Takalar, RBO – Program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) dari Kementerian Pertanian yang di telah berjalan di wilayah Pemerintahan Kabupaten Takalar tahun anggaran 2023 sudah terealisasi di sebagian desa di wilayah kecamatan.
Pekerjaan yang dianggarkan oleh Pemerintah diduga tidak sesuai asas maaf bagi petani, bahkan dikerjakan secara asal-asalan. Itu terlihat nyata Proyek Irigasi yang dikerjakan Kelompok Tani Talamanrea, tanpa memperdulikan mutu kualitas ketahanan bangunan.
Anehnya titik lokasi yang di kerjakan berada di lokasi empang, bahkan kegiatan tersebut nampak jelas mengubah saluran pembuangan yang lebarnya 3 meter yang di bikin masyarakat sejak dulu.
Kini para pelaksana kegiatan mengubah bentuk untuk di jadikan irigasi tersier, sehingga kuat dugaan pembangunan yang dilaksanakan kelompok tani Salewangan yang di program oleh dinas pertanian takalar buang buang anggaran saja.
Perihal manfaatnya tidak sesuai jaringan irigasi tersier yang semestinya sebagai prasarana pelayanan air irigasi yang fungsi sebagai mengambil air dari sumber air, membawa atau mengalirkan air dari sumber ke lahan pertanian
Salah satu Warga Desa yang enggan menyebutkan namanya saat dikonfirmasi di lokasi proyek menuturkan kepada awak media, Masyarakat menyayangkan lemahnya pengawasan dari Pihak Dinas Pertanian Kabupaten Takalar dan Konsultan pengawas sebagai tehniksi di lapangan yang mendesain kuwalitas dan kwantitas supaya lebih Baik.
“Kami kecewa justru sebaliknya akibat Butanya Konsultan Pengawas dan Dinas Pertanian proyek Rehabilitasi yang dikerjakan secara Asal-asalan tanpa ada galian yang di lakukan sampai penempatan titik lokasi kegiatan tidak sesuai peruntukan fungsi kegiatan di harapkan,” ujarnya dengan muka kesal.
Adanya kelompok tani yang asal asalan melaksanakan kegiatan irigasi tersier di desa Patani, Dinas pertanian Takalar diharapkan agar bekerja secara profesional dalam penggunaan anggaran Uang negara yang di salurkan melalui program kegiatan kelompok tani setiap desa di kabupaten Takalar.
Kemungkinan besar masih ada program lain yang sama persis cara pelaksanaan di lapangan tidak sesuai juknis. (Kardewa)