BANTAENG, RBO – Koalisi poros tengah akhirnya mendeklarasikan diri untuk ikut bergerak memenangkan pasangan Calon Bupati Bantaeng, DR Ilham Azikin dan Nurkanita M Kahfi. Koalisi ini adalah gerakan civil society yang awalnya mendorong kandidat pasangan Cabup Bantaeng ketiga, namun gagal di pertengahan jalan.
Koalisi poros tengah ini menyatakan dukungan dengan berbagai alasan. Salah satu di antaranya adalah pasangan Calon Bupati Bantaeng, DR Ilham Azikin dan Nurkanita adalah satu-satunya pasangan yang memiliki visi dan misi yang jelas.
“Deklarasi dukungan poros tengah yang kita lakukan hari ini tidak mudah. Ada proses yang cukup panjang. Termasuk kami mendengarkan visi dan misi semua calon bupati. Kami melakukan kajian, dan hanya pasangan IAKAN yang memiliki visi dan misi yang rasional dan jelas,” kata salah satu inisiator poros tengah, Nasrun Jamal.
Sejumlah inisiator koalisi poros tengah hadir dalam deklarasi itu. Salah satu di antaranya adalah Karaeng Imran Massuaelle. Dia diketahui adalah paman langsung dari Fathul Fauzi Nurdin alias Uji Nurdin.
Dalam kesempatan itu, Karaeng Imran ikut menandatangani pernyataan deklarasi dukungan. Bersama Ilham Azikin, Karaeng Imran juga ikut melakukan simulasi pencoblosan surat suara.
“Kami menganggap bahwa apa yang diperjuangkan IAKAN untuk Bantaeng sejalan dengan misi perjuangan koalisi poros tengah. Sebagai Civil Society, kami juga ingin mendorong pertumbuhan ekonomi, penegakan hukum yang senyawa dengan keadilan dan pendidikan yang punya tujuan,” kata Nasrum Jamal.
Nasrun juga mengakui jika pasangan IAKAN adalah pasangan yang benar-benar mandiri. Dia menyinggung jika ada calon bupati lain yang masih bergantung dengan kedua orang tuanya. Bahkan, kedua orang tuanya itu ikut mengampanyekan anaknya.
“Kami juga pantau pergerakan kampanye. Kalau IAKAN juga melibatkan kedua orang tuanya untuk kampanye, terpaksa kami di Koalisi poros tengah gagal mendukung IAKAN. Tetapi sejauh ini teryata tidak. Berbeda dengan kandidat lainnya, orang tua turun tangan untuk kampanye,” kata dia.
Calon Bupati Bantaeng, DR Ilham Azikin mengakui proses deklarasi dukungan koalisi poros tengah ini cukup lama berproses. “Saya sering komunikasi dengan pak Nasrun. Koalisi poros tengah ini tidak main-main menyatakan dukungan,” kata dia.
Dia mengatakan, koalisi poros tengah ini tentunya akan menjadi ruang dialektika untuk mencerdaskan masyarakat Bantaeng. Dia menyebut, koalisi ini harusnya bisa menjadi suplemen untuk mendorong dan memberikan masukan terhadap pemimpin di Bantaeng.
Ilham Azikin juga mengajak kepada semua elemen koalisi poros tengah untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat Bantaeng. Dia berharap, masyarakat Bantaeng bisa disadarkan tentang memilih pemimpin di Bantaeng. Bahwa memilih pemimpin, kata dia, bukan hanya karena fanatisme.
“Jangan memilih karena fanatisme. Jangan pilih saya karena saya cakep. Bukan itu. Ajak masyarakat memilih pemimpin yang track recordnya baik. Pilih pemimpin yang memiliki visi dan misi yang jelas,” kata dia.
Dia juga mengajak kepada koalisi poros tengah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang Pilkada. Dia menyebut, masyarakat harus paham akan dampak dari hasil Pilkada ini jika salah memilih pemimpin.
“Memilih pemimpin tidak boleh atas dasar fanatisme itu. Ini yang harus disampaikan ke masyarakat. Jangan mau berjudi. Karena itu akan berdampak kepada masyarakat jika salah memilih pemimpin,” kata dia.
Ilham Azikin juga menambahkan, eksistensi pemerintahan tidak cukup dengan modal nama besar orang tua. Menurutnya, pemimpin itu harus lahir dan dibesarkan oleh proses yang dia jalanni.
Dia juga menyebut, jika pemerintahan itu bukan untuk sekelompok orang. Apalagi tim sukses. Siapapun yang diberikan amanah untuk memimpin, maka pemerintahan itu harus untuk semua kalangan.
“Saya lebih bagus ditinggalkan pendukung dan keluarga saya yang egois, dari pada saya harus mengkhianati rakyat Bantaeng. Teman-teman bisa lihat, banyak mi keluarga dan tim sukses yang tinggalkan saya karena mencoba mengintervensi kebijakan saya tetapi tidak bisa,” katanya.
Ilham Azikin menambahkan, selama pemerintahannya, tidak ada yang bisa melakukan intervensi terhadap kebijakannya. Selama untuk kepentingan masyarakat, maka kebijakan yang dia keluarkan tidak boleh diintervensi oleh siapapun.
“Boleh tanya pejabat yang ada di Bantaeng. Tidak pernah ada yang berani intervensi saya. Istri dan orang tua saya tidak ada yang berani mengintervensi kebijakan saja. Istri dan orang tua saja tidak berani, apalagi tim sukses. Karena kalau saya salah mengambil kebijakan, maka yang bertanggung jawab adalah saya. Bukan istri, orang tua atau tim sukses saya,” kata dia. (ALI)