Peningkatan maupun Pemeliharaan Ruas Jalan Warung Borong – Ranca Bungur Kandas Terdampak Covid-19?

BOGOR, RB.Online – Mencermati sekaligus menyikapi bungkamnya Kepala UPT Jalan Jembatan Kelas 1-A PUPR Wilayah IV Ciampea, saat terima konfirmasi dari jurnalis salah satu media online, terkait batalnya program peningkatan diruas jalan Warung Borong-Ranca Bungur, beberapa waktu lalu, hingga setelah jelas batalnya pun tetap tidak dilakukan pemeliharaan, sebagai recovery dibatal kannya peningkatan.

Hingga beberapa kali dipublikasikan pun, sang Kepala UPT, Bondan Triyana, tetap unkomunikatif dan susah ditemukan. RB.Online mencoba mendatangi kantor UPT nya, setelah beberapa kali mencoba hubungi sang Ka UPT itu via pesan ke chat WhatsApp pribadinya, tapi tak dijawabnya sama sekali. Ternyata di kantornya itu pun, gagal menemukannya, Kamis (11/11/021).

Didapat informasi, dari sumber yang identitas dirahasiakan, bahwa sang Ka UPT, Bondan Triyana, semenjak berlaku PPKM WfH, biasa ngantor tiap hari Jum’at saja. Hanya staf, pengamat wilayah kecamatan, para pekerja lapangan serta Kasubag TU nya saja yang ada di kantornya saat itu.

Tak ingin kecewa, RB.Online mencoba menemui dan gali keterangan dari stafnya, pengamat lapangan untuk wilayah Ciampea, Iyan Fitriawan. Ditemui di ruang kerjanya jelang jam pulang kerja.

Dirinya memberikan penjelasan, sesuai pertanyaan yang diajukan. Garis besarnya dirinya tandas mengakui yang dipertanyakan oleh RB.Online, bahwa pemeliharaan pada ruas jalan itu tidak dilakukan, karena sudah diflotkan akan ditingkat kan (tadinya akan kena proyek pembangunan).

“Begitu Kang, namun faktanya kena pending terus, telah dua periode APBD selalu dipending Pemda, kena realokasi anggaran penanganan Covid-19 di wilayah Kab Bogor. Ditambah adanya prioritas percepatan dari Panca Karsa Kabupaten, memprioritaskan dahulu pembangunan diwilayah rink-1 UPT Cibinong dan sekitarnya,” jelaa Iyan.

Ia menambahkan, menurutnya, pada APBD 2020 itu sudah diflotkan peningkatan 500 meter, lalu tahun ini telah diflotkan juga peningkatan 1 Km, namun masih tetap dipending. Yang intinya, semua bermuara alasan yang sama.

Pengamat lapangan untuk wilayah Ciampea

“Tadinya, itu semua sudah diflot akan ditingkatkan, namun lagi lagi kena pending untuk satu alasan yang sama. Akibatnya serba salah di pihak UPT, peningkatan dipending pemeliharaan pun tiada,” tambahnya.

Iyan pun merinci detail dari ruas jalan tersebut. Total panjang sekarang menjadi 3326 meter dari simpang Warungborong, hingga disimpang Ranca Bungur, persisnya depan balai desa Rancabungur.

Itu setelah perelokasian otoritas dari UPT-JJ VIII Parung pada UPT-JJ IV Ciampea, dari simpang Ranca Bungur ke ujung jembatan Kali Cisadane (-+) 700 meter, dengan lebar antara 4-5 meter, karena di beberapa titik ada penyempitan badan jalan, karena banyak hal non teknis, pemukiman warga pinggir bahu jalan misalnya,” pungkas Iyan.

Pantauan RB.Online, di lokasi ruas jalan tersebut, tidak bisa ditampik kerusakan badan hingga bahu jalan tersebut, benar adanya. Sedikitnya puluhan titik, tampak jelas rusak amat parah. Bahkan ada yang level kerusakan jalannya hingga ke dasar badan jalan, tampak kan warna merah tanah didasarnya, saat badan jalan kering. Serta akan tampak mirip Kubangan Kerbau disaat tergenangi air diatasnya.

Kondisi tersebut ada di sekitar satu kilo meter awal, dari arah simpang Warung Borong hingga depan UPT Puskesmas Ciampea. Titik terparah terbentang dari sekitar jalan masuk Pasar Baru Ciampea, hingga sekitar tikungan jalan Temmy, kurang lebih 300 hingga 350 meteran. Akibatnya, para pengguna jalan tak bisa memacu kendaraan nya dengan speed tinggi demi keselamatannya.

Sebagaimana diakui Asep, Jaka, Aceng serta beberapa orang lainnya. Yang mengaku terpaksa harus melambatkan laju kendaraannya, terlebih disaat jalan tertutup air pasca hujan. Sebagian pengguna jalan memilih manouver, lewat ke jalan dalam pasar baru, keluar dari samping Mapolsek Ciampea dan sebaliknya keluar dari jalan masuk Pasar Baru Ciampea, itu demi menghindari jalan berlubang yang tertutup genangan keruh, supaya tak alami kecelakaan.

Selain kerusakan tadi, ketinggian sedimentasi drainase sepanjang ruas jalan yang rusak itu pun amat jelas, nyaris setara permukaan bibir drainas nya. Rerumputan pinggir jalannya menjalar tinggi, tanda kurang sentuhan pemeliharaan. (Asep Didi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *