Kualitas Udara Tanjab Barat Buruk Akibat Karhutla, Yogi: Belum Lihat Upaya Pemkab Tangani Masalah Itu

TANJAB BARAT, RBO – Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) mengakibatkan kualitas udara di Kabupaten Tanjung Jabung atau Tanjab Barat.

Buruknya kualitas udara akibat Karhutla ini menimbulkan rasa kecemasan bagi kesehatan masyarakat khususnya anak-anak.

Pasalnya, anak-anak berada di usia yang rentan terhadap penyakit. Sistem pernapasan anak masih dalam tahapan perkembangan dan organ-organya belum kuat sempurna serta lebih rentan terhadap polutan udara.

Paparan jangka panjang terhadap polusi udara dapat meningkatkan risiko penyakit pernapasan seperti asma, bronkitis, dan infeksi saluran pernapasan.

“Anak-anak mulai terserang batuk pilek, kemungkinan besar akibat asap,” ungkap Yuli salah seorang warga.

“Makanya para orang tua, juga termasuk saya menyarankan mereka banyak minum, tapi bukan minum es. Karena ketika banyak minum itu, lumayan berkurang sakitnya,” kata dia.

Situasi yang terjadi di tengah masyarakat tersebut, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Tanjab Barat, Sufrayogi Syaiful mengatakan perlu langkah mendesak untuk menghadapi semakin memburuknya kualitas udara di Tanjab Barat.

Menurut Yogi, salah satu upayanya harus ada peringatan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) demi melindungi kelompok sensitif agar tidak terpapar polusi lebih parah.

“Yang disayangkan sampai saat ini tidak ada upaya Dinas Kesehatan (Dinkes) Tanjab Barat mengumumkan itu secara masif agar publik menerima pesan itu secara luas,” ungkap politisi Muda Partai Golkar ini.

“Saat ini perlu sesegera mungkin memberikan peringatan, misalnya meminta untuk memakai masker di luar ruangan dan membatasi aktivitas luar ruangan,” tutur Yogi.

Kalau perlu lanjutnya, Dinkes bisa membagikan masker gratis sambil memberikan himbauan tersebut.

Selain itu, Yogi juga meminta agar BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Kabupaten Tanjabbar, pro aktif mengupdate kondisi terkini, jika ada kebakaran lahan yang menjadi sumber kabut asap ini.

“Turun kelapangan pantau titik-titik hotspot dan infokan ke masyarakat agar saling menjaga agar tidak membesar,” tukasnya.

Karena menurut dia, kondisi lahan di Tanjabbar yang dominan bergambut rawan akan kebakaran yang menjadi sumber kabut asap ini.

“Berkaca di tahun-sebelumnya, Sama-sama kita menjaga agar kabut asap tidak menjadi bencana besar. Jangan sampai kejadian beberapa tahun lalu terulang dimana aktifitas masyakarat terganggu bahkan sekolah diliburkan,” pungkasnya. (YUs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *