Sumedang, RBO -Pj. Bupati Sumedang Yudia Ramli membuka Rembug Stunting sekaligus Launching Aplikasi Simpati Jitu di Gedung Negara, Senin (20/5/2024). Rebug Stunting menghadirkan narasumber Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan Kemenkes RI Setiaji, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat Fazar Supriadi Sentosa dan Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda Provinsi Jawa Barat Ane Carolina.
Dikatakan Yudia, Pemda Sumedang saat ini tetap serius mengupayakan penurunan stunting. Upaya pencegahan dan penurunan stunting di Sumedang gencar dilaksanakan melalui berbagai layanan spesifik dan sensitif oleh perangkat daerah, kecamatan, desa/kelurahan serta lembaga non pemerintah.
Tahun ini upaya pencegahan dan penurunan stunting di Sumedang harus lebih terstruktur, sistematis dan masif serta dilakukan dari hulu ke hilir agar target 14 persen angka stunting nasional pada tahun 2024 dapat tercapai,” ujarnya.
Yudia menyebutkan, penanganan stunting Sumedang telah menjadi role model percepatan penurunan stunting di Indonesia. Bahkan di apresiasi Menteri Kesehatan maupun Presiden Indonesia.
“Salah satu keunggulan Pemda Sumedang dalam pencegahan dan penurunan stunting dibandingkan Kabupaten/kota lain adalah pengggunaan teknologi berupa aplikasi Sistem Pencegahan Stunting Terintegrasi (Simpati ) dan Sistem Informasi Kesehatan Remaja Putri dan Ibu Hamil (Sinurmi) yang menjadi alat untuk memastikan program yang diberikan tepat sasaran dan berdampak,” tuturnya.
Diungkapkan Yudia, penggunaan aplikasi Simpati merupakan katalisator efektifitas program penurunan stunting di Kabupaten Sumedang akan terus dijaga dan dioptimalkan, sehingga tujuan utama Sumedang bebas stunting dapat terwujud.
“Saat ini Pemerintah Sumedang terus meng update aplikasi Simpati memastikan program penurunan stunting efektif mulai dari sasaran di hulu sampai di hilir,” ungkapnya.
Sasaran di hulu yaitu remaja putri, calon pengantin dan pasangan usia subur, serta ibu hamil dipastikan dalam kondisi sehat sehingga tidak ada lagi bayi lahir dalam kondisi stunting. “Sedangkan sasaran di hilir yaitu balita dipastikan dalam kondisi sehat sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal,” kata Yudia.
Yudia menambahkan saat ini aplikasi Simpati sudah terintegrasi dengan aplikasi ASIK Kementerian Kesehatan RI dengan sebutan Simpati G2/JITU (Simpati Generasi ke-Dua).
“Semoga dengan kehadiran apliksi Simpati Jitu, pencegahan dan penurunan stunting dapat lebih optimal, ditandai dengan hadirnya layanan-layanan yang efektif pada seluruh sasaran sehingga Sumedang bebas stunting dapat betul-betul terwujud,” katanya.
Menurut Kepala DPPKB P3A Sumedang Ani Gestaviani, Rembug Stunting merupakan suatu langkah penting yang harus dilakukan untuk memastikan pelakssanaan rencana kegiatan intenvensi pencegahan stunting dilakukan secara terintegrasi antara OPD, masyarakat, dan yang lainnya.
Diharapkan pemda dan lembaga terkait dapat memperkuat koordinasi dan kolaborasi dalam upaya mengurangi prevalensi stunting, meningkatkan kesadaran masyarakat, memperkuat sistem kesehatan dan menyusun program intervensi yang efektif.
“Guna meningkatkan status gizi anak-anak dan memastikan pertumbuhan dan perkembangan optimal bagi generasi mendatang,” katanya. (Nbbn)