Koper Misterius dari Rumah Alex Noerdin, Penyidik Kejati Sumsel Temukan Bukti Baru Kasus Pasar Cinde?
PALEMBANG, RBO — Penyidikan kasus dugaan korupsi proyek revitalisasi Pasar Cinde Palembang memasuki babak baru. Setelah hampir empat jam melakukan penggeledahan di kediaman mantan Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin, tim penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumsel akhirnya keluar dengan membawa satu koper besar yang langsung dimasukkan ke dalam mobil dinas penyidik.
Penggeledahan berlangsung sejak pukul 10.30 WIB hingga sekitar 14.40 WIB, Kamis (10/7/2025), di rumah pribadi Alex Noerdin di Jalan Merdeka, Kelurahan Talang Semut, Kecamatan Bukit Kecil, Palembang.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Kejati Sumsel belum memberikan keterangan resmi mengenai isi koper tersebut. Namun sumber internal menyebutkan bahwa koper itu berisi dokumen dan perangkat digital yang diyakini berkaitan langsung dengan skema kerja sama proyek Bangun Guna Serah (BGS) Pasar Cinde, yang menjadi inti perkara korupsi bernilai miliaran rupiah ini.
Putri Alex Noerdin Tinggalkan Rumah Saat Penggeledahan
Sekitar pukul 13.40 WIB, atau satu jam sebelum penggeledahan rampung, Lury Elza Alex, putri mantan gubernur tersebut, terlihat keluar dari rumah. Dengan mengenakan masker dan pakaian kasual, Lury menuju mobil Alphard hitam bernomor polisi BG 1804 SE. Saat dihampiri awak media, ia enggan memberikan tanggapan.
“Sudah makan ya,” jawabnya singkat sambil berlalu.
Kehadiran keluarga saat proses hukum berlangsung menambah intensitas perhatian publik terhadap penggeledahan yang dilakukan penyidik. Apalagi, Alex Noerdin dikenal sebagai tokoh berpengaruh di Sumsel, dan kasus ini menjadi ujian besar bagi kredibilitas penegakan hukum di tingkat daerah.
Upaya Kejati Sumsel Kumpulkan Bukti Tambahan
Penggeledahan ini merupakan bagian dari rangkaian langkah agresif Kejati Sumsel dalam membongkar praktik lancung dalam proyek BGS Pasar Cinde. Sebelumnya, kejaksaan telah menyasar rumah tiga tersangka lain dan berhasil menyita satu unit mobil Mitsubishi Pajero Sport serta sejumlah dokumen penting yang kini tengah dianalisis lebih lanjut.
Proyek revitalisasi Pasar Cinde, yang dilaksanakan antara 2016 hingga 2018, menggunakan skema kerja sama antara Pemprov Sumsel dan pihak swasta PT MB. Namun dalam perjalanannya, proyek ini justru diduga dijadikan lahan bancakan oleh oknum pejabat dan rekanan.
Koper dan Langkah Berikutnya
Koper misterius yang kini diamankan oleh tim penyidik menjadi titik penting dalam konstruksi perkara. Jika isi koper terbukti relevan, maka tidak menutup kemungkinan akan ada pengembangan status hukum, baik terhadap tersangka eksisting maupun pihak lain yang diduga terlibat.
Kejati Sumsel hingga kini terus menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan kasus ini secara tuntas, transparan, dan profesional, tanpa pandang bulu. (Nov)