KAB BANDUNG, RB.Online – Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa (DD) yang dikucurkan pemerintah ditengah mewabahnya virus corona dirasa sangat membantu masyarakat. Namun sayangnya masih ada saja oknum – oknum yang tidak bertanggungjawab memanfaatkan situasi dengan tujuan untuk mencari keuntungan secara pribadi dan kelompoknya.
Seperti halnya yang terjadi di desa Cukanggenteng, kecamatan Pasir Jambu, kabupaten Bandung. Dimana 13 Kepala Keluarga (KK) yang menerima BLT DD sebesar Rp 900,000 ribu harus menelan pil pahit, lantaran dana yang mereka terima dipotong sebesar Rp 600,000 ribu per Kepala Keluarga
Berdasarkan informasi yang dihimpun wartawan media Reformasi Bangsa, dari masyarakat desa Cukanggenteng menyebutkan, pembagian BLT tersebut mulanya berjumlah Rp 900,000 ribu per KK yang dibagikan di kantor kecamatan Pasir Jambu kepada 13 warga secara tunai yang disaksikan langsung oleh Camat dan kepolisian.
“Namun yang terjadi setelah pembagian selesai dan warga pun pulang kerumah, kami penerima BLT DD didatangi beberapa perangkat desa untuk meminta dana yang kami terima itu dikembalikan lagi kepada pemerintah desa sebesar Rp.600,000 ribu,” ungkap sumber dari salah seorang warga.
“Jadi dana yang kami terima hanya Rp.300,000 ribu per KK,” lirih sumber, penerima BLT DD warga Desa Cukangenteng, yang memberanikan diri memberi penjelasan kepada wartawan dan meminta namanya dirahasikan dengan alasan takut diintimidasi, karena kepala Desa Cukanggenteng dikenal arogan diimata warga Desa.
Sementara itu, Kepala Desa Cukanggenteng Rosiman saat dikonfirmasi awak media Reformasi Bangsa tidak membantah adanya pemotongan dana BLT DD sebesar Rp 600,000 ribu tersebut. Menurutnya, pemotongan yang dilakukan pihaknya bertujuan untuk pemerataan.
“Pemotongan sebesar Rp 600,000 ribu itu akan kami bagikan kepada warga yang belum pernah menerima bantuan apa pun,selama pandemi. kami lakukan sudah berdasakan kesepakatan melalui musyawarah di tingkat rukun warga Dimana dari jumlah warga yang menerima di tahun 2021, jumlah penarimanya 13 orang, kita mengambil dari satu RW satu orang,” kilah Rosiman Rabu (29/12/2021).
Lebih lanjut Rosiman memaparkan, bahwa ia yang menginstruksikan untuk memotongnya, itupun melalui ponsel karena dirinya sedang berada di Bali. Saat disingung daftar penerima BLT DD Cukanggenteng Rosiman mengatakan itu tidak boleh di berikan ke sembarang orang. Ia malah mempersilahkan wartawan datang ke Inspektorat atau ke Kecamatan.
Kepala Desa sempat menjanjikan wartawan hari Senin (03/01/22) kemarin datang bersama ke kantor kecamatan, namun sekian lama ditungu, kabar tak kunjung ada. Malahan, kepala desa memblokir nomor contak awak media Reformasi Bangsa. Sampai berita ini di terbitkan masih belum ada tangapan atau klarifikasi dari Kepala desa Cukang Genteng. (Man’s)