Pantau Pelayanan RSUD Bantaeng, Ilhamsyah Azikin: Jangan ada Pasien yang Terabaikan

BANTAENG, RB.Online – Hari pertama masuk kerja pasca libur lebaran,Bupati Bantaeng, DR Ilham Azikin pantau langsung aktivitas pegawai dan fasilitas di RSUD Prof DR Anwar Makkatutu Bantaeng, Senin (9/05/2022).

Dalam kesempatan itu, Bupati Bantaeng DR Ilhamsyah Azikin didampingi Direktur RSUD Anwar Makkatutu Bantaeng dr Sultan serta beberapa tenaga mediis RSUD Bantaeng pantau aktifitas pelayanan disetiap bagian di rumah sakit, mulai dari IGD, hingga ketersediaan obat-obatan diapotek.

Direktur RSUD Bantaeng, dr Sultan menyebut, jumlah pasien yang datang berobat di RSUD Anwar Makkatutu Bantaeng plus 4 pasca lebaran mengalami peningkatan dari hari-hari sebelumnya.

“Dari data IGD, mencatat jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit ini mencapai sebanyak 59 orang termasuk pasien kecelakaan lalu lintas (lakalantas), hal ini juga membuat kami membuka pelayanan selama 24 jam,” ucap dr Sultan.

Ia menjelaskan, semua pasien yang masuk,baik yang dirawat Inap maupun yang rawat jalan tetap ditangani secara bergantian oleh dokter yang bertugas (piket) dan juga tenaga medis lainnya yang ada di rumah sakit ini.

“Jadi pasien yang datang berobat di RSUD Anwar Makkatutu ini puncaknya plus 4 Pasca lebaran hari raya idul fitri yang yang angka mencapai hingga 59 orang pasien,” jelas dr Sultan.

Dikatakan, ada berbagai penyakit yang dikeluhkan oleh masyarakat yang datang berobat di Rumah sakit ini diantaranya gangguan pencernaan, tekanan darah  dan juga kolestrol,” tambahnya.

Sementara itu, Bupati Bantaeng, DR Ilham Azikin yang didampingi Direktur RSUD dan juga Kadiskes Bantaeng melakukan pemantauan di beberapa titik pelayanan guna memastikan terkait pelayanan prima yang dilaksanakan di RSUD Bantaeng.

Bukan hanya itu, Bupati yang bergelar Doktor Pemerintahan itu juga menemui beberapa dokter untuk memastikan sekaligus mengingatkan pelayanan di IGD tetap berjalan lancar dan semua pasien dilayani dengan baik meskipun pasiennya dari daerah tetangga.

“Jadi intinya, pasien dari manapun jika datang di rumah sakait ini berobat agar tetap mendapatkan pelayanan yang baik. Jangan sampai ada yang terabaikan, khususnya bagi penderita penyakit Hepatitis agar dilayani sesuai protokol yang sudah diatur,” tegas Ilham Azikin.

Meski kata ia, saat ini belum ada kasus Hepatitis yang ditemukan, namun tentunya para dokter dan tenaga medis lainnya diharapkan tetap melakukan upaya antisipasi pencegahan.

“Dan jika pun ada, maka ditekankan agar penanganannya dilaksanakan sesuai prosedur yang telah ditetapkan,” jelas Ilham.

Selain melakukan pemantauan terhadap pelayanan dan fasilitas rumah sakit, Ilham Azikin juga mengecek kesehatan para tenaga medis yang sedang bekerja.Ia berharap para medis dalam melaksanakan tugas tetap dalam kondisi prima.

“Sebab hal utama dalam pemantauan yang kami lakukan adalah faktor kesehatan, khususnya para dokter dan tenaga medis, sebab pelayanan tidak akan berjalan dengan baik jika kesehatan para petugas tidak dalam  kondisi yang fit,” jelas dia.

Bupati jebolan STPDN ini menyebut,  para petugas Apoter jika ada warga yang ingin membeli obat-obatan dilayani saja, berikan pelayanan maksimal terhadap masyarakat, meskipun itu dari daerah tetangga Bantaeng.selama stock obat di RSUD ini tersedia.

Selain memantau di IGD, Bupati bergelar doktor pemerintahan ini juga melakukan pemantauan di ruang radiologi dan Apotek guna memastikan stok obat – obatan tetap aman.

Ditempat sama, Kepala Dinkes Bantaeng dr Andi Ihsan menerangkan, Bantaeng masih relatif aman dari kasus hepatitis akut. Sejauh ini, belum ada dilaporkan warga Bantaeng yang terjangkit penyakit misterius ini.

Meski demikian, pihaknya telah menggelar briefing bersama tim untuk menguraikan berbagai langkah antisipatif.

Kepala Dinas Kesehatan pencetus sejuta Inovasi di bidang kesehatan ini meminta semua tim gerak cepat di 13 puskesmas yang tersebar di 8 kecamatan untuk pro aktif memantau dan melaporkan kasus sindrom jaundice akut pada Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR).

“Untuk Langkah antisipatif dalam upaya  pencegahan yakni, memberikan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada masyarakat dan  melalui penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Ketiga adalah dengan menginformasikan kepada masyarakat agar segera mengunjungi fasilitas layanan kesehatan terdekat apabila mengalami sindroma jaundice,” paparnya.

Selain itu, Dinkes Bantaeng juga akan membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor terutama Dinas Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantaeng.

“Upaya antisipatif terakhir adalah menyusun Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng tentang Pembentukan Tim Pencegahan dan Penanggulangan Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiolloginya (Acute Hepatitis of Unknown Aetiology),” jelas Andi Iksan.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian (P2), dr. Armansyah, M.Kes menyampaikan, bahwa saat ini belum ada kasus hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya di Kabupaten Bantaeng.

Meskipun belum ada kasus, menurut Ketua ASDOKI Wilayah Sulawesi ini, Dinas Kesehatan Bantaeng tetap melakukan aktivitas pencegahan dan pengendalian penyakit melalui tim yang telah dibentuk oleh Kepala Dinas Kesehatan Bantaeng. (Ali)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *