CILACAP, RBO – Silaturahmi dan konsolidasi pengurus suatu organisasi merupakan suatu keharusan agar roda organisasi bisa berjalan dari atas sampai bawah. Dalam prakteknya tidak semua organisasi bisa melakukan hal yang sama karena terkendala berbagai keterbatasan. Di dalamnya harus ada keikhlasan dan pengorbanan, baik dari sisi biaya, waktu, tenaga dan pikiran.
“Alhamdulillah sampai sejauh ini, konsolidasi organisasi terus berjalan sebagai bentuk komitmen dalam mencapai apa yang dicita-citakan, yaitu memajukan pariwisata, seni budaya dan UMKM. Ketiga bidang ini tentu saja saling terkait, dan ketiganya menjadi keunggulan kompetitif bangsa “, ujar Ketum DPP PRAWITA GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Bandung, Rabu (27/7/2022).
Hal tersebut ia sampaikan sekembalinya dari kunjungan silaturahmi dan sekaligus konsolidasi dengan calon pengurus DPD PRAWITA GENPPARI kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Dalam silaturahmi tersebut Dede Farhan Aulawi didampingi oleh pengurus DPP PRAWITA GENPPARI lainnya, yang dikenal dengan sebutan ‘Elang’ alias Emak – emak petualang. Tim DPP diterima oleh calon pengurus DPD dengan tangan terbuka dan penuh suasana keakraban. Sebuah nuansa harmoni organisasi yang menjadi ciri khas dalam membangun chemistry antar pengurus.
PRAWITA GENPPARI memang sebuah organisasi yang unik dan langka. Bagaimana tidak, sebagai organisasi yang independen tetapi program – programnya banyak dan terus bergulir secara mandiri. Landasan kepengurusan harus memiliki keikhlasan dalam melangkah.
Kemudian Dede juga menyampaikan bahwa tanpa harus berbicara nilai ekonomi, nilai ekonomi akan mengikuti kalau mau kerja sungguh – sungguh. Tuhan itu Maha Tahu dan Maha Melihat setiap hamba-Nya yang mau bekerja keras dan ikhlas.
“Jangan belum apa – apa sudah berhitung untung rugi. Bikin – bikin proposal atau nyari – nyari investor. PRAWITA GENPPARI tidak anti investor atau menolak bantuan. Kalau ada investor mau masuk silahkan saja selama memberikan nilai manfaat buat masyarakat sekitar,” ucap Dede.
“Tapi kalau tidak memberi manfaat, sebaiknya dikembangkan berbasis gotong royong masyarakat. Kalau ada bantuan yang tidak mengikat tentu diterima, TETAPI PRAWITA GENPPARI tidak pernah meminta dan mengiba bantuan,” tutupnya. (Asep Didi/Kontrib Hadi Try WR).