CBA Sorot Pembangunan Patung Soekarno, Dinilainya Menciderai Asa Gakin Jabar
Bogor, RBO – Dalam situasi masyarakat di Jawa Barat yang tengah terbelit hutang Pinjol senilai Rp.13,8 Triliun, ada rencana pembangunan mega proyek di wilayah Kab. Bandung Barat, senilai Rp.10 Triliun baru baru ini, disoroti tajam Pemerhati Kebijakan Publik terkait penganggarannya.
Adalah CBA (Center for Budget Analysis), menilai rencana pada mega proyek tersebut berpotensi muncul kan kekhawatiran kalangan warga masyarakat. Setidak nya berpotensi melukai asa serta perasaan warga Jawa Barat, terutama di wilayah Kab. Bandung Barat. Hal itu mengingat tingginya tingkat kemiskinan, yang mencapai 10,82 % dari total penduduk nya.
Dengan mengasumsi warga yang terjerat hutang tadi, itu perlu pelarian untuk hiburan mereka, Pemda Kabupaten Bandung Barat dan rekanan nya, mungkin menilai proyek wisata patung Soekarno, itu sebagai solusinya. Namun, CBA berpandangan lain lagi, CBA justeru menegaskan perlunya ada evaluasi ulang terhadap rencana itu.
CBA bahkan menyarankan, agar para pihak fokus pada proyek senilai Rp. 10 Triliun ini, disesuaikan dengan hak kepentingan publik yang ber sifat mendesak. Seperti hak mendapatkan kesetaraan di bidang pendidikan, bidang kesehatan, atau peruntukan bidang infrastruktur dasar.

Selain itu, mengonversikan lahan Perkebunan menjadi Kota mandiri, memerlukan analisis dampak lingkungan (AMDAL) yang cermat. Agar kerusakan lingkungan serta dampak sosial negatif, yang ditimbulkannya nanti, dapat diminimalisir sejak awal.
Meskipun proyek tersebut berpotensi memberikan hal positif juga, seperti dampak ekonominya. Kekhawatiran tetap akan muncul, setidak nya terkait proses distribusi manfaatnya, yang tidak bisa dijamin merata, di kalangan masyarakat terdampaknya.
Dalam konteks tersebut lah, alternatif cara menghormati serta menghargai jasa Bung Karno (Ir. Soekarno : red), itu terasa lebih sejalan dengan nilai-nilai luhur yang dimiliki Bung Karno. Misalnya saja, dengan dukungan program pendidikan dan kebudayaan nya yang merata, terjangkau dan berkeadilan sosial. (Asep Didi)
Sumber Referensi Berita :
Jajang Nurjaman Duriat
(Koordinator Tim Investigasi CBA)