BOGOR, RBO – Pembangunan Betonisasi jalan yang bernilai Milyaran Rupiah terindikasi di MarkUp pasalnya didalam pengerjaannya ada dugaan tidak sesuai spesifikasinya.
Proyek yang dibiayai APBD Tahun 2023 oleh Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) yang dikerjakan oleh CV KARYA SIRAH DAYEUH sebagai pemenang tender (Penyedia) dan Konsultan Pengawas PT DIMENSI RONAKON sepertinya hanya asal jadi.
Dari hasil investigasi team Media Reformasi Bangsa dilokasi dan informasi yang didapat dari masyarakat setempat untuk pengerjaan pembangunan jalan (Rigit) Beton banyak kejanggalan, seperti pada pembesiannya yang seharusnya memakai Besi 10 fool tapi yang dipakai hanya 10 banci (KW).
Selain itu, untuk cincinnya yang seharusnya memakai Besi 8 tapi yang dipakai Besi 6 begitu juga untuk Duwelnya yang seharusnya berjarak 60 cm, namun pada kenyataannya ada yang berjarak 69 sampai 73 cm, dan dari ketebalan betonnya (Rigit) ditemukan kurang dari 20 cm hanya 18 dan 19 cm.
Ini menjadi pertanyaan bagi banyak kalangan khususnya masyarakat yang tinggal di Desa Batulayang dan Kelurahan Cisarua, Proyek yang menelan Anggaran Rp. 1.736.773.000 diduga pengerjaannya tidak mengutamakan kwalitas, tidak menutup kemungkinan nasib jalan beton tersebut sama nasibnya dengan jalan yang sebelumnya, akan mengalami pecah dan retak – retak.
Seperti yang di sampaikan salah satu warga Desa Batulayang Jonarudin mengatakan kalau pengerjaan jalannya asal jadi dan tidak sesuai spec termasuk umur beton dan spec betonnya.
Seharusnya Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melakukan On the spot kelokasi supaya bisa mempertimbangkan dampak yang akan timbul pada masyarakat setempat apabila jalan tersebut ditutup total tegasnya.
Jonarudin juga mengatakan walaupun jalan ini hanya jalan alternatif tapi dampaknya sangat merugikan masyarakat setempat dikarena menghambat aktifitas dan perekonomian juga terganggu.
“Bagaimana tidak masyarakat mau belanja ke pasar saja harus jalan kaki dan harus menggunakan ojek dan ini sudah mengeluarkan biaya tambahan dua kali lipat,” terangnya.
Lebih lanjut Jonar sapaan akrabnya mengatakan untuk pengecoran (Rigit) Betonnya seharusnya memakai mutu Fc jangan memakai mutu K.
“Kalau memakai mutu Fc selain kwalitas ketahanan bebanya lebih kuat dan kerasnya juga lebih cepat dalam waktu tiga hari jalan sudah bisa dibuka untuk lalulintas warga,” ungkapnya.
Sementara, Punti selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) kepada Reformasi bangsa pada Kamis 7/12/2023 via telpon mengatakan perihal Besi yang dipakai pada jalan beton tersebut ada perubahan dengan alasan pengerjaan yang sekarang ini bukan lagi pekerja yang pertama alias (ganti orang).
“Dan untuk ketebalan (Rigit) betonnya ada yang tidak sama, apabila nanti memang ada pada saat dilakukan pembayaran akan ada pemotongan sesuai volume ketebalan beton yang dinilai kurang,_ bebernya.
Pada saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp jenis mutu Beton yang dipakai pada Coran jalan tersebut apakah memakai mutu Fc 30 tiga hari (Tri Day) atau memakai mutu Fc 20, Dua puluh delapan hari Punti tidak merespon apalagi mau memberikan kiarifikasi kepada team Media Reformasi Bangsa.
Sangat disayangkan Punti selaku PPK tidak menjelaskan apa urgensinya terkait perubahan yang terjadi, apalagi perubahannya dilakukan pada saat pembangunan proyek sedang berjalan dan ini menimbulkan pertanyaan apalagi letak jalan yang dibangun tersebut tidak ada kendala yang bersifat urgen.
“Dengan adanya proyek yang bernilai hampir dua milyaran rupiah ini dijadikan lahan bancakan bagi oknum – oknum yang nakal untuk mencari keuntungan lebih besar,” terangnya. (Tono)