Aroma Busuk Kolusi dan Nepotisme? Proyek Perbaikan Irigasi Bendung DI Cikiruh II di Neglasari Dibuat Senyap

Read Time:3 Minute, 9 Second
https://www.profitablecpmrate.com/ki4sf672yj?key=11d19e0ce7111b57c69b1b76cd2593c6

BOGOR, RB.Online – Berawal dari keluhan warga didua wilayah RW (RW 01 & 02) Neglasari Kec Dramaga Kab Bogor yang mengadu terkait saluran air kepada wartawan RB.Online diawal Juli lalu.

Kemudian langsung ada tindaklanjutnya, dengan observasi (survey lokasi bersama), yang dikawal RB.Online, bersama perwakilan pemdes Neglasari serta seorang pengamat UPT Pengairan Leuwiliang di wilayah kerja Dramaga, Selasa (13/7/2021) lalu.

Selang lima bulanan kemudian, didapat info, bahwa untuk perbaikan atas kerusakan TPT dan normalisasi Bendung DI Cikiruh II tersebut sudah direalisasi, Rabu (01/12/2021) lalu.

Tetapi, proyek yang disebut bersumber dari anggaran ABT 2021 tadi, tidak ada kabar dari pihak Dinas terkaitnya di bawah (UPT Pengairan : red) juga pihak PemDes Neglasari, sebagai pihak penerima program yang ikut serta saat obsevasi pun tak kunjung berikan informasi kegiatan hingga di hari Minggu, (5/12/2021).

Sementara, proyeknya sudah berjalan sekitar 4 hari terhitung dari Kamis (2/12), bahkan RB.Online dapatkan info dari ketua RW 02 Desa Neglasari, Carman. Dia sendiri baru terima informasinya dari Ketua RW 01, pun di hari Minggu itu (5/12/2021).

Info itu pun didapatnya, karena laporan warga di wlayahnya yang melapor aliran air di saluran telah 4 hari itu kering kembali, padahal baru seminggu lalu mengalir lancar juga deras, setelah dilakukan normalisasi salurannya.

“Mohon maaf Pak, hal itu saya sendiri baru aja tahu hari ini, itu pun gara gara nanyain air ke RW 1 merespons laporan dari warga saya, yang laporin air alur irigasi kering lagi, padahal baru seminggu lalu habis dinormalisasi, airnya lancar dan deras ngalirnya,” ucap Carman, Senin (06/12/2021).

Empat hari ini airnya kering lagi, namun Ketua RW 1 memberi tahu bahwa itu sengaja, karena hulu irigasinya sedang dimulai pekerjaan perbaikan sudah empat hari ini.

Lebih lanjut ditambahkan, dirinya baru kali ini ikut dilibatkan dalam program seperti itu, dari sebelumnya tak pernah tau, apalagi dilibatkan di proyek langsung, selain kegiatan kerja baktinya.

“Kalau kegiatan program pemerintah saya tidak selalu dilibatkan, bahkan saat ngecor ruas jalan desa, di RT 04 dan pembangunan TPT di RT 03 wilayah saya baru tahu setelah pekerjaannya itu beres, jangankan dilibatkan langsung,” ucap Carman.

Berbeda, dikonfirmasi hal serupa terkait proyek itu, Yayan Mulyana Kades Neglasari mengaku tak mendapat pemberitahuan. Bahkan dirinya meminta RB.Online untuk meneegur langsung pihak UPTnya, karena tak memberitahu kan kegiatan itu ke desa dari sebelum dimulainya pelaksanaan kegiatan.

“Tegur (tanya : red) saja Kang langsung ke UPTnya, karena Kami semua di desa pun tak tahu jika sudah ada pekerjaannya tersebut,” tutur Yayan singkat via pesan WhatsApp-nya (6/12/2021).

Terpisah, dikonfirmasi via WhatsApp nya, Edy, Pengamat lapangan dari UPT Pengairan, wilayah Leuwiliang untuk WilKer Kec. Dramaga mengaku baru tahu tadi Pagi juga, Senin (6/12) dari pemborong proyek bernama Idik, karena saat dirinya dihubungi Idik sebelumnya, HPnya sedang tidak aktif katanya.

Padahal tambah Edy, proyek tersebut baru akan turun SPMK-nya itu tanggal 25 nanti, makanya dirinya merasa kaget begitu mendapat kabar dari Idik, tentang sudah berjalannya pelaksanaan kegiatan.

Sementara untuk bisa meminta penjelasan dari Kepala UPT Pengairan di wilayah kerjanya, Ruddy Supandi, saat dihubungibketiga nomor kontaknya, semuanya tidak ada yang aktif, jangankan untuk ditemui.

Aroma Busuk kolusi dan nepotisme pun akhirnya tercium, sebab didapat sebuah kabar angin dari salah seorang staf UPT, yang sesumbar menjamin tidak akan ada masalah terkait mulai pekerjaan, meski SPMK belum turun.

“Karena pelaksananya itu dinilai berpengalaman di bidangnya, juga masih di keluarga besar Kasubag TU UPT Pengairan Leuwi Liang tersebut,” ungkap staf UPT yang tak disebutkan namanya tersebut.

Hingga diturunkannya berita ini, awak media ini masih akan melanjutkan pemantauan lebih lanjut, guna mengikuti perkembangan dinamisnya, dari memverifikasi hingga ke investigasi pelaksanaan kegiatannya.

Terlebih, di point konektifitas antara pemborong proyeknya, dengan staff kantor UPT tersebut tadi, bukan kah itu koneksi Nepotisme ? Jika benar demikian adanya, maka dugaan kolusinya pun, mungkin ada di dalamnya. (Asep Didi)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Inspiratif, Kepala BLK Kabupaten Sumedang Finalis PNS Berprestasi
Next post Antisipasi Bencana Banjir, Bupati Jeneponto Iimbau Camat hingga Kades/Lurah Siapkan Rencana Darurat