Bogor, RBO – Pimpinan beserta pengurus Padepokan Wayang Bambu Bogor, kembali menggelar kegiatan pemberian paket santunan pada para Yatim dan Dhu’afa, Minggu (16/04/2023).
Meski sederhana tapi kegiatan terasa khidmat serta tertib, penuh limpahan kasih sayang yang berlangsung di Aula Serba Guna DKM Masjid Besar Al – Maidah, Kelurahan Semplak Kec Bogor Barat-Kota Bogor
Nampak hadir beberapa orang perwakilan pemerintahan setempat, dari Kelurahan Semplak, Kecamatan Bogor Barat, juga Pemkot Bogor. Bhabinsa-Bhabinkamtibmas Kel Semplak, Ketua RT dan Ketua RWnya, serta beberapa orang tamu undangan, dan dari Pemkot Bogor, yang diwakili Kabid Budaya-Disbudparekraf Kota Bogor, Dian Herdiana.
Dalam sesi sambutannya, Ki Dalang, sapaan akrab Pupuhu atau pimpinan PWB (Padepokan Wayang Bambu ), Drajat Iskandar, menyampaikan satu pesan moral disertai harapannya, kepada semua pihak yang hadir dalam acara.
Dirinya berpesan agar para hadirin dan siapa pun, yang tengah dikaruniai kelebihan rezeki, agar sudi serta peduli pada Anak Yatim-Dhu’afa, dengan menyisihkan sebagian kecil rezekinya untuk menyantuni Anak Yatim dan Dhu’afa.
“Saya juga berharap, untuk kedepannya, itu bagaimana caranya para Anak Yatim di Bogor, dimerdekakan biaya pendidikannya, oleh semua pihak, baik pendidikan yang formal maupun non formal. Karena itu tanggung jawab bersama, terutama di pihak pemerintah, baik dari pusat maupun pemerintah daerahnya,” pinta Ki Dalang.
Hal tersebut dipandangnya penting, demi memberi satu spirit juang para Anak Yatim itu, untuk thalabul Ilmu, agar tak putus semangat, hingga putus sekolahnya.
Karena mereka merasa tak punya Orang tua yang lengkap, terutama sosok Ayah nya. Yang identik dengan segala beban tanggung jawabnya, membiayai kebutuhan hidup termasuk biaya pendidikan bagi anak anaknya.
“Saya tak perlu lagi panjang lebar bicara, karena hanya ingin menyampaikan pesan kepada semua pihak, utama nya pada pihak pemerintah. Agar ke depannya itu, bagai mana caranya, pendidikan bagi para anak yatim Bogor ini dimerdekakan kan saja, dari semua beban biaya yang diberlakukan,” ungkapnya.
Ditegaskan Ki Dalang, itu penting agar para yatim tak berputus asa hingga putus sekolahnya, karena merasa tidak punya Orangtua, terutama Ayah.
“Yang identik dengan segala beban tanggung jawabnya, membiayai kebutuhan anak, termasuk biaya pendidikan anaknya,” tandas Ki Dalang.
Masih di tempat yang sama, Kabid Budaya Disbudparekraf Kota Bogor, Dian Herdiana, menyatakan di dalam sambutan singkatnya, bahwa dirinya sebagai perwakilan Pemkot Bogor, mengapresiasi positif serta akan mendukung giat nyata seperti ini.
Pihaknya pun mengaku akan segera menyampaikan aspirasi dari Ki Dalang tersebut pada pimpinannya, di Pemerintah Kota Bogor.
“Saya amat mengapresiasi pemaparan alasan, disertai harapan, atas pelaksanaan kegiatan positif Padepokan Wayang Bambu ini, Saya akan segera sampaikan apa yang disampaikan Ki Dalang tadi pada pimpinan, bahwa kegiatan positif seperti yang digelar oleh PWB ini,” ujar Dian.
“Ini sangat penting untuk didukung oleh Pemkot Bogor, juga semua pihak. Sebagai wujud peduli Kita, pada kepentingan para anak yatim, termasuk untuk kepentingan pendidikannya, sebagaimana disampaikan Ki Dalang tadi,” tegas Dian.
Sementara, Ketua DKM dari Masjid Besar Al-Maidah, Ustadz Ujang, di dalam sesi sambutannya menyampai kan. Pihaknya merasa amat terharu atas kepedulian dari Pupuhu (pimpinan) Padepokan Wayang Bambu dan para pengurusnya, atas acara yang rutin digelarnya, di Masjid yang dikelola DKM yang tengah dipimpinnya.
Meskipun pihaknya hanya memfasilitasi tempat untuk digelarnya acara tersebut, namun turut terbawa harum karena acara tersebut. Oleh karena itulah, dirinya secara terang terangan mengakui keterharuannya.
“Saya hampir tak bisa untuk berkata-kata, tak kuasa atas keterharuan pribadi, setelah berkali-kali pihak Ki Dalang menggelar acara santunan seperti ini, untuk anak yatim di masjid ini,” kata Ustadz Ujang.
Meskipun anak yatim yang hadir kali ini tak sebanyak sebelum sebelum nya, mungkin karena segala keterbatasan keadaan, jadi tak diundang semua oleh Ki Dalang.
“Dari totalnya, Anak Yatim yang didata ada 215 orang, untuk kali ini hanya diundang 100 orang anak yatim saja, sedangkan yang hadirnya kali ini hanya 60-an orang anak yatim, ditambah belasan orang para Dhu’afa dewasa, dari sekitar masjid ini saja,” jelas Ustadz Ujang. (Asep Didi)