BOGOR, RB.Online – Warga RW 01 Kp Gang Palm hingga RW 02 Kp Neglasari di Desa Neglasari Kec. Dramaga, Kab. Bogor mengeluhkan kesulitan air akibat sumur yang kering.
Kejadian tersebut telah berlangsung beberapa pekan lalu, karena sudah lama tidak turun hujan juga diduga akibat keringnya saluran irigasi sekitar pemukiman warga.
Selain itu, kekeringan akibat terputusnya aliran air dari arah hulu ke arah hilir, akibat TPT saluran irigasi di hulu ambrol dimusim penghujan sebelumnya.
Salah seorang warga yang tak disebutkan namanya mengaku, selama ini sebagian dari sumur memang mengandalkan resapan air dari aliran irigasi tersebut.
“Namun, keringnya air dibagian hilir saluran irigasi tersebut (Daerah Irigasi/DI Cikiruh 2, red) jelas berimbas pada keringnya sumur warga disepanjang salurannya,” ucap warga.
Sumber menjelaskan, meski dibagian hulu bendungnya masih relatif bagus debit dan volume airnya, tapi air tetap kering karena terjadinya kerusakan, di beberapa titik saluran TPT dibatas dua wilayah diantara Desa Neglasari dengan Sukawening.
“Hal itulah yang diduga sebagai penyebabnya (terputusnya aliran air, red), dari arah hulu ke hilir Bendung saluran irigasi,” jelas warga.
Awalnya, kondisi kekeringan Sumur tersebut hanya diungkapkan dari mulut warga ke warga lain para pemilik sumur. Seperti yang diceritakan warga RT 02/02, Haji Ujen dan beberapa KK lainnya.
Mendengar informasi tersebut, kemudian wartawan RB.Online menindaklanjuti aspirasi warga ke pihak terkait diantaranya UPT Pengairan Wilayah IV Leuwiliang, Dinas PUPR Kab Bogor dan Pemerintah Desa Neglasari.
Menanggapi keluhan warga, pihak UPT Pengairan Wilayah IV Leuwiliang segera mendelegasikan personilnya langsung ke lapangan untuk lakukan survey lokasi di Cikiruh 2 bersama Danton Linmas Desa Neglasari dan Ketua RT 02/01 Kp. Gang Palm, Selasa (13/07/2021).
Pasca survey lokasi tersebut, pihak UPT Pengairan langsung tindaklanjut dengan melaporkan hasil kegiatannya, kepada pimpinan UPTnya.
Di hari yang sama, dalam upaya estafet mewakili aspirasi warga, RB.Online langsung menyampaikan hal tersebut pada pihak Dinas PUPR Kabupaten via WhatsApp.
Seolah gayung bersambut laporan tersebut pun direspon dengan baik, oleh Kabid Pengairan Dinas PUPR Kabupaten Bogor, Agus Naenggolan. Ia secara tegas menyatakan, tinggal menunggu tindak lanjut penanganannya, dari UPT Pengairan Wilayah 4 Leuwiliang.
Terpisah, ditanyai di lokasi saluran irigasi tersebut, Edi selaku Pengamat dari UPT Pengairan-Wil 4 Leuwiliang, (untuk wilayah Kec. Dramaga), dengan tegas membeberkan beberapa item produk konstruksi, yang dinilainya perlu untuk segera ditangani.
“Yang digaris bawahi, sedikitnya ada lima item produk di sebutkannya antara lain Perbaikan saluran irigasi yang terputus, sepanjang kurang lebih 50 meter. Lalu 2. Perlunya dibangun boardum (plooring lantai saluran) buat menutup kebocoran kebocoran dibeberapa titik lantai saluran sekitar 350 meter dan normalisasi Bendung utama saluran, dari HM (Hecto Meter 0 ke 15 meter),” terang Edi.
Selain itu paparnya, perlu dipasangi Beronjong, untuk pemecah arus saat DAS Cikiruh utama banjir, yang letaknya persis ada di bawah saluran irigasi yang terputus, yang diestimasikannya sepanjang sekitar 30 meter dengan ketinggian 2,5 meter tersebut.
“Yang terakhirnya pembuatan TPT saluran sepanjang sekitar 100 meter, dengan tinggi TPT 80 cm,” papar Edi.
Saat dihubungi via pesan WhatsApp Kades Neglasari, Yayan Mulyana, juga membenarkan kondisi tersebut kerap terjadi dan dialami oleh warganya.
“Iya betul, warga kami memang seringkali mengalami kekeringan sumur. Saat hujan tidak turun seminggu saja, pasti sumur warga banyak yang kekeringan, apalagi dalam kurun waktu lama tidak hujan,” ungkap Kades.
Menurutnya, hal itu karena makin kurangnya kolam kolam dan pesawahan penampung air yang dimiliki warga, juga ada dampak dari terputusnya TPT saluran irigasi di hulu bendung Cikiruh 2 itu.
“Kami sangat berharap, kepedulian pihak terkait dalam hal ini Pemda Bogor untuk segera menangani masalah ini. Bantulah kami agar bisa segera mengatasi kekeringan ini,” tandasnya. (Asep Didi)