SUMEDANG, RBO – Dihari kedua penyelenggaraan West Java Digital Services International Festival (WJDS IFes) 2022, Jum’at (23/12), di Balairung Rudini Kampus IPDN Jatinangor diisi acara talkshow interaktif.
Talkshow dengan tema “Digital Services dalam Perspektif Dunia Usaha” menghadirkan beberapa narasumber yakni CEO Inixindo Jogja, CEO Jakarta Smart City, CEO Stealien Korea dan CEO Live Person Australia dengan moderator Direktur Sekretariat Wantiknas, Gerry Firmansyah.
CEO Inixindo Jigja Andreas Diantoro menyampaikan, kunci utama dari pelaksanaan ‘digital services’ bukan hanya sekedar teknologi, tetapi juga perubahan ‘mindset’ dan ‘leadership’.
“Aplikasi adalah ‘view’ yang paling ujung dari ‘iceberg’, bukan posisi dari substansi atau inti dari ‘digital sevices’,”ujarnya.
Dikatakan, setidaknya ada 5 rumus ‘mindset’ sebagai pondasi yang harus dimiliki oleh ASN selaku pengelola digital services.
“Ada lima, yaitu mengubah ‘government sentris’ ke ‘public sentris’, data terpusat dan bisa dikelola, mengubah value lama menjadi value baru yaitu sebagai fasilitator dan kolaborator, menciptakan inovasi dan terobosan yang ‘gila’ dan memiliki integrasi aplikasi yang sama,”ungkapnya.
Sementara itu, CEO Jakarta Smart City, Yudistira Nugraha memaparkan, leadership tidak hanya fokus pada satu individu melainkan bagaimana melakukan perubahan dan kolaborasi.
“Leadership ini akan terkait dengan ‘individual leadership’ yang nanti digabung menjadi ‘collective leadership,” ujarnya.
Menurutnya, ‘digital leadership’ adalah bagaimana mengkombinasikan individual menjadi sebuah ‘collective leadership’ yang pada akhirnya menghasilkan ‘government sentris’ menuju ‘public sentris’.
Yudis lebih-lanjut mengatakan” data menjadi sesuatu yang sangat penting dalam konteks pemerintahan untuk memprediksi perubahan ke depan.
“Contohnya Google, bisa melihat layanan apa yang bisa digunakan para pengguna dalam lima tahun kedepan,” ungkapnya. (Riks)