DLH Pelalawan Belum Dapat Simpulkan Terkait Puluhan Ton Ikan Mati di Sungai Kempar
0
0
PELALAWAN, RBO – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pelalawan menegaskan belum dapat menyimpulkan penyebab matinya puluhan ton ikan di perairan Sungai Kampar, tepatnya di Desa Sering, Kecamatan Pelalawan. Hingga kini, DLH masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel air dan ikan mati yang tengah dianalisis.
Kepala DLH Pelalawan, Eko Novitra, ST, M.Si, didampingi Herizaldi, ST, Pengawas Lingkungan Hidup Ahli Muda, menyampaikan bahwa delapan sampel yang dikirimkan ke PT Mutu Agung Internasional di Pekanbaru hingga saat ini belum mengeluarkan hasil analisis.
“Kami tegaskan bahwa sampai hari ini belum ada hasil analisa baik dari sampel air sungai maupun air limbah yang sudah kita kirim. Ada delapan sampel: enam dari air sungai dan dua dari outlet IPAL PT RAPP dan APR sebelum masuk ke badan sungai,” jelasnya kepada awak media, Senin (24/11) di kantor DLH.
Ia menjelaskan, kejadian pertama ikan mati terjadi pada 4 November 2025 di Desa Sering. DLH kemudian menyurati Gakkum KLHK pada 6 November 2025 untuk tindak lanjut.
Kejadian kedua terjadi pada 14 November 2025, saat kematian ikan kembali ditemukan di wilayah Kelurahan Pelalawan. Pada momen tersebut, DLH mengambil delapan sampel air dan menyerahkannya ke laboratorium PT Mutu Agung Internasional pada 15 November 2025.
“Saat ini sampel baru sekitar 10 hari berada di laboratorium. Proses analisis biasanya membutuhkan waktu minimal dua pekan dan maksimal satu bulan. Jadi, kita masih menunggu hasilnya,” tegas Eko.
Ia juga memastikan DLH bekerja independen tanpa keberpihakan terhadap pihak mana pun.
“Kami harap masyarakat bersabar menunggu hasil laboratorium. Apa pun hasilnya nanti akan kami umumkan secara terbuka. Kami pastikan bekerja secara independen dan profesional,” tandasnya. (Sur)
