Bupati Sumedang Jadi Narasumber dalam Rakor Nasional Percepatan Penurunan Stunting

https://www.profitablecpmrate.com/ki4sf672yj?key=11d19e0ce7111b57c69b1b76cd2593c6

SUMEDANG, RB.Online – Bupati Sumedang DR. H. Dony Ahmad Munir menjadi salah satu narasumber pada acara Rakor Nasional Percepatan Penurunan Stunting yang dilaksanakan secara virtual, Selasa (24/08/2021).

Bupati Sumedang pada acara Rakor Nasional Percepatakn Penurunan Stuting dalam paparanya mengatakan, pada Tahun 2018 stunting di Kabupaten Sumedang ada di angka 32,02 persen.

Sehingga lanju Dony, Sumedang dijadikan Kabupaten prioritas dalam rangka program penurunan percepatan stunting oleh pemerintah pusat, sesuai dengan Misi Kabupaten Sumedang.

“Yakni Sumedang Simpati, ada beberapa Misi diantara target kinerjanya kami ingin menuntaskan stunting di atas 9 persen pada akhir tahun 2023,” ujarnya.

“Sesuai dengan misi kami yakni Sumedang Simpati, diantara target kinerjanya kami ingin menuntaskan stunting di atas 9 persen pada akhir masa jabatan yakni tahun 2023,” sambungnya.

Masih menurut Bupati, perlu kerja keras dari semua pihak dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Sumedang, perlu extra effort dan kesungguhan dari semuanya, termasuk program yang betul-betul sinergis.

“Selain itu, delapan aksi konvergensi bisa dijalankan dengan sebaik-baiknnya,” ujarnya.

Bupati menegaskan, pelaksanaan delapan aksi konvergensi di Kabupaten Sumedang dilakukan dengan pendekatan agama, pendekatan budaya, pendekatan teknologi, dan pola kolaboratif (pentahelix).

Bupati menerangkan, dilakukan beberapa diferensiasi yang dilakukan Kabupaten Sumedang berkaitan dengan penurunan angka stunting, salah satu kunci keberhasilan Kabupaten Sumedang dalam menurunkan angka stunting adalah adanya komitmen pimpinan.

“Komitmen akan terbangun dari seorang pemimpin yang paham akan persoalan. Stunting merupakan bagian dari masalah Nasional yang harus kita selesaika,kita harus melahirkan program serta kegiatan untuk mengatasinya,” tegasnya.

Menurut Bupati, pemimpin harus mampu menyelesaikan persoalan dengan cara melakukan konsolidasi melalui birokrasi untuk sama-sama memahami akan arti pentingnya penyelesaian masalah.

“Harus ada cross cutting dari seluruh stakeholder yang terlibat dalam menangani stunting ini melalui program dan kegiatannya,” ucapnya.

Bupati menambahkan, dalam menghadapi persoalan stunting di Kabupaten Sumedang, telah dilakukan pendekatan sistem melalui Peraturan Bupati yang mengarah kepada hal tersebut seperti Perbup mengenai peran serta Pemerintah Desa.

“Kami telah membuat sebuah kebijakan, salah satunya Dana Desa harus di arahkan untuk stunting, penurunan kemiskinan, dan peningkatan indeks kepuasan masyarakat,” imbuhnya.

Bupati menambahkan, harus ada inovasi untuk mengatasi persoalan stunting yakni dengan pemanfaatan IT. Kabupaten Sumedang sendiri tengah menerapkan SPBE.

“Jadi pemanfaatan IT merupakan kunci untuk percepatan akselerasi, pencapaian program dan kegiatan,” tukasnya.

Kabupaten Sumedang kini telah berhasil menurunkan angka stunting salah satunya dengan aplikasi e-Simpati (Sistem Pencegahan Stunting Terintegrasi).

“Aplikasi ini digunakan para kader Posyandu untuk melakukan pendataan, pencatatan riwayat pemeriksaan ibu hamil dan anak, serta memberikan wawasan terkait status gizi anak untuk melakukan pencegahan stunting,” tutur Bupati.

“Yakni sampai masa jabatan tahun 2023 dan sangat perlu kerja keras dari semua pihak dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Sumedang,” tutupnya. (Riks).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *