Penyakit Hipertensi Paling Tinggi di Kabupaten Sumedang

https://www.profitablecpmrate.com/ki4sf672yj?key=11d19e0ce7111b57c69b1b76cd2593c6

SUMEDANG, RB.Online – Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang melaksanakan Rakor terkait Hipertensi di Kabupaten Sumedang, Senin (08/11/2021).

Kepala Seksi pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Kab Sumedang Aan Sugandi mengatakan, dalam 10 tahun terakhir, penyakit tidak menular merupakan 7 dari 10 penyakit terbanyak di Indonesia, serta merupakan penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

“Di Kabupaten Sumedang sendiri, 10 penyakit tidak menular Hipertensi menjadi salah satu penyakit nomor satu penymbang dan jumlah sasaran 248.173 orang, hipertensi merupakan salah satu yang masuk kedalam SPM (Standar Pelayanan Minimal) bidang Kesehatan, sehingga semua penderita Hipertensi harus dilayani secara maksimal,” jelasnya.

Aan menerangkan, hipertensi termasuk Penyakit Tidak Menular (PTM), dan dalam Laporan Bulanan (LB1) dari Puskesmas yang ada Kabupaten Sumedang. Hipertensi tercatat sebagai penyakit Nomor satu terbanyak,jumlah sasaran hipertensi di tahun 2021 ini,sebanyak 248.173 orang, sampai dengan bulan September 2021 sudah terjaring 124.964 orang atau sekitar 50,35 persen.

“Untuk target sasaran sendiri, di dari bulan sekarang sampai Desember target 80 persen sasaran. Penyebab hipertensi ini, bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pola makan yang tidak teratur, gaya hidup, serta Faktor keturunan dari orang tua dan Faktor keturunan merupakan yang sering terjadi pada hipertensi ini,” paparnya.

Masalah yang dihadapi dalam penemuan atau penjaringan penderita hipertens, karena kondisi dan situasi akibat pandemi Covid-19 yang berimbas terhadap pelayanan Puskesmas. Dengan pembatasan pelayanan sehingga jumlah pasien yang datang ke puskesmas sangat terbatas, dan screening hipertensi pun terbatas.

Masalah lainnya, yaitu pembatasan kegiatan kesehatan masyarakat, seperti Posbindu PTM dan Posbindu Lansia tutup saat masa pandemi, serta Pandu PTM (Pelayanan Terpadu PTM) masih belum maksimal di kegiatan di dalam dan luar gedung puskesmas. Serta sarana dan prasarana DDFRPTM belum lengkap yaitu baru untuk 75 Desa se Kabupaten Sumedang,” ujarnya.

“Jadi pandemi Covid-19 ini, merupakan salah satu faktor masalah yang dihadapi. Karena tidak mungkin kita memeriksa di Puskesmas, yang pastinya berpotensi menimbulkan kerumunan,” tambah Aan.

Ia menyebut, untuk solusi dan rencana aksi ke depannya, pihaknya akan melakukan sosialisasi deteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular, bagi kader Posbindu PTM. Kemudian jika Level PPKM mulai turun pelayanan di Puskesmas dan Posbindu ditingkatkan lagi, dengan memperhatikan Protokol Kesehatan.

“Kami juga akan melakukan pengajuan sarana dan prasarana DDFRPTM untuk desa. Serta Koordinasi dan Kolaborasi Lintas program, lintas bidang, lintas sektor,” tandasnya. (Riks)

Related posts

Leave a Comment