Kepala DKUMKM Perindag Kota Tasikmalaya Soroti Kenaikan Harga Cabai Rp 90 Ribu/Kg Jelang Nataru

0 0
Read Time:1 Minute, 31 Second

TASIKMALAYA, RBO – Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) Kota Tasikmalaya mulai mengambil langkah antisipasi setelah harga komoditas cabai merah di pasar-pasar tradisional meroket tajam menjelang periode Natal dan Tahun Baru (Nataru). Kenaikan ini dipicu oleh cuaca ekstrem dan minimnya pasokan dari daerah produsen.

Kepala DKUPP Kota Tasikmalaya, Sofian Zaenal Mutaqin, membenarkan bahwa harga cabai merah besar telah mencapai angka signifikan, yaitu Rp 80.000/Kg di Pasar Cikurubuk dan bahkan menyentuh Rp 90.000/Kg di Pasar Pancasila.

Menurut Sofian, kenaikan harga yang terjadi disebabkan oleh dua faktor utama: hasil produksi yang belum stabil di tingkat petani dan peningkatan permintaan jelang Nataru.

Keterbatasan pasokan semakin diperparah karena Kota Tasikmalaya sangat bergantung pada kiriman dari luar daerah seperti Garut, Ciamis, dan Majalengka.

Sementara itu, di lapangan, pedagang Pasar Induk Cikurubuk, Dadang (52), mengeluhkan pasokan yang terbatas meskipun permintaan cukup tinggi, terutama dari pemilik warung nasi dan pedagang bakso.

“Memang permintaan cabai cukup tinggi tapi pasokan yang dikirim terbatas. Kenaikan terjadi pada cabai lokal karena pengaruh cuaca ekstrem,” kata Dadang, Jumat (5/12/2025).

Dadang merinci, harga cabai merah domba (rawit) naik dari Rp65.000 menjadi Rp80.000/Kg, Cabai Merah TW mencapai Rp70.000/Kg, dan cabai merah keriting mencapai Rp58.000/Kg.

Menyadari bahwa penanganan kenaikan harga yang dipasok dari luar daerah tidak mudah, DKUPP Kota Tasikmalaya menekankan pentingnya strategi ketahanan pangan di tingkat rumah tangga.

Sofian Zaenal Mutaqin menegaskan bahwa pihaknya terus menggenjot program “Sejuta Tanaman Pangan Cegah Inflasi” (Setaman Cinta).

“Kami tetap mendorong program Setaman Cinta agar warga dapat menanam cabai di pekarangan rumahnya masing-masing. Ini adalah langkah preventif jangka panjang untuk menekan laju inflasi yang disebabkan fluktuasi harga cabai,” pungkasnya.

Langkah DKUPP ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pasokan dari luar daerah dan memberikan alternatif sumber pangan bagi masyarakat di tengah kenaikan harga yang “membakar” kantong.

About Post Author

redi setiawan

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *