (BPBD) melaksanakan pengadaan masker dan thermo gun (pistol) untuk dibagikan ke sekolah dan kantor desa yang tersebar di Kabupaten Bandung.
Sayangnya, hingga saat ini tidak diketahui sumber dan besaran anggaran yang digunakan untuk melaksanakan pengadaan alat pendeteksi suhu tubuh ini.
Bahkan pengadaan thermo gun (pistol) yang penyalurannya disebut-sebut dilakukan melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, diduga diwarnai praktek mark up gila-gilaan.
Dari lembar Berita Acara Penyerahan Barang yang tercecer ke tangan Reformasi tercatat bahwa harga Thermometer Infrared (Pistol) Rp 899.525,00.
Sementara dari hasil penelusuran yang dilakukan terhadap harga barang tersebut hanya Rp 229.401,00 untuk pembelian satu buah melalui online shop.
Sekedar untuk diketahui, Kabupaten Bandung saat ini memiliki 1.390 Sekolah Dasar dan 328 sekolah tingkat SMP serta 270 desa yang tersebar di 31 kecamatan.
Terkait jumlah anggaran dan barang yang dilaksanakan, Kepala BPBD Kabupaten Bandung, Drs. H. Akhmad Djohara, M.Si, hingga berita ini diturunkan belum memberikan klarifikasi.
Demikian halnya dengan surat konfirmasi Nomor: 0295/Konf/PR-RB/V/2021 tanggal 05 Mei 2021 yang ditujukan kepada Kepala BPBD Kabupaten Bandung, hingga saat ini belum mendapatkan jawaban sebagaimana mestinya. “Nanti ya saya pelajari dulu,” demikian tanggapan yang disampaikan kepada Reformasi via WhatsApp, Senin (24/05/2021) lalu.
Ketua Umum Radar Pembangunan Indonesia, Abd. Hasyim saat dimintai tanggapannya terkait sistem pengadaan alat pemindai suhu di BPBD Kabupaten Bandung tersebut, mengaku menemukan beberapa kejanggalan yang perlu disikapi oleh Bupati Bandung, H. Dadang Supriatna, S.I.P., M.Si.
Bupati Bandung, menurut Hasyim, harus mendesak Kepala BPBD, Akhmad Djohara untuk menjelaskan besaran anggaran yang digunakan terhadap pengadaan thermo gun jenis Thermometer Infrared (Pistol).
Guna mewujudkan visi Kabupaten Bandung Bedas (bangkit, edukatif, dinamis, agamis, dan sejahtera) harus diawali dengan pembenahan terhadap pola kerja OPD yang selama ini terbangun dibawah kepemimpinan bupati terdahulu.
“Intinya pimpinan OPD sekarang harus lebih terbuka, agar “reputasi di masa lalu tidak jadi batu sandungan terhadap harapan perubahan yang diimpikan oleh masyarakat,” ujar Hasyim.
Dalam menjalankan roda pemerintahan di Kabupaten Bandung, seluruh OPD harus bekerja keras dalam membantu Bupati untuk mewujudkan Kabupaten Bandung Bedas. “Makanya Bupati harus memilih dan menempatkan orang-orang yang memiliki reputasi bersih pada masing-masing OPD,” pungkasnya.
Ditempat terpisah, Ketua Umum LSM Pandemo, Nana Setiawan, meminta agar Kepala BPBD Kabupaten Bandung, Akhmad Djohara, menjelaskan seputar pengadaan thermo gun di instansi yang dipimpinnya.
Nana menjelaskan, pada tahun 2020 BPBD Kabupaten Bandung memiliki 5 (lima) paket kegiatan belanja modal dan belanja barang Pengadaan Sarana dan Prasarana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 yang tercantum pada Rencana Umum Pengadaan (RUP). “Harus dijelaskan untuk pengadaan thermogun yang mana paketnya,” tandas Nana.
Lebih jauh Nana Setiawan berharap agar Kepala BPBD Kabupaten Bandung, Akhmad Djohara tidak berupaya untuk menyembunyikan isu pengadaan thermo gun yang saat ini tengah jadi salah satu bahan pergunjingan masyarakat.
“Kalau memang pengadaannya telah dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang berlaku, jelaskan sumber anggarannya, jumlah barang yang telah dilaksanakan, serta titik pendisribusian yang telah dilakukan, gampang kan?,” imbuhnya sembari menutup pembicaraannya Selasa (25/05/2021) kemarin. (**)