Siapa Dalang di Balik Demo Puluhan Mahasiswa AKAMSI ke SMPN 1 Tamsel?

Bekasi, RBO – Selasa, (11/04/23) lalu, beberapa orang yang mengatasnamakan Angkatan Mahasiswa Bekasi (Akamsi) berunjuk rasa di depan SMPN 1 Tambun Selatan dalam rangka mengkritisi terlaksananya Study Pendidikan pada tanggal 16 Maret 2023 ke SMAN Taruna Magelang.

Aksi ini diduga terjadi karena pemberitaan beberapa media online yang menuduh kegiatan study pendidikan tersebut memberatkan orang tua murid.

Aksi unjuk rasa mahasiswa Akamsi langsung diprotes ratusan orang tua murid. Menurut orang tua murid study pendidikan yang diselenggarakan sekolah hasil musyawarah orang tua murid dengan komite sekolah dan tidak ada yang dirugikan.

“Selama tiga tahun kebelakang kita menghadapi tahun Covid dimana anak-anak kami tidak bisa bebas bermain bahkan belajar seperti biasanya. Kami orang tua murid menyampaikan keinginan kami ke komite sekolah supaya menjelang akhir tahun ajaran anak-anak kami kelas 9 melakukan kegiatan study pendidikan,” ujar salah seorang orang tua.

“Terkait lokasi dan biaya study pendidikan kami muswarahkan tanpa ada paksaan, dan tidak ada yang dirugikan untuk kegiatan tersebut,” kata Mama Zein, salah satu orangtua murid saat dikonfirmasi RBO, baru-baru ini.

Masih menurut mama zein, ada 18 anak yang disubsidi silang, dari 18 anak tersebut hanya membayar 1 juta dan 3 anak yatim piatu di gratiskan.

“Kami melakukan pendataan ke rumah-rumah orangtua yang tidak mampu, apakah benar orang tua tersebut kurang mampu dan juga kerumah anak yatim piatu, semua kami data untuk memastikan kondisi ekonomi orang tua tersebut. Ada 18 anak yang disubsidi dan 3 anak digratiskan,” terang mama Zein.

Anak yatim piatu juga kami bekali dengan uang saku sebesar 400 ribu per-anak yang dikumpulkan dari orang tua murid.

“Selain anak yatim piatu yang digratiskan kami juga berbagi rezeki untuk uang saku anak tersebut sebesar 400 ribu per anak, karena mereka anak-anak kami juga. Jadi uang 1.5 juta yang kami kumpulkan dari orang tua murid sudah include dengan rencana kegiatan perpisahan anak nantinya,” terang Mama Zein.

Awalnya Aksi unjuk rasa yang dilakukan puluhan mahasiswa yang menamakan diri Angkatan Mahasiswa Bekasi (Akamsi) ditolak keras ratusan orang tua murid.

Namun, kepala SMPN 1 Tambun Selatan Anisa Spd, merespon positif atas aksi mahasiswa dengan didampingi Ketua K3S Reza Spd, Humas Giyatna dan orangtua murid dan komite sekolah melaksanakan audiensi di Ruangan Humas.

Salim salah seorang perwakilan mahasiswa menyatakan bahwa gerakan mereka untuk kemanusiaan dan mengakui kelompok mereka masih dalam pengurusan legalitas dan belum memiliki ijin melakukan kegiatan dari pihak terkait.

Dalam audiensi tersebut Reza menyatakan bahwa mereka sangat menghargai kritik membangun asalkan dilaksanakan sesuai aturan.

Sementara itu Kepala SMPN 1 Tamsel Anisa Menyatakan bahwa pihaknya melaksanakan study pendidikan untuk meningkatkan semangat anak didiknya dalam meraih prestasi serta membangun optimisme dan kecerdasan siswa meraih cita cita.

“Jika kita ingin membangun sekolah ini hendaknnya kita duduk sejajar serta menjunjung tinggi transparansi dan keadilan, kami banyak juga menggratiskan anak yang tidak mampu dengan melaksanakan survey oleh team dari rumah kerumah,” imbuhnya dengan tegas.

Terpisah, ketika dikonfirmasi RBO, Humas SMPN 1 Tambun Selatan Giyatna SE, terkait Study pendidikan SMPN 1 Tambun Selatan yang sudah dilaksanakan merupakan kesepakatan Komite Sekolah dengan para orang tua siswa yang akhirnya direstui pihak Sekolah dengan tetap memperhatikan kemampuan para siswa.

“Kami pihak sekolah hanya memfasilitasi saja dan tidak ada orang tua yang dirugikan dan bagi yang tidak mampu disubsidi bahkan digratiskan,” kata Giyatna.

Lanjut Giatna, unjuk rasa rekan-rekan AKAMSI kemarin yang menilai bahwa kegiatan study pendidikan yang diadakan SMPN 1 pada tanggal 16 Maret 2023 ke Magelang dan Yogya, telah memberatkan para orang tua siswa dengan menarik biaya sebesar Rp 1,5 juta.

“AKAMSI membuat tuduhan Study pendidikan ke Magelang telah memberatkan orang tua tanpa ada bukti dan pernyataan orang tua dimaksud.

“Jangan karena isu yang berkembang di media dengan tuduhan tanpa bukti sehingga rekan-rekan mahasiswa melakukan unjuk rasa. Siapa orang tua dimaksud?,” kata Giatna. (Joel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *