Isu Keterlibatan K3S dan Pencatutan Nama Kejaksaan pada Pengadaan Buku Sekolah Dibantah Tegas
BOGOR, RBO – Dugaan keterlibatan Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan dan pencatutan nama Kejaksaan dalam proses pengadaan buku pelajaran pendamping untuk tingkat SD di wilayah Bogor dipastikan tidak benar.
Rumanto, marketing dari Penerbit Eka Prima Mandiri dan Sindang Pustaka yang namanya terseret dalam isu ini, memberikan klarifikasi pada Rabu (8/10/2025).
Rumanto mengakui hanya menemui Bonin selaku Ketua K3S Kecamatan untuk meminta izin berkunjung ke sekolah-sekolah.
Tujuannya adalah menawarkan berbagai buku, baik buku pelajaran pendamping maupun buku perpustakaan yang sudah tercatat resmi di sistem Kemendikdasmen.
“Seperti itulah etika yang harus saya jalankan di dalam menawarkan produk saya ke setiap pelanggan maupun sebagai calon konsumen yang baru,” tutur Rumanto.
Dirinya menjamin bahwa Ketua K3S, Bonin, sama sekali tidak ikut andil dalam pengadaan buku tersebut. Ia menjelaskan bahwa Bonin justru menyarankan agar marketing langsung mendatangi sekolah, dengan penekanan agar Kepala Sekolah tidak membeli buku yang tidak terdaftar di sistem.
Imbauan tersebut bertujuan agar dana BOSP yang dialokasikan 10% untuk pembelian buku perpustakaan tidak mubazir.
Terkait dugaan pencatutan nama Kejaksaan, Rumanto membantah keras.
“Mengatasnamakan Kejaksaan itu juga tidak ada sama sekali. Saya selaku marketing tidak pernah menyebut nama instansi terhormat tersebut. Kalaupun ada, mungkin narasumber yang memberikan informasi tersebut salah sebut,” tegasnya.
Bonin, Ketua K3S Kecamatan, merasa bersyukur atas klarifikasi yang dilakukan Rumanto. Ia membenarkan bahwa keterangan yang disampaikan pihak marketing sama dengan fakta yang terjadi.
“Memang sedari awal dirinya sudah menjelaskan, hanya saja waktu klarifikasi tersebut masih dilakukan sepihak, namun saat ini semua sudah jelas,” kata Bonin.
Dengan adanya pertemuan ini, Bonin berharap isu yang merusak marwah K3S dapat mereda. Ia juga berjanji akan lebih selektif dan berhati-hati dalam memberikan penjelasan agar tidak terjadi miskomunikasi di lapangan di kemudian hari. (Tim)