Insiden Keracunan Jadi Sorotan, Muncul Terobosan SPPG Berteknologi Modern
Jabar, RBO – Kasus dugaan keracunan makanan pelajar kembali mengguncang kepercayaan publik terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Di tengah sorotan terhadap kualitas dan pengawasan penyedia makanan, muncul terobosan berteknologi modern dari Polri yang dinilai mampu menjawab tantangan keamanan pangan nasional.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu langkah strategis pemerintah untuk meningkatkan gizi anak bangsa, khususnya pelajar di berbagai daerah. Namun, belakangan ini, sejumlah kasus keracunan massal menjadi perhatian serius berbagai pihak.
Insiden terjadi setelah para pelajar menyantap menu makan siang dari program MBG yang disalurkan melalui dapur penyedia di beberapa wilayah.
Tak lama setelah makan, sejumlah siswa mengalami gejala seperti mual, pusing, dan muntah sehingga harus mendapatkan penanganan medis.
Petugas kesehatan segera turun tangan untuk melakukan pemeriksaan serta pengambilan sampel makanan, minuman, dan bahan mentah guna diuji di laboratorium.
Hasil pemeriksaan awal menunjukkan adanya indikasi cemaran bakteri pada sebagian bahan makanan maupun wadah penyajian.
Sebagai langkah cepat, pemerintah daerah menghentikan sementara operasional dapur penyedia makanan MBG yang belum memenuhi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).
Kebijakan itu diambil untuk memastikan seluruh penyedia makanan memenuhi standar kebersihan, pengolahan, dan distribusi yang aman bagi pelajar.
Meski demikian, pemerintah menegaskan program MBG tetap berlanjut karena dinilai strategis dalam memperbaiki asupan gizi generasi muda, namun harus diiringi dengan pengawasan lebih ketat.
Kejadian ini menjadi momentum evaluasi besar terhadap kualitas pengelolaan makanan bergizi dan kompetensi tenaga dapur di lapangan.
Di tengah situasi itu, Polri menghadirkan langkah nyata mendukung visi Asta Cita Presiden RI melalui pembangunan Sentra Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang mengusung sistem produksi efisien dan aman.
Program inovatif ini mendapat apresiasi internasional dari Rockefeller Foundation setelah meninjau langsung SPPG Polri di Pejaten, Jakarta Selatan.
Kunjungan yang dipimpin Executive Vice President Rockefeller Foundation bidang Program Strategy, Elizabeth Yee, menilai Polri berhasil menghadirkan dapur bergizi berdesain modern, efisien, dan profesional.
Rockefeller Foundation juga mengapresiasi penerapan teknologi hidroponik, pemberdayaan masyarakat lokal, serta kemampuan dapur SPPG memproduksi hingga 3.000 porsi makanan sehat setiap hari.
Selain itu, sistem security food, jaminan kehalalan, dan pengelolaan sanitasi air yang ketat menjadi keunggulan tersendiri dalam konsep dapur inovatif ini.
Perwakilan Satgas MBG Polri, Brigjen Pol. H. Ihsan Amin, S.I.K., M.H., menjelaskan bahwa SPPG Polri dirancang sebagai model bisnis sosial berkelanjutan dengan sistem distribusi transparan, terutama untuk wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
Dengan konsep modern, efisien, dan berstandar tinggi, SPPG Polri Pejaten kini menjadi pionir nasional dalam tata kelola pangan bergizi yang aman, berkelanjutan, dan berpihak pada masyarakat. (Tim Lipsus/Rio)