Banyak Alat Rusak, Kabid Kependudukan jadi Tukang Servis Dadakan

TASIKMALAYA, RB.Online – Miris, empat alat cetak KTP di empat kecamatan sudah rusak, tak ayal untuk melayani keperluan adiministrasi kependudukan (Adminduk) harus ketar katir.

Sudah sepatutnya pemerintahan kota Tasikmalaya peduli dan memperhatikan peesoalan tersebut, apalagi Disdukcapil merupakan salah satu dinas yang cukup sibuk mengurusi pelayanan masyarakat.

Hasil pantauan media online Reformasi Bangsa, alat perekam di 4 kecamatan memang sudah tidak layak pakai dan harus segera ada peremajaan, supaya pelayanan terhadap masyarakat bisa maksimal.

Hal itu dibenarkan Kabid Kependudukan Disdukcapil Kota Tasikmalaya Agus Suratman saat ditemui RB.Online diruang kerjanya, Kamis (21/04/2022).

“Alat rekam yang rusak itu di Kecamatan Bungursari, Cibeureum, Purbaratu dan Tawang. Itu ada yang sudah satu tahun lebih rusak belum juga diganti,” ucapnya.

Lantaran itu kata Agus, pelayanan di bidangnya selalu numpuk karena peralihan pemohon dari empat kecamatan yang sudah rusak alat rekam cetak KTP nya.

Untuk diketahui, tiap hari Bidang Kependudukan bisa melayani sampai 350 KK bahkan lebih, itupun belum lagi dari kecamatan bisa sampai 100 KK perhari.

“Pantas saja semua alat kerja di Disdukcapil sudah rusak, dan idealnya dua tahun sekali diremajakan karena beban kerja dalam pelayanan yang cukup tinggi,” ucap Agus.

Tak jarang, ia pun rutin memperbaiki langsung tiap alat yang rusak karena memiliki skill dan sedikit paham tentang cara memperbaikinya.

“Itung itung hemat dana untuk perawatan servis, saya jadi tukang servis dadakan di dinas untuk memperbaiki alat yang rusak,” ucak Agus sambil tertawa.

Dirinya pun mengaku kaget Dana Alokasi Khusus (DAK) kini dihilangkan oleh Pemerintah, sehingga anggaran yang ada dibagi bagi ke tiap Kecamatan dan berdampak pada efisiensi pelayanan.

“Kita fokus ke pelayanan yang urgen saja, tidak bisa bebas cetak KTP ataupun Kartu Keluarga, bahkan untuk Kartu Identitas Anak (KIA) juga sementara dikesampingkan,” terang Agus.

Selain itu terangnya, alat yang rusak lainnya seperti mesin cetak KTP, server komputer, sehingga susah upload data ke jaringan, padahal di daerah lain sudah memiliki alat scaner, juga reborn tinta yang sudah eror.

Namun, karena kebutuhan vital, pelayanan keliling dari personil Disdukcapil menggunakan scaner fortable via hanphone. Meskipun tiap jaringan yang dikunjungi terkadang sinyalnya jelek.

“Kita sudah dari dulu berupaya mengajukan melalui Musrenbang dan Alhamdulillah pihak Dewan akan mengawal sampai terealisasi,” ungkapnya.

Jelang Pemilu 2024, peran Disdukcapil sangat penting, lantaran harus mencetak target perekaman KTP untuk pemula yang akan ikut mencoblos di pesta demokrasi.

“Ya, kita tetap maksimal saja melayani masyarakat, jika pemerintah pusat menyediakan kebutuhan Disdukcapil pasti akan tercapai target tersebut, begitupun sebaliknya,” tandas Agus. (Yoga)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *