Karaton Sumedang Larang Gelar Ngawangkong Kasumedangan
Sumedang, RBO – Untuk melembagakan ajaran Kasumedangan Insun Medal Insun Madangan sekaligus sebagai bentuk dukungan kebijakan Sumedang Puseur Budaya Sunda (SPBS), Karaton Sumedang Larang menggelar “Ngawangkong Kasumedangan Hybrid Thematic Event #1” bertempat di Bale Agung Srimanganti, Karaton Sumedang Larang, Sabtu (14/01).
Kegiatan yang dibuka langsung Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir tersebut dihadiri pula oleh Keraton Surakarta Hadiningrat (Solo), Kesultanan Cirebon, dan Keluarga Besar Ir. H. Djuanda.
Dalam Laporannya Ketua Pelaksana
Hybrid Thematic Event Renaissance Kasumedangan Pangauban Jaya Laksana (PJL), Prof. Agus Pakpahan mengatakan, diharapkan even tersebut mampu mengoptimalkan keberadaan keraton sebagai centrum budaya, termasuk rekonstruksi budaya sebagai akar peradaban manusia, sekaligus mendukung SPBS.
“Budaya menyatukan kembali. Saya harap kegiatan ini akan menguatkan kembali Insun Medal Insun Madangan sebagai sumber budaya,” ujarnya.
Ditambahkan Agus, terkait dengan melembagakan ajaran Kasumedangan, ada Perda tentang Sumedang sebagai Puseur Budaya Sunda yakni Perda Nomor 1 Tahun 2020 tentang SPBS
“Dengan adanya Perda” Keraton Sumedang Larang ingin melahirkan kembali daya berpikir budaya sebagai sumber daya,” ujarnya.
Sri Radya Karaton Sumedang Larang
PYM. H. Rd. I. Lukman Soemadisoeria mengucapkan terima kasih kepada Bupati Sumedang yang telah hadir dalam acara tersebut seraya berharap dengan adanya Perda SPBS, tiap paguyuban menjadi bersatu dan banyak karaton yang bergabung langsung untuk membentuk paguyuban Sumedang Larang di tiap Kabupaten.
“Pada prinsipnya dalam even ini, Keraton Sumedang Larang ingin memberikan kontribusi, memberikan rangsangan kolektif di masyarakat akan kesadaran pentingnya kebudayaan,” tuturnya.
Ditambahkan Rd. Lukman, peertemuan tersebut bertujuan memperoleh pengetahuan tentang budaya Kasumedangan serta wadah pemberian masukan kepada Pemda dan para pihak terkait dalam memanfaatkan budaya Kasumedangan sebagai sumber daya pembangunan Sumedang.
“Budaya sebagai sumber daya diharapkan dapat menjadi landasan pemikiran sebagai upaya rekontruksi, revitalisasi dan sosialisasi tatanan peradaban kehidupan yang telah diwariskan para pendahulu Sumedang Larang untuk kebermanfaatan semua lapisan masyarakat,” jelas Lukman.
Sementara itu Bupati mengapresiasi kegiatan yang digagas oleh Paguyuban Keraton Sumedang, terutama dalam hal menjadi bagian yang melestarikan budaya sunda.
“Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan mampu menggali budaya Sunda di Kabupaten Sumedang, terutama membangkitkan kembali nilai-nilai budaya dalam meningkatan etos kerja di masyarakat,” tuturnya.
Bupati menjelaskan, Dalam pembangunan di Kabupaten Sumedang ada tiga pondasi yaitu agama, budaya dan teknologi.
“Dengan adanya tiga pondasi tersebut, maka pembangunan akan terlaksana dengan baik sesuai nilai-nilai yang terkandung didalam masing-masing pondasi,” tegasnya.
Bupati berharap, kegiatan tersebut dapat melestarikan budaya lama yang baik dan menggali budaya baru yang lebih baik serta melahirkan kembali budaya yang telah hilang.
“Sesuai dengan Perda SPBS Nomor 1 Tahun 2020, Sumedang dengan jargonnya “Insun Medal Insun Madangan” diharapkan Kabupaten Sumedang menjadi bagian solusi yang menerangi di Indonesia, ” pungkasnya.
Pada kesempatan tersebut diberikan pula Penganugerahan Penghargaan kepada Ir. H. Djuanda yang diberikan langsung oleh PYM. H. Rd. I. Lukman Soemadisoeria. (Riks)