Jangan Jadikan Wacana Pemekaran Bogor Barat Komoditas Politik untuk Kuras Anggaran Negara

BOGOR, RB.Online – Diwacanakannya Daerah Otonomi Baru (DOB) bagi wilayah Barat Bogor dari Induk pemerintahan Kabupaten Bogor, sudah lebih 20 tahun digulirkan hingga saat ini.

Berbagai spekulasi pendapat, dari warga di dalamnya terus mengiringinya. Dari yang merespon positif hingga tanggapan negatifnya di berbagai kalangan, terus bergulir bak bola liar. Kondisi demikian jelas akan terus mengemuka, karena tiadanya putusan yang menjanjikan suatu kepastian, tentang akan direalisasikan atau tidaknya.

Mengemukanya itu, kembali terbuktikan dari gelaran saresehan, gelar acara yang dimotori oleh Forum Persiapan Mekar Bogor Barat, di bilangan Leuwisadeng Kab.Bogor, awal Oktober yang lalu.

Sebagaimana pernah diungkapkan warga dari Cemplang-Cibungbulang Sambas Alamsyah, yang menyebut wacana DOB itu sebagai cerita usang yang menguras banyak energi, emosi, anggaran negara (APBD) lumayan besar, serta waktu lama yang lebih dari 20 tahun. Karenanya dinilai kental dan sarat politik, bahkan ragam spekulasi miring lain warga di wilayahnya.

Yang menganggap hal tersebut sudah dijadikan komoditas Politik politisi tertentu, demi kepenting an dan keuntungan bagi pribadi juga Parpolnya di percaturan politik. Yang dikhawatirkan warga itu, menguat dalam praduga mayoritas warga wilayah barat Kabupaten Bogor.

“Saya diundang untuk saresehan itu, tapi tidak hadir. Karena wacana itu wacana lama bagi Saya, terkesan jalan ditempat. Padahal, tinggal lakukan pencabutan moratorium saja oleh presiden beres urusannya, tapi faktanya buntu sampai sekarang, hanya sebatas harapan hampa,” tutur Sambas.

Dirinya menambahkan hal terkait DOB, menurut nya lebih baik ngebahas tentang bagaimana buat membangun dulu Bogor Barat itu, dengan merata dan adil serta terukur. Di situ akan tampak efektif nya sinergitas antar para pihak Pemda Kab. Bogor dengan warganya. Pihak Bappeda Litbang Pemda Kab. Bogor misalnya.

“Rencana pembangun an lima tahunan itu yang lebih penting dikawalkan terus, sesuaikan periode jabatan Bupati, agar bisa terealisasi di percepatan dan pemerataannya. Hal itu jauh lebih baik, untuk persiapan wilayah Bogor barat mekar dan mandiri dari induknya,” tambah Sambas.

Dirinya juga mengaku setuju wacana tersebut, sejak awal digulirkannya pemekaran wilayah tadi. Karena hal tersebut jadi harapan pribadinya, juga masyarakat Bogor Barat pada umumnya. Namun disayangkannya, karena itu diduga terus terusan dijadikan satu komoditi politik yang sexy.

Ketua umum LSM PASI, Oman Pribadi

Berbeda, Ketua umum LSM PASI (Persatuan Antar Suku Indonesia), Oman Pribadi yang ikut menyikapi giat tersebut, diharapkannya kegiatan itu melahirkan solusi ter baik, untuk kepentingan dan kemaslahatan umat, bukan malah digiring ke ranah politik bagi target pribadi dan kelompok di partai politiknya. Apalagi hanya untuk menghabis kan anggaran tanpa ada hasil yang efektif, untuk kepentingan masyarakat Bogor Barat.

“Saya lebih berharap, substansi yang dibahas didalam acara semacam itu, bukan melulu perihal penentuan titik Ibu Kota atau tata kelolanya saja, meskipun secara teknis itu sah sah saja. Kenapa tak mencoba ngebahas, tentang bagaimana cara nya, presiden mencabut kan moratoriumnya saja misalnya,” tandas Oman.

Dia menambahkan, perlunya semua pihak di Bogor Barat turut duduk bersama, membahaskan hal tersebut secara lebih terbuka dan lebih serius. “Saya berharap, semua pihak mau turut duduk bersama dengan serius dan terbuka, membahas terkait DOB Bogor Barat ini. Untuk mendapatkan hak semua masyarakat, termasuk hak nya untuk bisa sejahtera,” tandas Oman lagi.

Senada dengan kedua orang diatas tadi, Wakil Ketua Paguyuban Kades se Bogor Barat, Subhan. Di sela sela keikut serta annya dalam saresehan tersebut, memaparkan. Mengaku berangkat dari keingintahuannya, untuk mengikuti, menanggapi, hingga mengawal terkait wacana tersebut, sudah sampai dimana disposisinya.

Menurutnya, berhasil dan tidaknya wacana itu menjadi satu kenyataan, itu ada di tangan semua warganya, bersama para Kades di seluruh wilayah di Bogor Barat. Untuk itu diri nya turut menghadiri acara saresehan, meski pun dirinya mengaku tak diundang secara resmi oleh forum tersebut.

“Saya sengaja hadiri acara positif ini, meski tak diundang resmi oleh pihak forumnya. Karena Saya ingin tahu, perihal apa yang akan dibahas di dalam acara. Sebagai Kepala Desa, memiliki sikap atau pandangan politik terhadap wacana DOB untuk Bogor Barat ini.

Karena dalam sikap serta pandangan politik Saya, jadi atau tidaknya wacana tersebut, pasti akan berdampak kepada dinamika pemerintahan desa. Mengingat semua Pemdes, yang langsung bersentuhan dengan ber bagai kebijakan publik di wilayahnya,” tandasnya. (Tim II Asep)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *