Pemulihan Ekonomi Bantaeng Tercepat, Kalahkan Kabupaten Kota se-Sulsel dan Nasional

BANTAENG, RB.Online – Pemulihan ekonomi Bantaeng yang tercepat di Sulsel mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, salah satunya Pakar pemerintahan Universitas Hasanuddin, DR A Lukman Irwan M.Si.

Dia mengatakan, perekonomian yang cepat di Bantaeng ini, tentunya tidak terlepas dari peran kepala daerah yang mampu menggerakkan secara maksimal organisasi perangkat daerah (OPD) nya.

“Jika pemulihan ekonomi Bantaeng yang bergerak 800 persen dalam kurun waktu satu tahun itu, berkat dukungan seluruh OPD dalam mengimplimentasikan program strategis yang tepat sasaran, ini patut menjadi contoh bagi daerah lain,” ungkap A Lukman.

Menurutnya, dukungan dan peran OPD dalam mengimlementasikan program strategis pemerintah adalah Indikator yang mendorong pertumbuhan ekonomi dengan cepat Selain itu, fungsi kontrol yang dijalankan kepala daerah dalam pelaksanaan dan evaluasi juga yang sangat baik.

Ditambahkan, dalam ilmu pemerintahan, Bupati Bantaeng, DR Ilham Azikin telah membuktikan strong leadership (kepemimpinan yang kuat), sehingga pelaksanaan program maupun roda pemerintahan bisa berjalan dengan baik.

“Bahkan Bupati Bantaeng sudah memetakan persoalan dan kondisi daerah yang terpuruk akibat Pandemi Covid-19,” sebut Sekretaris Departemen Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unhas ini.

Dalam kepemimpinannya selaku Bupati Bantaeng, dia telah melakukan berbagai upaya guna mengatasi masalah dalam waktu yang sangat cepat, sebab Ilham paham betul apa dan bagaimana kondisi dan permasalahan di Daerah ini.

“Sehingga laju pertumbuhan ekonomi yang ambruk akibat Pandemi Covid-19 bisa pulih dalam waktu setahun,”jelas A Lukman.

Bukan hanya itu, Bupati Bantaeng juga telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan antisipasi yang cepat dan tepat untuk bisa keluar dari masalah. Hal penting lainnya yang dilakukan untuk menggerakkan partisipasi masyarakat dalam upaya pemulihan ekonomi masyarakat daerah ini.

Yakni, pemberian bantuan modal usaha terhadap sejumlah UKM melalui program bantuan modal usaha berbasis Dusun RW, ini adalah suatu hal yang luar biasa.

“Program bantuan modal usaha berbasis dusun RW ini tetap eksis dan berkembang,sehingga menjadi bagian dari upaya percepatatan pemulihan ekonomi masyarakat di daerah ini,” ungkap A Lukman.

Lantaran itu, warga Bantaeng patut bersyukur dipimpin seorang sosok Bupati seperti Pa Ilham Azikin. Pasalnya, dari seluruh Program-program itu mampu mendorong terciptanya partisipasi dan kerja sama masyarakat dengan pemerintah daerah, sehingga percepatan pemulihan Ekonomi dengan cepat dapat dilakukan.

A Lukman berharap, agar Daerah lain menjadikan Bantaeng ini sebagai contoh baik dari sisi kepemimpinan Bupati maupun dalam pemulihan ekonomi, sebab Bantaeng mampu bergerak cepat melakukan pemulihan ekonomi mengalahkan kabupaten kota se Provinsi Sulsel bahkan Nasional.

“Diketahui Laju pertumbuhan ekonomi Bantaeng mencapai angka 8,86 persen,sedangkan Provinsi sulsel hanya berada pada angka 4,6 persen dan Nasional 3,96 persen,” jelas dia.

Dimama sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bantaeng melansir angka laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bantaeng yang meningkat tajam di 2021.

“Data itu menyebut, Bantaeng berada di urutan pertama dengan angka 8,86 persen,” tutur  Lukman.

Kepala BPS Bantaeng, Abdul Salam mengatakan, laju pertumbuhan ekonomi Bantaeng ini mengalahkan Provinsi Sulsel yang mencapai 4,65 persen.angka terebut,meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya hanya mencapai 0,52 persen.

“Jadi angka ini meningkat tajam,Jika di bandingkan tahun sebelumnya,” jelas Abdul Salam.

BPS mencoba merinci pertumbuhan ekonomi Bantaeng menurut lapangan usaha.Berdasarkan data itu, sebanyak 69,39 persen PDRB Kabupaten Bantaeng berasal dari lapangan usaha pertanian, Konstruksi, perdagangan dan industri pengolahan.

“Dari sejumlah sektor tersebut, Penyumbang PDRB tertinggi masihi di dominasi dari sektor pertanian dan kehutanan serta perikanan yang mencapai 27,08 persen,” jelas dia.

Penyumbang PDRB kedua adalah konstruksi sebesar 18,30 persen, dan perdagangan besar dan eceran sebesar 14,25 persen. Ada pula industri pengolahan sebesar 9,76 persen. (Ali)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *