Minimalisir Dampak Sosial Tol Cisumdawu, Jusuf Hamka Siap Kembangkan UMKM dan Wisata Sumedang

https://www.profitablecpmrate.com/ki4sf672yj?key=11d19e0ce7111b57c69b1b76cd2593c6

Sumedang, RBO – Dalam rangka meminimalisir dampak sosial akibat pembangunan Jalan Tol Cileunyi Sumedang Dawuan (Cisumdawu), Direktur Utama PT. Citra Karya Jabar Tol (CKJT) Jusuf Hamka berkomitmen akan membantu Sumedang mengembangkan sektor UMKM dan wisata.

Hal tersebut terungkap saat dirinya menemui Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir, di ruang kerjanya di Pusat Pemerintahan Sumedang (PPS), Kamis, (9/2).

“Kami punya komitmen yang sama. Tadi bupati mengatakan kita harus membangun, saya akan melengkapi. Bukan hanya membangun, tetapi kita buat Sumedang menjadi ikon. Meski  Kabupaten, tapi menjadi ikon Nusantara,”ujarnya.

Jusuf Hamka atau yang dikenal juga dengan sebutan Babah Alun mengatakan,  pihaknya akan membantu membangun beberapa tempat wisata dengan konsep religi dan wisata belanja.

Selain itu, pihaknya juga akan berupaya memperhatikan UMKM yang terdampak tol, terutama UMKM yang berada disekitaran Cadas Pangeran.

“UMKM dari Cadas Pangeran kita akan tarik ke dalam rest area. Namun demikian, kita tidak sendiri tapi akan mengajak BUMD untuk bersama-sama menjadi stakeholder di tempat kita,” katanya.

Dikatakan, setelah Seksi 1 sampai 3 selesai dan seksi 4 sampai 6 progresnya terus berjalan, selama ada dukungan dari bupati, Pemda dan masyarakat, pihaknya akan membangun.

“Pokoknya di mana saja diminta oleh bupati atau pemerintah, kita akan bangun untuk menghubungkan desa ke desa. Selain ini bidang usaha kita, dalam agama saya juga diajarkan barang siapa menyambungkan desa ke desa itu pahalanya luar biasa,”ungkapnya.

Ditanya mengenai target pembangunan tol bisa selesai sampai saat lebaran, Jusuf Hamka mengatakan semuanya bergantung dari kondisi alam atau cuaca karena berpengaruh terhadap proses pengerjaannya.

“Insyaallah bisa selesai, jika cuacanya panas seperti tiga hari ini kita kebut kalau bisa 24 jam. Tapi kalau cuacanya hujan, bukan hanya menguber waktu, tapi yang penting perlu menjaga mutu. Kalau nguber waktu, terus kita korbankan mutu, nanti seperti Purbaleunyi. Utu bahaya,”terangnya.

Lebih lanjut kata Jusuf, kaitan rest area, untuk sementara ada dua berada di kiri dan kanan. Karena menurutnya, jika dibuat terlalu dekat ia takut pasarnya saling berdekatan malah menjadi tidak efektif.

“Jadi lebih baik kita bikin satu, tetapi komplit sehingga menjadi tujuan wisata. Kalau dua nanti mereka bingung. Kalaupun memang diperlukan dua, mungkin kita ambil yang dekat terowongan kembar. Menurut saya itu miniaturnya terowongan Mina,” ujarnya.

Ditambahkan Jusuf, mengenai porsi UMKM yang diberikan di rest area, ia mengatakan akan memberikan porsi 30 – 40 persen tidak sampai 50 persen.

“Sebetulnya kita ingin menengah ke bawah, tetapi kadangkala tidak bisa mengcover biaya. Jadi yang high end ada sedikit supaya bisa mengcover kita punya cost,” pungkasnya. (Riks)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *