KAB SUKABUMI, RB.Online – Polemik bukan hal yang tabu lagi ditelinga masyarakat, setiap program bantuan pemerintah kerap menuai masalah dilapangan.
Seperti program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Desa Sukaluyu dan Cimahpar Kecamatan Kalibunder Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) hanya bisa mengusap dada menahan kekecewaan.
Hasil pantauan wartawan RB.Online dan LSM Cakra Buana, penyaluran di salah satu agen e-Waroeng sebagai mitra BNI 46 biasanya untuk 300 KPM, namun sedikitnya 50 penerima bantuan nol saldo, sehingga warga mengaku kecewa tidak bisa mendapatkan beras.
Efek kasus ini, berdampak pada agen e-Waroeng yang mendapatkan kerugian, karena jika saldo KPM kosong, harus dilimpahkan kemana sembako yang telah disiapkan seperti beras, tahu tempe dan telur.
Tak hanya itu, kasus molornya komoditi BPNT juga terjadi di Kecamatan Kalibunder ini. Bagaimana KPM tidak jengkel, pasalnya ketika hendak mengambil bantuan beras tapi anehnya tak tersedia di agen e-Waroeng.
Problematika ini harus mendapat sorotan dan tindakan tegas dari Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi, karena kalau dibiarkan tanpa penyelesaian akan menjadi bom waktu bagi para pejabat terkait.
Menyikapi itu, Suryana dari LSM Cakra Buana menilai supplier pemasok komoditas BPNT abai dan bisa kena blacklist dari pihak terkait karena tak profesional dan amanah menjalankan tugasnya.
“Jika para KPM tak mendapat bantuan, dan harus beberapa kali menyambangi e-Waroeng akan membutuhkan biaya dua kali lipat,” tegas Suryana, Jum’at (16/12/2021).
LSM Cakra Buana meminta kepada Dinsos Kabupaten Sukabumi agar membereskan masalah ini dengan menggelar rapat serta memanggil Puskesos Desa, agen e-Waroeng, TKSK Kalibunder, Korlap dan Supplier.
“Segera rapatkan masalah ini, agar KPM tidak dirugikan secara materi dan tenaga. Kasihan warga penerima manfaat, saldo kosong dan komoditi BPNT tidak komplit,” tandas Suryana. (A.Hidayat).