Bupati Sumedang Minta Siaga dan Waspada Antisipasi Potensi Bencana Hidrologi

https://www.profitablecpmrate.com/ki4sf672yj?key=11d19e0ce7111b57c69b1b76cd2593c6

SUMEDANG, RB.Online – Menyikapi fenomena La Nina yang berpeluang memicu curah hujan di atas normal, semua pihak diminta siaga dan waspada terhadap terjadinya bencana hidrologi di wilayah Sumedang.

Imbauan itu datang dari Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir saat memberikan arahan pada Rapat Forkopimda di Gedung Negara, Kamis (20/1/2022).

“Sumedang itu daerah perbukitan dan rawan longsor, seperti baru-baru ini di Dusun Cimareme. Diperlukan kesiapsiagaan dari seluruh warga, terutama yang berada di kawasan rawan bencana,” ujarnya.

Bupati mengatakan, berdasarkan prakiraan cuaca yang dirilis oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak fenomena La Lina terjadi pada bulan Januari sampai dengan Februari 2022.

Sebagai bentuk antisipasi, Bupati langsung mengintruksikan BPBD untuk membuat peta daerah potensi bencana seperti pergerakan tanah, banjir, tanah longsor, serta pohon tumbang di tiap desa di kecamatan.

“Pastikan peta potensi bencana tersebut tersampaikan secara detail kepada masyarakat agar mereka bisa tahu. Gunakan Medsos. Nanti di-share oleh para camat ke desa hingga RW dan RT,” tuturnya.

Ia mengatakan, selain pemetaan potensi rawan bencana, prakiraan cuaca dari BMKG juga diposting dan diviralkan di Medsos-nya masing-masing oleh seluruh kepala OPD, Camat dan kepala Desa.

“Publikasikan bareng-bareng. Bukan hanya kewajiban BPBD, tetapi juga peran OPD, camat dan desa untuk publikasinya,” kata Bupati.

Lebih jauh, kata Bupati, sebagai upaya deteksi dini atau early warning system, perlu dilalukan patroli, mobilisasi sosial melalui bewara, sosialisasi dan edukasi sebagai pencegahan.

“Tempat-tempat rawan bencana disosialisasikan dan diedukasi dengan baik. Saya yakin bisa dibantu OPD, kecamatan dan desa” ujarnya.

Kepala BPBD Kabupaten Sumedang Dadang Sundara mengatakan bahwa Tahun 2021 terdapat 137 kejadian bencana. Kemudian di Tahun 2022 sampai dengan tanggal 20 Januari, totalnya sudah terjadi 17 bencana.

Ia mengatakan, Sumedang sendiri secara keseluruhan adalah wilayah potensi pergerakan tanah semua, termasuk kategori potensi menengah dan potensi tinggi.

“Tidak ada satu kecamatan di Sumedang pun yang tidak berpotensi pergerakan tanah rendah. Semuanya dalam kategori potensi menengah dan tinggi,” jelasnya.

Lanjut dikatakan Dadang, untuk zona musim hujan, terbagi dalam zona 74, 82, 89 dan zona 90.

Berdasarkan prakiraan curah hujan pada bulan Januari 2022, diperkirakan umumnya Kategori Tinggi hingga Sangat Tinggi (300 – 500 mm/bulan).

Sedangkan untuk curah hujan Bulan Februari 2022, diperkirakan umumnya Kategori Tinggi hingga Sangat Tinggi (300 – 400 mm/bulan), sedangkan curah hujan > 500 mm/bulan diprakirakan terjadi di Kecamatan Jatigede bagian Timur.

“Bulan Januari dan Februari curah hujan sangat tinggi akan terjadi di kecamatan Jatigede dan Tomo bagian timur,” ungkapnya.

Dadang menambahkan, khusus untuk peta potensi longsor, hampir semua kecamatan berpotensi tanah longsor.

“Adapun satu-satunya kecamatan yang rawan longsor adalah Ujungjaya,” tandasnya. (Riks).

Related posts

Leave a Comment