TAKALAR, RBO – Dugaan tindak kekerasan di lingkungan Sekolah SMAN 2 Pappa, kecamatan Pattalassang mencoreng marwah dunia pendidikan di Kabupaten Takalar.
Aksi pemukulan sejumlah siswa diketahui berinisial MA siswa kelas 3 diantaranya adalah inisial RA (17) kelas 2 Ipa III , IR (16) kelas 2 ipa 1V (6) dan AD (18) kelas. 2 Ips.
Keempat pelaku diduga melakukan pemukulan terhadap siswa kelas 3 Ipa inisial AL reski kelas 3 (ipa) pada Senin tanggal 20 maret 2023 sekitar jam 11.00. WITA.
Dari kejadian ini, diketahui orang tua AL tidak terima dan merasa keberatan anaknya yang diduga dipukul dan dikeroyok sejumlah siswa lainnya hingga melapor di Polres Takalar.
Kini kasus tersebut telah ditangani unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) dengan bukti surat tanda Laporan Penerimaan laporan polisi dengan nomor : STTLP / B / 75 /III /2023 / SPKT /POLRESBTAKALAR /POLDA SULAWESI SELATAN.
Adapun kejadian dari penuturan cerita pelaku RA, IR dan AD di depan awak media ini mereka bertiga mengaku kaget saat mendengar di panggil Polisi untuk dimintai keterangan dan wajib lapor sampai saat ini.
Sementara temannya yang bernama MA sebagai yang pertama mengajak dirinya mendatangi AL yang diduga sebagai biang dari kejadian malah sebatas menjadi pemberi informasi penunjuk pelaku kepada polisi.
Diceritakannya kembali, kronologi awal kejadian dimana dirinya AD dan IR yang ikut MA kelas 3 IPS 3 bertanya ke AL kelas 3 IPA apakah betul si AL dengan kesan membanggakan diri sebagai yang pegang (penguasa) di SMA 2.
AL yang diajak temannya MA merasa sebatas sebagai sesama siswa di SMAN 2 (tidak terima kalau ada 1 Siswa yang dianggap sebagai pemegang/penguasa di sekolah), untuk memastikan dari info sebelumnya merekapun mendatangai AL.
Saat berhadapan AL, MA bersama AD dan IR saat itu bertanya ke AL apakah dirinya (AL) mengaku sebagai penguasa SMAN 2 Pappa, dengan maksud meluruskan informasi sebelumnya.
Namun saat itu AL menjawab tidak mengaku dan bertanya balik dengan berkata-kata kotor (anak su… La).
“Siapa Yang bilang anak Sun……la ” ucap AL ditirukan AD menceritakan ucapan AL yang tidak terima dirinya di maki dengan ucapan kata-kata kotor dari AL.
“Nabilang begitu langsung kupukul mi pak baru kutendang,” ucap AD menceritakan tindakan spontannya tidak terima di Maki ” itumi na keseleo tanganku Pak,” ucapnya lagi.
“Langsungna ku tingju punggungnya baru ku Ambili AD baru pergima,” cetus IR yang membantu AD dan pergi menjauh.
RA yang iba melihat tangan temannya AD keseleo dan memar mengira habis dipukul oleh AL, spontan ikut meninju AL satu kali dan langsung lari menjauh melihat kedatangan salah satu Guru Olahraga (Pak Ismail,-red).
” Kuliat tangannya (AD) keseleo Pak, memarki, kukira di Pukulki sama AL jadi kubalaskanmi juga baru larima, tapi sudah pa itu (memukul) baru nakasi tauka (AD) bilang dirinya yang pukul ki (AL) na keseleo tangannya,” tutur RA dengan Nada merasa bersalah kepikiran telah berbuat keliru.
Diceritakannya kembali setelah mereka menjauh ternyata tambah banyak teman-teman sekolah yang lain datang berkerumun dan ikut memukul AL dan setelah diambil oleh Guru Olahraga ( Pak Ismail), waktu itu para pelaku sudah menjauh pergi dan sudah tidak tahu lagi apa yang terjadi selanjutnya.
Terpisah kepala sekolah SMAN 2 Pappa, Pattallassang, Takalar, Abdul Raup Ampang Spd.MAp. saat di konfirmasi lewat sambungan telepon terkait insiden pemukulan dan pengeroyokan antar siswanya sendiri di Lingkungan sekolahnya yang melibatkan banyak Siswanya, menyayangkan kenapa sampai terjadi hal begitu.
Kepala sekolah pun menyampaikan dirinya baru menjabat 5 bulan jadi belum tahu siapa siapa saja anak-anaknya.
“Jujur saya baru 5 bulan belum tau siapa anak-anakku ini yang anu,” jelasnya ke awak Media.
Dirinyapun menyayangkan kenapa sampai terjadi begitu dan mencoba konfirmasi ke Gurunya.
“Saya coba konfirmasi dulu kembali ke Guru piket,” ucapnya lagi mengakhiri pembicaraan.
Keesokan harinya, lanjut penelusuran awak media mendatangi Sekolah SMAN 2 Pappa Takalar untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, awak media pun sempat berjumpai dan berbincang dengan wakil Kepala sekolah dekat Pos sekuriti. Yang sebelumnya awak media ke kantor Guru BK namun masih nampak tergembok.
“Kan sudah dilimpahkan ke Polres jadi kita tunggu hasil penyelesaian disana,” spontan ucapan Wakasek ke awak media sambil menelpon salah satu Guru BK.
“Karena disuruh wajib lapor sampainya laporan itu di cabut, tapi ada juga bahasanya itu anak-anak, mau beng nacabut itu laporan (korban) kalau membayarki 1 Juta dan di tahangi 1 Minggu (yang diduga pelaku),” jelas suara dibalik pembicaraan Wakasek yang diduga adalah suara Guru BK.
“Itu hari kan tidak adai semua, kita tidak bisa tangani, terlukaki itu (AL) keberatan orang tuanya kubilangmi melapor mako padeng di polisi kalau keberatangko”, terdengar lagi menjelaskan suara perempuan yang agak serak di sertai batuk dalam perbincangan wakasek melalui telepon di samping awak media.
“baru pi ditau ini bahwa masih berlanjut ki ini masalah,” ucapnya lagi mengakhiri pembicaraan dalam telepon.
Terpisah diruang Guru, Guru Bagian kesiswaan Bahar Sibali yang sempat di jumpai awak media di meja kerjanya, senada dengan Wakasek dirinya menjelaskan bahwa setelah kejadian itu cuma menunggu hasil saja dari Polres dengan dalih sejauh ini sudah melakukan upaya maksimal.
“Upaya kami (pihak sekolah) sudah maksimal, kami tunggu hasil saja dari Polres z” jelas Bahar Sibali ke awak media.
Terpisah AL yang diduga sebagai korban pemukulan teman-teman sekolahnya yang sempat di jumpai awak media ini
Menjelaskan, dirinya dipanggil oleh sesamanya siswa yang diketahuai bernama Akbar.
“i kau beng taggalaki SMA rua,” ucapnya menirukan pertanyaan Akbar.
“i naik kana, kio ki anjo mae tau akkanayya (spontan menjawabnya dan kembali bertanya), langsung mi ada dari belakang Pukulka Pak,” paparnya.
Jelas AL menceritakan pake bahasa Makassar yang bisa diartiikan (siapa yang bilang begitu pangilkan saya kesini) dan di sambung lagi dalam bahasa indonesia, mengaku langsung ada yang memukulnya dari belakang, ceritanya disaksiakan kepala dua dusun, Binmas Desa Topejawa orang tua AL dirumahnya di susun Timporong desa Lengkese Kec Manngarabombang.
Ditanyakannya lagi apakah ada kata-kata kotor atau semacam memaki dari AL yang memancing teman-temannya sampai terjadi perkelahian. Namun dirinya hanya mengatakan hanya berkata tegas.
“tidak pak Saya cuma berkata tegas,” ucapnya lagi.
Masih dirumah AL saat itu Orang tua AL terkesan menyesalkan kejadian yang menimpa anaknya dimana dirinya mengetahui kondisi anaknya setelah di Kantor polisi.
“Saya juga ini heran ini kejadiannya di sekolah tapi tau anak saya dikeroyok nanti di Kantor polisi,” ucapnya dengan nada sedikit tinggi .
“Nabilang itu guru BK nya iye bu, kami yang suruh (AL ) sekalian melapor,” ucap orang tau AL menirukan ucapan Guru BK.
Hingga rilis berita diterbitkan diketahui dari ketiga anak yang diduga sebagai pelaku sementara wajib lapor di Polres Takalar telah melakukan upaya dari niat baiknya memohon maaf dengan mendatangi AL dan orang tuanya Dirumahnya. (Faisal Muang).